Asistensi ke-3...

7 0 0
                                    

Senin, pukul 19:00 sama hal nya. Seperti biasa, kami ber-14 sudah berada di lokasi asistensi. Yappss yang tentunya bersama luka di kakiku, yang mengharuskan untuk menghubungi Adam agar menjemputku, sebab luka pada kakiku tidak bisa membuatku mengendarai motor bahkan berjalan dengan sempurna.
"Okey, sekarang maju 3 orang secara bergantian ya, sebab saya akan memeriksa secara teliti mengenai profil memanjang beserta perhitungannya". Ucap kak Agam memerintah.
"Baik kak!" Jawab kami serentak.
"Aku nanti majunya sama Adam aja deh, soalnya tadi kita berangkatnya bareng, biar selesainya juga bareng". Ujarku
" Oh yaudah Aku,Wanda sama sinta duluan ya! Nanti yang lain tinggal nyusul aja gantian!". Ujar Revi memberitahu.
"Iya,iya Siap bu". Jawab Ray sembari mengangkat tangan ke dahi mengisyaratkan bahwa sedang hormat.
Tibalah giliranku, Adam dan Yaya. Sembari berjalan dengan perlahan dan mmenyeret satu kakiku untuk menuju ke ruang tengah.
"Sshh aduhh aww". Rintihku berbisik agar tak terdengar.
"Kenapa kakinya?" Tanya kak Agam sontak membuatku gemetar.
"Ng..nggak apa-apa ka, habis jatuh kemarin". Jawabku terbata
"Ohh". Jawab kak Agam yang singkat padat dan jelas:)
"Mana gambar kalian?". Tanya ka Agam tegas
Seketika kami bertiga memperlihatkan hasil gambar yang kami buat.
"Ada penggaris? Pensil?". Tanya kak Agam keapada kami ber-3
Sontak Adam dan Yaya langsung berdiri lalu mengambil alat tulis yang diminta asdos kami.
Apalah daya dengan kakiku yang seperti ini,berdiri saja musti memerlukan waktu beberapa detik:)
Tinggalah hanya aku dan kak Adam di ruang tengah.
Deg..deg..deg Oh my god, apalagi ini. Seketika dadaku terasa sesak. Sama seperti terakhir kali asistensi sebelumnya.
Untuk mengimbangi perasaan tersebut, lantas aku pura-pura membuka lembar per lembar gambar profil yang ku gambar.
"Nyari apa syah?" Tanya ka Agam sambil tersenyum
"Ha?, eng..enggak ka, lagi belajar". Jawabku sembari masih mengimbangi perasaan yang dagdigdug sedari tadi.
"Ini ka!". Ujar Adam dan Yaya sembari memberikan penggaris dan Pensil yang diminta kak Agam sebelumnya.
"Oke, nanti jaraknya perbaiki ya, trus ini sepertinya masih keliru. Tolong diperbaiki kembali yaa!!" Perintah kak agam kepada kami, sembari mengisi koreksian pada lembar asistensi.
"Baik kak, terimakasih!". Jawab kami serentak.
"Yasudah gantian dengan yang lain!" Ujar kak Agam.

Yapss benar saja, Adam dan Yaya langsung bergegas pergi tanpa menghiraukanku yang membutuhkan pertolongan untuk berdiri:'
"Sshh aw! Rintihanku kecil sembari berusahaa berdiri".
"Lainkali hati-hati!"
Jlepp... seketika jiwaku ingin berlompat-lompat kegirangan plus terbang menerobos atap yang ada diatasku.

Beberapa menit kemudian setelah ingin beranjak pulang, tiba-tiba hujan deras mengguyur kotaku. Waktu menunjukkan pulul 21:00. Sebagian dari kami masih asistensi, dan sebagian dari kami masih menunggu hujan redah.
"Kalian bawa minum gak?" Tanyaku kehausan
"Yah enggak, tadi udah keburu habis diminum Adit tuh". Jawab Ray
"Yahh". Ujarku kecewa
"Minta aja sama kak Agam, yakali disini gaada air". Ujar Rio memberi solusi.
"Iya juga ya haha".
Masih dengan jalan yang terbata-bata menuju ke arah Kak Agam untuk meminta air minum.
"Permisi kak, boleh minta air minumnya ngga? Haus hehe". Ucapku meminta.
"Ohh, itu di sebelah sana!" Tunjuknya ke arah dapur.
"Ohiya makasih ka" aku pun bergegas ke dapur untuk mengambil minum.
Setelah minum, sebelum kembali ke ruang tamu, aku menemui ka Agam untuk mengucapkan terimakasih atas minumannya.
"Sekali lagi makasih ka!" Ucapku
"Iya sama-sama. Ohiya, jangan pulang dulu syah, masih hujan".
Lagi dan lagi, entah kenapa hal-hal kecil seperti itu lantas membuatku kegirangan.
"I..iya ka"balasku sembari bergegas ke ruang tamu.

"Eh hujannya udah mendingan nih, pulang sekarang yuk, takutnya deras lagi bentar". Ajak Sinta sambil prepare untuk pulang.
"Eh iya, bener, yaudah yuk!". Ujar Aul mengiyakan ajakan Sinta.
"Kak, kita pulang duluan ya, takutnya deras lagi bentar". Kataku ke ka Agam.
"Oh yaudah, kamu pulangnya sama siapa?" Tanyanya.
"Ohh tadi kesini bareng Agam kak, soalnya belum bisa bawa motor beberapa hari ini, masih sakit kakinya". Kataku meyakinkan.
"Adam, rumahnya dimana?" Tanya Kak Agam pada Agam.
"Di jalan kartini kak!" Jawab adam
"Trus Aisyah rumahnya dimana?" Tanyanya lagi kepadaku.
"Di jalan kijang kak!" Jawabku heran.
"Lah kasian Adamnya harus bolak-balik nganterin Aisyah. Kalian ada yang searah gak sama Aisyah? Yang cewek kalo bisa" Tanyanya kepada teman-teman ku yang sedari tadi sudah siap untuk pulang.
"Ini ngapain sih ngatur-ngatur, Adam aja gak keberatan". Ujarku dalam hati.
"Gaada yang cewek kak, cuma Saya kak!" Ujar Bima sambil mengacungkan tangan.
"Oh yaudah, aisyah pulangnya bareng Bima".
Kalian yang lain hati-hati ya". Ucapnya

Asdos dan PraktikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang