Jaehyun dan Taeyong duduk bersampingan di balkon rumah mereka, menatap kearah lapangan tenis melihat dua anak mereka yang sedang bermain dengan Jeno dan Johnny.
"Aku paham sekarang perasaan ayah dan ibumu sayang," kata Jaehyun.
"Eh kenapa?" tanya Taeyong.
"Melepaskan anak untuk orang lain itu ternyata tidak mudah," kata Jaehyun, "Padahal aku tahu Jeno sangat bertanggung jawab, pekerja keras tapi tetap saja aku ragu melepas Haechan untuknya."
"Sama, aku juga sudah tahu semua prestasi dan sikap baik Johnny, tapi aku juga ragu melepas Jisung pada Johnny," kata Taeyong.
"Tapi meskipun bukan Jeno dan Johnny yang memiliki anak - anak kita, pada akhirnya kita harus melepaskan anak - anak kita untuk membangun keluarganya sendiri," kata Jaehyun.
Taeyong tersenyum lebar, ia bangkit berdiri dan duduk diatas pangkuan Jaehyun. Menatap kedalam mata suaminya sembari tersenyum lebar, "Tenang saja, kita masih bisa bertemu dan melihat mereka. Kita masih tetap ayah dan ibu mereka."
Jaehyun balas tersenyum lebar, ia memeluk erat pada tubuh Taeyong, "Apa kita sudah menjadi orangtua yang baik untuk Haechan dan Jisung?"
"Hmmm... Bagaimana ya..." masih memeluk erat suaminya dia menatap kedalam mata suaminya, "Sepertinya sudah dan kita akan terus menjadi orang tua yang baik untuk mereka."
Jaehyun mencium lembut pada bibir Taeyong, "Aku memang tidak salah memilihmu."
"Sama, aku juga tidak salah memilihmu," balas Taeyong.
"Ngomong - ngomong, karena dua anak kita sudah ada yang punya bagaimana kalau kita bikin lagi?" tanya Jaehyun yang sebelum mendapat jawaban sudah mengendong Taeyong masuk kedalam kamar.
"Ya.... Yeobo..." Taeyong menjerit seakan menolak tetapi tentu saja dia tidak menolak.
@@@@@
Malam telah beranjak menuju pertengahan malam, namun sayangnya Taeyong justru terbangun. Dia seharusnya tidur pulas setelah suaminya 'menghajarnya' dengan sangat penuh semangat. Taeyong melangkahkan kaki, berniat untuk mengambil minuman tetapi langkah kakinya terhenti ketika melihat kamar Haechan dan Jisung. Ia mengalihkan tujuannya, kakinya masuk kedalam kamar Jisung pelan - pelan.
Taeyong yang tidak mau menganggu tidur anak bungsunya, duduk pelan di samping ranjang, memandangi wajah polos dan damai anaknya yang tengah tertidur.
Taeyong masih tidak menyangka jika waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin dia menjambak Jaehyun ketika hendak mengeluarkan Jisung dari perutnya, sekarang Jisung sudah tumbuh besar dan mungkin sebentar lagi akan semakin tumbuh besar hingga tiba saatnya untuk meninggalkan rumah ini, memiliki keluarga sendiri.
Taeyong tidak ingin memberatkan pikirannya dengan hal - hal yang seharusnya tidak menjadikan sedih, apalagi memang sebuah kewajaran jika anak - anaknya akan tumbuh dan pergi dari rumah.
Taeyong bangkit dari duduknya, ia membenarkan letak selimut dan mencium lembut pada kening Jisung.
Langkah kaki Taeyong melangkah, kali ini ia masuk kedalam kamar Haechan dan kepalanya geleng - geleng sendiri melihat selimut yang sudah ada dibawah sementara posisi Haechan malah membelakangi kepala ranjang. Dengan tingkah usil Haechan ini, dia jadi khawatir dengan Jeno nanti.
Taeyong mengambil selimut dan menyelimutkan pada Haechan, tapi belum sampai 5 detik, Haechan menendang selimut hingga tercampakkan lagi di atas lantai.
Taeyong menggelengkan kepalanya lagi, sepertinya memang tidak usah dia selimuti toh tidak terlalu dingin juga. Taeyong mendekat pada Haechan, mengelus lembut pada kening anak pertamanya itu. Taeyong tersenyum tipis mengingat betapa rusuhnya Haechan ketika pertama ketika masuk TK, dia harus meminta maaf pada salah satu wali murid yang anaknya di dorong Haechan sampai masuk kedalam kolam ikan. Mengingat Haechan yang begitu hiperaktif, dia merasa melihat orang lain ketika beberapa saat lalu Haechan hanya tertunduk lesu dan menangis karena takut tidak bisa bersama dengan Jeno.
memang tidak seharusnya orangtua mencoba memisahkan anak mereka dari orang yang dicintainya dan Taeyong memang tidak berniat melakukannya. Ia hanya butuh waktu untuk benar - benar memastikan Jeno dan Johnny adalah laki - laki yang bertanggung jawab dan bisa membahagiakan anak - anaknya.
Taeyong berhenti bermonolog dengan dirinya sendiri, ia mencium lembut pada kening Haechan dan melangkah keluar. Langkah Taeyong sedikit terhenti ketika melihat Jaehyun ada di depan pintu kamar Haechan dan tersenyum kearahnya.
Tanpa berkata apapun, Jaehyun melingkarkan tangannya pada pinggang istrinya dan memberikan ciuman lembut pada kening istrinya.
Tanpa kata - kata, pasangan suami istri Jaehyun dan Taeyong melangkah kembali menuju kamar mereka. Dan tanpa kata - kata, pasangan suami istri itu saling menguatkan, saling memastikan jika mereka telah mendidik dan mengasuh anak mereka dengan sebaik - baiknya.
Dan tugas terakhir mereka sebagai ayah dan ibu adalah memastikan anak - anak mereka bersama dengan seseorang yang bertanggung jawab dan bersiap membahagiakan mereka.
Jaehyun dan Taeyong mungkin sama seperti orangtua mereka dulu, ragu pada Jeno dan Johnny. Tetapi ketika melihat Haechan dan Jisung benar - benar yakin pada pasangan mereka sama seperti dulu Taeyong yang menyakinkan orangtuanya bahwa Jaehyun adalah yang terbaik untuknya maka Jaehyun dan Taeyong harus mulai membiasakan diri untuk menerima kehadiran Jeno dan Johnny di keluarga mereka.
Tidak ada hidup yang berjalan tanpa masalah. Apalagi di keluarga Jaehyun dan Taeyong yang seperti terlalu banyak masalah, tetapi akan menjadi semakin masalah jika mereka menghindari masalah.
Balada - balada yang pernah ada dan mungkin akan terjadi di keluarga Jaehyun dan taeyong mungkin akan terus ada. Mengingat sifat Haechan yang terlalu hiperaktif. Mengingatg sifat Jisung yang terlalu blak - blakan. Mengingat sifat Taeyong yang terlalu was - was. Mengingat sifat Jaehyun yang kurang peka.
Dengan semua keyakinan, rasa saling percaya yang ada di antara keluarga kecil Jaehyun dan Taeyong, semuanya akan berlalu dengan baik.
Bahkan balada yang paling berat pun akan terlewati.
TAMAT
Terima kasih yang sudah membaca sampai akhir. FF ini memang awalnya dimaksudkan untuk FF senang - senang, dan aku sudah merasa cukup senang sampai di part 20 ini. Kalau dipaksa lanjut takutnya malah jadi jelek. Jadi yang masih kurang puas atau merasa endingnya jelek, silahkan boleh dilanjut di khayalan masing - masing.
Sekali lagi terima kasih karena sudah membaca, vote dan komentar. Sebagai orang yang dari SMP sudah menulis cerita thriller, misteri aku tidak biasa menulis cerita keluarga bahagia seperti ini (aku dari keluarga broken home, tahu kan kenapa aku kesulitan menulis cerita keluarga bahagia.), karena itu sering ada ketakutan ceritaku yang tentang keluarga jelek. makanya ketika cerita ini bisa selesai sesuai dengan yang aku inginkan, aku sudah sangat puas.
Sekali lagi, terima kasih.....
KAMU SEDANG MEMBACA
JaeYong's Family
FanfictionCerita ringan tentang pasangan suami istri Jaehyun dan Taeyong, menghadapi dilema dan problematika kehidupan, ditambah rumitnya memiliki dua anak remaja yang tengah tumbuh kembang di dunia yang semakin gila.