Bab 4 : Devine Squad

24 2 0
                                    

06.30 PM.

Setelah aku makan malam bersama dengan teman kelompokku. Aku mau ke toilet untuk membuang air kecil. Saat aku ingin pergi ke toilet, tiba-tiba tangan kiriku ditarik oleh seseorang yang tak dikenal.

"Yahhh!." Spontan aku berteriak.

Saat ku lihat dari dalam, ternyata dia adalah mantanku yang bernama Daniel, dia kakak tingkat ku, ia memiliki badan yang atletis, kaya dan memiliki rambut khas korea. Daniel tak sendirian, namun ia ditemani oleh 2 teman cowok dan 3 teman cewek yang terkenal sebagai orang paling gaul, kaya dan populer di seluruh fakultas selain di Accounting itu sendiri.

"Daniel?."Ucapku.

"Gimana kabarmu Feli, apa kau merindukanku?." Tanyanya santai dengan muka yang tak punya dosa.

"Tidak!, kau sudah menyiakan aku, kau sudah mengatur hidupku. buat apa aku rindu dengan cowok busuk gini!." Ucapku dengan penuh kekesalan dan sakit hati.

"Udah dehhh gak usah sok jual mahal dehhh. lu itu hanyalah cewek polos di kampus ini, gak ada teman yang akan menemani mu selain aku." Ledeknya dengan penuh percaya diri sambil memegang kerah kemejaku.

"Lu itu hanyalah ATM berjalan, jadi semua teman-teman dekatmu selalu memanfaatkanmu, mau teman kelasmu, teman gereja ataupun teman kelompokmu. Jadi kau hanyalah sebagai wanita ATM aja." Kata Daniel dengan merendahkanku hingga ia memberikan senyuman miring kepadaku. Aku semakin geram mendengar perkataan dia hingga ia meraba wajahku sampai jarinya turun kearah payudaraku yang baru tumbuh.

"PLAK!"

Aku menamparnya dengan sangat keras karena perlakuan yang sangat buruk kepadaku. Lalu aku mendorongnya dengan keras hingga ia ditahan oleh temannya di belakang.

"You jerk Daniel, Don't Touch Me!!!!." Bentakku.

Mereka hanya tertawa, sementara Daniel meraba pipi merahnya akibat tamparan yang menyakitkan hingga di otaknya. Ia langsung mengangkatku seperti karung beras. Aku mencoba memberontak, tapi apa dayanya melawan lelaki atletis dengan seorang diriku hanyalan wanita biasa. Aku mau berteriak minta tolong, teman-teman mereka mengancamku sambil membawa keling listrik dan air keras yang membuatku harus bungkam dengan pasrah.

Aku dibawa ke Gedung Villa mawar yang sangat sepi karena semua peserta berada di ruang makan, Jadi hanyalah Aku, Daniel dan kawan-kawan, jika aku mau berteriak tak ada orang yang bisa mendengarkannnya. DI lorong Villa, Aku dilemparkan ke lantai sehingga membuat aku jatuh tersungkur 

"Ochhh!." Rintih ku ketika tubuhku mengenai lantai keramik dengan keras. Aku berusaha membangunkan diri ditengah sakitnya dibagian kedua kaki ku yang sudah menghitam, sementara Daniel dan teman-temannya menertawakan ku dan menghinaku.

"Aku tak boleh menangis, apapun terjadi aku tak kan menangis!." Ucapku dalam hati.

Ketiga temannya yang bernama Vika, Veve dan Fasha membangunkan ku dengan sangat kasar, lalu memegang kedua tanganku dan menjambak rambut panjangku. Sementara Daniel, Gagah dan Devon berdiri didepanku dan langsung meninju ku dibagian perut secara bergantian bagaikan seperti samsak tinju mereka.

Aku hanya merintih kesakitan hingga meneteskan air liur dengan jumlah yang lumayan banyak. Percuma aku berteriak meminta tolong karena lokasi ruang makan dan Villa agak jauh sekitar 120M dan teriakanku .Andaikan aku sebagai orang yang kuat, namun apa dayanya aku hanyalah seorang gadis yang lemah. Aku ingin berteriak meminta tolong kepada Ce Ivonne, tapi aku tak mau Ce Ivonne dalam bahaya. Tuhan, kenapa engkau memberikan cobaan yang sangat berat dihidupku?, apa perlu aku harus mengakhiri hidupku demi bertemu dengan mu di istana Tuhan?.

Divine Community ( The Curse Of Villa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang