Tentang November

4 1 0
                                    


Selamat jalan, cinta pertama dan terakhirku. Kamu terbaik yang pernah aku miliki. Sebab waktu kuhabiskan denganmu tidaklah sebentar. Kita mengenal sejak duduk di bangku SMP. Lambat laun tumbuh filantropi dalam jiwa sampai kita 'menua' bersama. Tapi ku tahu keinginan dan takdir tidak berjalan beriringan. Aku tak bisa menyalahkan sebuah takdir berlabuh untukmu begitu. Aku hanya menyayangkan kenapa aku tidak memanfaatkan waktu berhargaku denganmu.

Peristiwa waktu itu yang merenggut nyawa, rasa, cinta darimu selalu membekas di kotak ingatan, kotak kenangan, bahkan kotak-kotak lainnya. Kematianmu yang menghujam ulu batinku nyaris aku depresi tak kunjung hilang bahkan lenyap.
Bertahun-tahun, berpuluh tahun kuhabiskan waktu dengan menunggumu. Aku tahu kau tak akan datang menemuiku dengan Rick yang nyata. Tapi aku percaya bahwa kau akan datang dalam ruang rinduku.

Setiap hari waktu kuhabiskan untuk menunggumu.
Setiap hari waktu ku tak lekang akan bayangmum.
Setiap hari waktu adalah menunggu.
Entah dalam menunggu menemui hasil atau tidak tapi yang kutahu menunggu adalah melekat pada jiwaku yang nyaris ranum.
Bagi orang menunggu melelahkan dan menghabiskan waktu.
Tapi bagiku lain, Rick. Menunggu adalah rentetan kisah yang syahdu. Dalam menunggu aku sanggup berbicara apapun padamu. Dalam menunggu aku sanggup mensyukuri nikmat Tuhanku. Dalam menunggu aku bermuhasabah dengan diriku.

Bukankah sejatinya semua makhluk hanya menunggu, Rick?
Menunggu dipanggil Sang Maha Kasih.

Rick dan Buku Harian ZinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang