Seharusnya peran keluarga mendukung bukan menjatuhkan. Ya, seharusnya seperti itu. Namun, tidak untuk sebagian orang yang tak mengerti makna arti dari kata keluarga.
...
Ayara menekan-nekan tombol remot televisi dengan kesal. "Apa aku akan melakukan hal ini terus-menerus selama seharian penuh? Ah, aku sungguh bosan."
Ayara menjatuhkan kepalanya di belakang sofa. Dia menatap langit-langit rumah. Hari libur yang sangat tidak menyenangkan.
Ayara ingin bertemu Zigot. Kapan Zigot akan lahir ke dunia ini? Ah, Ayara sangat tidak sabar melihat wajah menawan keponakannya.
Ayara terkekeh geli kala mengingat perkataan Afara mengenai anaknya.
Zigot harus mirip ayahnya 100%.
Awalnya Ayara kira itu hanya bualan Afara semata. Bagaimana bisa Afara menginginkan anak yang dia kandung selama 9 bulan untuk mirip dengan Zivian 100%? Apa Afara tidak ingin memiliki kemiripan dengan anaknya, walau hanya 1%?
Namun, Ayara menyadari satu hal. Ada sesuatu yang Afara sembunyikan. Setelah Ayara telusuri lebih dalam dia menemukan satu fakta jika Afara mengatakan demikian karena takut kehilangan Zivian suatu saat nanti. Afara takut kehilangan Zivian melihat kebiasannya yang terus merokok. Konyol, Ayara tak habis pikir dengan pemikiran adiknya.
Ayara menghela napas kembali ke masa sekarang. Dirinya benar-benar bosan, rumah telah bersih. Tak ada lagi pekerjaan yang harus Ayara lakukan, semuanya telah selesai.
Ayara menatap sekeliling dengan hampa. Dia mengetuk-ngetuk dahinya, memikirkan sebuah rencana.
Senyum lebar terbit di bibir ranum Ayara. Dia menemukan sebuah ide yang cemerlang. Dia akan kerumah keluarga Rama.
Di sana dia tidak akan merasa kesepian. Ada Ibu mertua yang bisa menjadi temannya mengobrol.
Rencana telah siap, Ayara hanya perlu izin dari Rama. Ayara mendial nomor Rama tanpa ragu.
Drrrttt
"Assalamualaikum, kenapa?"
Ayara tersenyum. "Waalaikumsalam mas, Ay izin pergi ya. Boleh 'kan?"
"Kemana? Jangan kerumah adik kamu, dia pasti sedang bersama suaminya."
Ayara menggeleng walau dia tau Rama tidak akan melihatnya. "Aku mau kerumah ibu mertua."
"Ibu mertua?"
Ayara mengangguk. "Iya, mau kerumah ibuk."
"Ya sudah mas izinkan tapi, jangan pulang terlalu malam."
"Siap Mas! Makasih, kalau gitu Ayara tutup telponnya ya. Mau siap-siap. Assalamualaikum Mas."
"Waalaikumsalam."
Ayara mematikan sambungan telpon dan segera bersiap bertandang kerumah mertua.
Diperjalanan kerumah mertua, Ayara menyempatkan untuk membeli buah-buahan sebagai buah tangan.
Tak membutuhkan waktu lama, mobil Ayara telah sampai di pekarangan rumah Rama yang cukup jauh dari perkotaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission to Get a Baby [END]
Losowe• Fourth Literary Works • *** Spin-Off 'Cahaya Bulan April' ¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤ Ramadhan Kusuma Maulana, seorang pria berusia 30 tahun yang memiliki ketakutan akan pernikahan, malam pertama, dan memiliki anak. Tidak ada yang tahu penyebab past...