3. Kenangan Perlahan Terlupakan

380 77 7
                                    

Harunia berbaring malas-malasan di ranjangnya. Begitu rencananya untuk menjauh dari Raka hari ini tidak sepenuhnya berhasil, Harunia mempertanyakan masa depan yang akan terjadi.

Mengapa sulit sekali baginya hanya untuk menghindari Raka?! Rasanya tali merah bernama takdir telah menjerat Harunia Dewi dengan sangat erat bersama seorang Rakaya Widistira.

Jikalau begitu, maka Harunia akan mencari gunting untuk melepaskannya dari tali merah bernama takdir ini! Harunia akan mencintai lelaki lain dan menikah dengannya!

Tapi siapa? Siapa lelaki yang harus dia cintai?!

Harunia menelungkupkan wajahnya. Terbayang dalam ingatannya yang pendek itu sosok Daffa Cettana Ibrahim.

Dari info yang Harunia dapatkan dari Salsa, ratu stalker dan juga sahabat masa kecilnya. Daffa Cettana Ibrahim adalah seorang lelaki tampan yang ditaksir banyak perempuan karena sifat ramah, perhatian, serta kelembutannya. Dia merupakan lelaki idaman yang berbanding terbalik dengan sifat Raka. Sangat cocok untuk dijadikan pasangan.

Sayangnya, Harunia terlalu malu untuk bertemu Cetta lagi setelah apa yang terjadi. Dia mimisan dan pingsan dengan tidak tahu malu hanya karena bola basket! Ini aib seumur hidup bagi Harunia. Jika itu tidak terjadi, Harunia pasti akan menargetkan Cetta untuk menjadi gunting antara dirinya dan juga Raka!

Harunia menendang angin hingga seprai berantakan. "Aku tidak mau pernikahan tanpa cinta!" teriaknya sambil menutupi wajahnya dengan bantal agar sang Ibunda tidak mendengar.

"Harunia Dewi!" Suara Ibu menggelegar di lantai bawah. "Cepat turun ke bawah!"

Harunia turun dari ranjangnya dengan setengah hati. Tumben sekali sang Ibu berteriak padanya. Dalam kehidupan sebelumnya, hanya saat Raka datang berkunjung untuk meminta restu Ibunya baru berteriak begitu nyaring.

"Ada apa? Kenapa Ibu teriak-teriak?" keluhnya. Harunia mendesis, tidak mungkin 'kan Raka datang ke rumah untuk melamarnya? Harunia menggelengkan kepalanya, mereka baru bertemu lagi untuk kedua kehidupan. Mereka juga masih bersekolah, tidak mungkin Raka melakukannya. Namun, jika benar?

"Seorang lelaki mencarimu." Sang Ibu menatap Harunia sambil berkacak pinggang. "Siapa dia? Bukan pacarmu, 'kan?"

Harunia tertawa kecil mendengarnya. "Jika aku membawa pacarku ke rumah, Ibu akan membunuhnya! Aku tidak mungkin melakukannya!"

"Anak ini!" Sang Ibu menjentik kening Harunia. "Tentu saja Ibu melarangmu berpacaran, nilaimu sudah cukup merah bahkan tanpa pacar."

Harunia cemberut mendengarnya. Padahal nilainya tidak selalu merah. Hanya 6 dari 10 pelajaran.

Harunia menuju pintu, lelaki yang dibicarakan sang Ibu berdiri dengan membelakanginya. Dia dapat melihat bahunya yang bidang. Jelas ini bukan Raka, bahu Raka tidak seatletis itu. Harunia menghela napas, dia bahkan bisa mengenal Raka dari hanya melihat tubuhnya. Kehidupan pertamanya benar-benar hanya tentang Raka. Harunia telah membuang waktu berharganya!

"Sia-"

Sebelum Harunia dapat menyelesaikan kata-katanya, lelaki itu berbalik badan. Harunia mengucek matanya, mengapa ada filter di matanya. Cetta yang berdiri di depannya tampak sangat menawan meski lampu depan rumah berkedip mati hidup. Oke, dia harus meminta Ibunya untuk mengganti lampu rumah. Ini tidak baik untuk jantungnya jika Raka yang berdiri di depannya saat ini.

"Hai." sapa Cetta sedikit canggung. "Aku menanyakan alamat rumahmu ke anak kelas."

Harunia mengangguk, dia berdeham. "Ada apa kamu kemari?"

"Aku ingin melihat kondisimu. Karena aku, kamu sampai pingsan di lapangan."

"Tidak apa. Lagi pula, kamu juga yang membawaku ke UKS." kata Harunia. Dia benar-benar merasa seperti itu. Salahnya juga karena melamun dan memiliki niat yang tidak baik saat menonton pertandingan.

Relationshit! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang