Aira menatap jengah Sehun yang saat ini tengah sarapan di meja, kira-kira sudah hampir dua minggu suaminya itu tidak tidur di rumah hanya pulang ketika sarapan setelah itu pergi lagi.
Entah apa yang dilakukan Sehun di luaran sana sehingga suaminya itu sangat sibuk sekali sampai-sampai tidak bisa menyempatkan waktunya untuk bersama Aira.
"Setelah ini langsung pergi lagi ya, mas?" tanya Aira sarkas.
Sontak Sehun langsung menghentikan sarapannya, mendongak menatap sang istri yang saat ini menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.
Dada Sehun langsung bergemuruh kencang, "Kenapa Ra?" Sehun balik bertanya, berusaha mencoba untuk tenang walau tiba-tiba perasaannya mendadak tidak enak.
Padahal Aira tidak bertanya macam-macam tapi Sehun langsung panik.
"Enggak, aku cuma nanya doang, setelah ini kamu langsung pergi lagi?" Aira mengulang pertanyaannya.
"Harusnya iya tapi kalau misal kamu gak kasih ijin gak pa-pa, mas gak bakal pergi---".
Aira langsung tertawa kecil membuat Sehun tidak melanjutkan kata-katanya.
"Santai aja kali mas, aku cuma nanya aja. Kalau kamu mau pergi ya udah pergi aja, udah biasa juga kan aku ditinggal".
"Ra---".
"Udah, lanjutin aja mas sarapannya, nanti telat" sela Aira cepat.
Iya nanti mas Sehun telat ke apartemen cewek itu.
Nanti cewek itu marah, drama sakit lagi.
Drama kalau suaminya lebih sayang kepada Aira daripada perempuan itu.
Dan drama-drama lainnya.
Ah, mengingat dua minggu ke belakang membuat kembali hati Aira sesak.
Malam itu adalah rasa sakit terparah, bahkan Aira sampai harus dirawat di rumahsakit selama lima hari.
Aira dirawat tanpa sepengetahuan Sehun ataupun keluarganya, di rumahsakit Aira menahan rasa sakitnya sendirian.
Walaupun ketika siang hari ada Raline yang bermain di ruangannya, bocah itu menemani Aira dikala papanya bekerja.
Bocah itu selalu bisa membuat Aira tertawa dengan tingkahnya yang sangat menggemaskan.
Seperti bertanya.
Tante dedek nya kapan dikeluarin?
Tante dedek nya pasti lucu banget ya nanti?
Tante dedek nya ada dua?
Tante nanti dedek nya semua buat yayin?
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lucu yang keluar dari bibir mungil nya.
Raline bisa membuat Aira sejenak lupa akan rasa sakitnya.
Tapi saat malam hari Aira sendirian lagi dan sialnya saat Aira sendirianlah rasa sakit itu datang.
Saat malam tiba Aira menangis dalam diam dan berakhir besok paginya diceramahi oleh dokter Jinyoung karena matanya bengkak.
Katanya...
Kamu bandel, Ra. Saya udah bilang keadaan kamu itu gak memungkinkan untuk kamu berhubungan suami istri.
Sakit kan? Sukurin, kamu bandel kalau saya kasih tau.
Saya bukan menyuruh kamu untuk durhaka karena melarang kamu untuk melayani suami kamu tapi tolong perhatikan keadaan kamu juga!
Membuat Aira bosan dengan ceramahan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andante (Short Story)
Short Story(END) Yang namanya penyesalan itu datangnya di akhir kalau di awal itu namanya pedaftaran