six; kamu kenapa sih marah-marah?

68 15 0
                                    

"Aku di depan."

Kening Koeun mengernyit. "Produktif amat, kayanya belom ada 2 minggu sejak lagu terakhir."

"Bukan mau ngajak kamu dengerin demo."

"Terus ngapain?"

Mark membuang napasnya panjang. Kenapa Koeun tidak langsung menurutinya seperti biasa sih? Kok jadi bertele-tele?

"Ini kamu di mana sih? Kok rada rame?"

"Di kafe."

Mata Mark yang tadi terpejam sambil bertelepon dengan Koeun sontak terbuka. "Kamu kencan buta lagi?! Kok nggak bilang aku? Udah dibilang kan, Bunda tuh nitipin kamu ke aku jadi harusnya kamu bilang. Aku nggak pernah lho laporan ke Bunda walau kamu nggak pernah cerita apa-apa soal kencan butamu. Jangan sampe aku buka kartu ya!"

Koeun sampai menjauhkan sedikit ponselnya karena ceramah panjang Mark. Mungkin seharusnya lelaki itu dulu melanjutkan saja karier sebagai trainee agensi, siapa tahu bisa benar-benar debut jadi idol-rapper.

"Koeun?!"

Helaan napas Koeun terdengar di telinga Mark, "Aku nggak kencan buta, oke? Cuma makan malam bareng tim sama penulis, soalnya naskahnya udah siap naik cetak. Kamu kenapa sih marah-marah?"

"Nggak tuh," balas Mark cepat. Napasnya masih pendek-pendek setelah mendadak bertransformasi jadi rapper. "Ya udah aku jemput."

"Nggak usah, bisa naik bus. Nanti rame-rame juga, nggak usah khawatir. Kamu mending pulang, Mama sendirian di apart lho."

"Aku jemput."

Koeun mengernyit, namun akhirnya mengiyakan saja karena sepertinya Mark sedang dalam emosi tidak stabil. "Nanti aku kontak lagi ya? Bentar lagi juga selesai sih ini."

"Oke."

Panggilan terputus, menyisakan Mark yang perlahan-lahan merasa heran mengapa ia harus memaksa Koeun untuk pulang bersama. Bahkan karena pemaksaannya, Mark sampai lupa tidak menanyakan kesediaan Koeun untuk datang menemaninya dan sang ibu ke pernikahan Lucas akhir pekan besok.

Sementara Koeun mengernyit heran dengan sikap Mark, lalu mengedikkan bahu. Memang jarang, namun Mark juga pernah di fase tidak stabil seperti itu kalau banyak pikiran.

Pertanyaannya, Mark memang sedang memikirkan apa?

Entahlah. Koeun pun memilih berbalik untuk kembali ke dalam kafe, ketika netranya bertemu pandang dengan sesosok laki-laki yang dikenalnya. "Kak Jaehyun?"

Jaehyun mengulas senyum, "Halo, Koeun."

to be continued

BESIDE || Markoeun FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang