"Nyonya Aira, maaf saya harus sampaikan hal ini kepada nyonya, kandungan nyonya Aira memang sehat tapi keadaan nyonya sendiri tidak dan ini akan sangat beresiko untuk keadaan nyonya maupun calon anak-anak nyonya" ucap Dokter yang ber name tag Jinyoung itu.
Memberitahu tentang kondisi Aira serta kandungannya.
"Berapa lama lagi dok?" Aira bertanya.
"Berapa lama lagi saya bisa bertahan?" Aira bertanya lagi.
"Nyonya---".
"Bilang sama saya dok! berapa lama lagi saya bisa bertahan?!".
Atau kasarnya berapa lama lagi umur Aira?
"Tiga bulan, paling lama tiga bulan itu pun jika nyonya mau mengeluarkan bayi dalam kandungan nyonya dan nyonya mau melakukan perawatan" jawab dokter Jinyoung dengan berat hati.
Dia sebenarnya tidak ingin memberitahu Aira hal ini namun dia juga tidak bisa terus memberikan harapan kepada Aira tentang kondisinya.
Jinyoung tidak mau membuat Aira menumpuk harapan, kenyataannya keadaan Aira memang separah itu.
"Oh, tiga bulan ya dok?" tanya Aira sambil tersenyum perih.
Dirinya di vonis oleh dokter bahwa umurnya hanya bertahan paling lama tiga bulan lagi.
Kanker serviks stadium empat.
Itulah penyakit yang Aira derita selama satu tahun belakangan ini.
Dokter menyarankan Aira untuk melakukan operasi pengangkatan rahim namun Aira menolak, karena Aira ingin hamil, Aira ingin menjadi istri yang sempurna untuk Sehun.
Jika Aira melakukan operasi itu sudah pasti Sehun akan memilih selingkuhannya daripada Aira karena Aira sudah menjadi perempuan cacat dan Aira tidak mau itu terjadi, Aira tidak mau membiarkan perempuan yang menjadi selingkuhan suaminya itu menang dan berhasil merebut Sehun sepenuhnya.
Aira memilih untuk tetap mempertahankan rahim nya, sampai akhirnya Tuhan mempercayakan dua janin di rahimnya.
Walaupun hal itu sangat berisiko untuk kondisi Aira sendiri, tapi Aira tidak keberatan sekalipun dirinya harus mati karena mempertahankan dua calon bayinya.
Setidaknya jika nanti Aira mati dia sudah menjadi istri yang sempurna untuk Sehun dan menjadi wanita seutuhnya.
"Dokter kenapa?" tanya Aira diiringi kekehan kecil di akhir tanyanya.
Jinyoung menunduk, dia tidak berani melihat ke arah pasiennya itu.
"Saya tidak apa-apa, nyonya" jawab Jinyoung pelan.
Sekarang Aira pasti di liputi ketakutan yang sangat besar, sama sepertinya. Jinyoung takut kehilangan wanita yang sangat ia cintai, sekarang wanita itu tengah terbaring koma di hospital bed.
"Dokter, boleh saya minta sesuatu sama dokter?" pinta Aira.
Jinyoung mengangguk, pertanda Aira boleh meminta sesuatu padanya.
Aira tersenyum pada Jinyoung, "Terimakasih dokter" kata Aira tulus.
"Jadi... Apa permintaan nyonya Aira?" Jinyoung bertanya.
Aira terlihat menghela napasnya, sepertinya permintaan pasiennya ini sedikit berat.
"Dokter, saya minta sama dokter kalau misalnya nanti ketika melahirkan terjadi sesuatu kepada saya, saya mohon dengan sangat kepada dokter supaya dokter merawat anak saya, ini permintaan terakhir saya sebelum saya meninggal".
Karena Aira tidak bisa mempercayai Sehun, Aira yakin jika dirinya mati suaminya itu justru akan senang karena bisa menikahi selingkuhannya.
Dan Aira tidak mau jika Aira mati anak-anaknya dirawat oleh perempuan simpanan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andante (Short Story)
Short Story(END) Yang namanya penyesalan itu datangnya di akhir kalau di awal itu namanya pedaftaran