9. Balada di Kamar Hotel

226 8 3
                                    

WARNING!!!!!! 1900 kata lebih... kalau bosan skip saja.. tapi ada adegan na ena nya........ eaaaaaaaaaaaaaaaaa wakakakakakakakak... tanpa diduga aku menikmati menulis FF yang tidak aku rencanakan dengan baik ini.... terima kasih yang sudah membaca....

Jeno terdiam di depan kasir, menatap canggung pada si kasir sementara si kasir menatap kesal pada Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno terdiam di depan kasir, menatap canggung pada si kasir sementara si kasir menatap kesal pada Jeno. Memang saat ini toko sedang sepi, tetapi Jeno sudah berdiri di depan kasir selama lebih dari 10 menit. 

"Kelamaan ah ahjussi..." Haechan menyenggol Jeno sampai laki - laki itu tergeser dari berdirinya dan tanpa babibu, dia meletakkan satu pack kondom diatas meja, "Berapa semuanya?" 

"500.000," kata kasir yang masih menatap kearah Jeno, kali ini dengan tatapan mencibir. 

"Mahal amat.." Haechan mengeluarkan kartu miliknya, tapi dia memasukkan kembali dan menatap pada Jeno, "Nanti ketahuan eomma dan abeoji, kau saja yang bayar."

Tanpa berbicara apapun Jeno mengeluarkan uang cash miliknya dan setelah pembayaran selesai dia segera mengandeng tangan Haechan (tentu saja kondom dibawa), menarik Haechan keluar dari toko. 

"Pelan - pelan dong om... sudah ngaceng ya..."

Jeno menghentikan langkah kakinya dengan mendadak dan menatap tajam kearah Haechan, "Jangan bicara sembarangan ya... sudah masuk kedalam mobil sana."

"Aku tidak mau hotel murah ya..." ucap Haechan sembari melangkah masuk kedalam mobil. 

Jeno bergegas masuk kedalam mobil, "Jangan di hotel.. di apartemenku saja."

"Kenapa?" tanya Haechan yang membuka dasbor milik Jeno dan menemukan snack, tanpa ragu dia langsung memakannya. 

"Kau lupa kalau separuh lebih hotel bintang 4 - 5 di negara ini milik keluargamu," kata Jeno yang mulai menjalankan mobilnya, "Lagipula aku sudah mengirim pesan pada ayahmu kalau kau menginap di tempatku."

"Waaaaah pasti asyik sekali ya kalau ayah tahu kau yang menodaiku..."

"Aku tidak menodaimu.. justru kau yang meminta lho," Jeno menatap kearah Haechan yang memakan snack berkrim cokelat yang mulai belepotan di sekitar bibir Haechan. 

"Iya.. iy..." Haechan berhenti berkata - kata ketika mobil berhenti karena lampu merah dan Jeno mendekat padanya, menjilati cokelat yang belepotan di sekitar bibir Haechan. 

Jeno mengambil kesempatan dengan melumat lembut pada bibir Haechan. Terasa manis, mungkin karena pengaruh cokelat atau memang bibir Haechan selalu semanis ini. Niat Jeno yang tadinya hanya mau melumat lembut saja kini malah menekan bibir Haechan semakin dalam, melesakkan lidahnya masuk dan mulai membelit lidah Haechan yang kenyal dan hangat. 

Haechan melirik kearah lampu lalu lintas yang sudah hijau, dia menepuk - nepuk bahu Jeno agar segera mengakhiri ciuman mereka ini. Tetapi Jeno sama sekali tidak melepaskan ciumannya. 

JaeYong's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang