sepuluh; always, since the beginning

153 20 3
                                    

Koeun tidak tahu kebetulan bisa semengerikan ini. Termasuk kebetulan bertemu dengan Jaehyun di pesta pernikahan Lucas.

Usut punya usut, ternyata istri Lucas adalah mantan teman kerja Jaehyun, bahkan mereka pernah satu tim. Karena itulah Jaehyun ikut diundang dan Koeun mendadak sedikit menyesal berkenan diajak ke pernikahan ini oleh Mark.

Koeun pantang menjadi pusat perhatian, apalagi ketika ia hanya hadir sebagai tamu. Karena itulah Koeun mengalah dan menanggapi Jaehyun dengan baik, bahkan sempat mengenalkan lelaki itu ke ibu Mark. Namun Koeun bergegas mengisyaratkan supaya Jaehyun membawanya pergi dari kerumunan ibu-ibu tersebut karena sungkan.

Sepanjang langkahnya, Koeun bisa merasakan tatapan tidak enak dari ibu Mark. Tapi Koeun bisa apa? Koeun pun sebenarnya tidak terlalu ingin mengobrol dengan Jaehyun, tapi, lagi-lagi, Koeun tidak bisa sembarangan menolak lelaki itu mentah-mentah, bukan?

Dan semua kejadian itu terekam di mata Mark. Walau pemuda itu jelas tidak tahu hal apa yang berkecamuk di kepala Koeun.

Dan entah apa yang Mark pikirkan, ia bergegas menghampiri Koeun lalu meraih tangan gadis itu, menggandengnya erat. Koeun menoleh dengan terkejut, pun Jaehyun yang menatap mereka dengan dahi berkerut.

"Hai, kamu yang waktu itu di depan kafe sama Koeun kan?" sapa Mark sambil tersenyum tipis. Ia mengulurkan tangan kanannya yang tak menggandeng Koeun, "Mark."

"Jaehyun, temen kencan buta Koeun."

Koeun tidak tahu apa motivasi Jaehyun menyebutkan agenda kencan buta mereka, tapi ya sudahlah.

Mark mengangguk-angguk, "Oh kencan buta? Hehe... I'm her date," balas Mark yang membuat Koeun hampir tersedak di tempatnya.

Date alias teman kencan itu setingkat di atas teman kencan buta kan? Tolong jawab iya saja, Mark sedang butuh pembenaran.

"Ayo Koeun, Lucas ngajak ketemu. Belom ngobrol banyak kan sama Lucas?" lanjut Mark, tak lupa menunjukkan senyum lebar ke Koeun. Mark menganggukkan kepala di hadapan Jaehyun, lalu mengajak Koeun berbalik, sementara tangannya mengeratkan gandengan terhadap gadis itu.

Jelas isyarat tersebut tak lepas dari mata Jaehyun. Sudah dua kali Jaehyun harus berhadapan dengan Mark yang menunjukkan aura gelap, membuat Jaehyun membuang napas, mungkin kini waktunya ia mencari teman kencan buta baru.

Sedangkan Mark menarik Koeun menjauh, terus menjauh, sampai keluar dari hall tempat pesta digelar. Koeun awalnya tidak berbicara sama sekali, sampai saat mereka sudah cukup jauh baru ia membuka mulut. "Hei, hei, hei. Ini kita mau ke mana?"

"Ke mana aja, panas di dalam."

"Mana ada," balas Koeun langsung, namun diam-diam mengulum senyum. Bisakah ia berharap rasa panas yang Mark maksud bukan panas dalam arti sebenarnya?

Sampai akhirnya Mark berhenti di salah satu sudut tersembunyi di gedung itu. Ia melepaskan genggaman tangan Koeun, namun memaksa gadis itu untuk menatap matanya.

"Kenapa?"

"Hah?" sahut Koeun. "Lah kamu yang ajak aku pergi, kok malah nanya kenapa ke aku?"

"Kenapa kamu seliweran terus di kepala aku?"

Koeun tahu Mark ini cukup social awkward. Tapi apa dia tidak berpikir pertanyaannya barusan membuat suasana di antara mereka makin canggung?

"Kamu habis pake pelet apa? Jadi kepalaku penuh isinya kamuuuuuu mulu."

Koeun tak ragu menyentil jidat Mark dengan kencang. "Anjing!" umpat Mark karena nyeri sentilan itu tak main-main.

"Language, Dude!" balas Koeun dengan melotot. "Enak aja pake pelet, pelet. Kalo pake pelet mending sekalian buat artis di sana daripada kamu. Sialan!"

BESIDE || Markoeun FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang