Bab 1 : First Impression

105 7 0
                                    

Hallo, Nama aku Felicia Ivana. Usiaku 18 tahun, sekarang aku sedang melanjutkan studi lanjut Akuntansi dan sekarang aku sudah memasuki semester ke 2 (1 tahun 3 semester) di kota salatiga. Aku memiliki badan yang biasa, berkacamata, berkulit putih, berambut panjang hitam sebahu dan memiliki hidung mancung. Aku dikenal sebagai cewek pendiam karena selama aku kuliah hampir tak pernah berbicara sama sekali karena circle pertemananku kecil sekali.

Sekarang saya mengikuti acara ldkm di kampus untuk melatih jiwa kepemimpinan ku. Saat 5 hari sebelum pergi ke suatu villa, aku dipilihkan oleh panitia di kelompok 5 dalam grup dan kelompok kamar asrama yang dianggotakan oleh:

Kelompok 5 :

1. Ivonne Caroline

2. Richard Christian

3. Nanda Kawilarang

4. William Agustinus

5. Wijaya Hendra

6. Felicia Ivana.

Aku sangat tidak menyangka bahwa aku dimasukkan kedalam kelompok 5 yang notaben orang nya tidak aku kenal bahkan mereka semua adalah angkatan 2018, sedangkan aku angkatan 2019. Aduhhh bagaimana nihhh, mereka semua galak gak yaaa kalo aku bertemu dengan 5 kakak tingkat itu.

Setelah beberapa menit kemudian, ada salah satu kakak tingkat laki-laki yang menghampiri ku di papan pengumuman di baseman gedung FEB. Ia menutuk bahunya dengan pelan sekali. Wow aku melihat seorang lelaki yang berbadan tinggi, tampan, berkulit putih khas chinnese dan bermata sedikit bulat.

"Halooo, kamu feli bukan?." Tanya nya padaku dengan sangat ramah diiringi dengan senyuman yang tampan.

"I...Iyaa....Koko siapa?" Jawabku dengan malu-malu.

"Hehehe hai feli, aku Hendra Wijaya, Nice to meet youu." Ia memperkenalkan diri dengan ramah sambil mengajak untuk berjabat tangan.

"Hiii, aku Feli, Nice to meet you too." Balasku dengan ramah sambil berjabat tangan pada lelaki dan memberikan senyuman yang malu.

"Feli, ayuk ke kafe rindang yukkk, teman-teman koko sudah menunggu mu lohhh." Ajaknya dengan ramah sambil memberikan senyuman lebar padaku.

Aku yang berawal merasa gugup berubah menjadi santai, karena aku merasa ko Hen orang yang sangat ramah padaku. Akhirnya aku mengikuti ko Hen untuk pergi ke kafe rindang di dekat lapangan sepak bola di kampus.

"Feli angkatan tahun berapa?." Tanyanya padaku sambil berjalan kaki.

"Hummm aku angkatan 19, kalau koko?." Jawabku dan tanya balik dengan rasa gugup karena masih belum terbiasa bertemu dengan orang baru, apalagi orang baru itu adalah seorang laki-laki.

"Sekarang koko angkatan 18." Jawabnya.

Saat aku mengulik-ulik tentang dia, aku secara tak sengaja melihat kalung putih yang ia kenakan dibagian depan berbentuk roda yang sangat berbeda. Apa ia beragama Buddha kah?, jika aku bertanya, bisa saja aku dibilang rasis. Apa perlu ku tanyain?, dah lahh aku beranikan diri aja.

"Ko Hen, maaf ya kalo sensitif, agamamu apa?." Tanya ku dengan gugup dengan perasaan yang sangat tak mengenakan dan takut.

"Koko Buddha, santai aja kaliii." Jawabnya dengan santai sambil tertawa-tawa melihat kepolosanku. Ia memijati kedua bahunya agar aku merasa nyaman dengannya.

"Hahahaha santai aja, ntar kamu ketemu dengan teman-temanku yang asik lohhh, jangan gugup." Ucapnya dengan nada bercanda yang membuatku yang berawal sangat takut dan segan berubah menjadi lebih santai.


Setelah berada di kafe rindang, 3 temannya sudah berada disana untuk menunggu diriku.

"Oiii Minaaaa!!!" Sapa Hendra.

Divine Community ( The Curse Of Villa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang