👑 👑 👑
"Si Tan dari Timur, kerajaan Mata Angin bagian Timur" Jin menjelaskan setiap bait buku yang dibacanya.
"Si Tan dari Timur...Karna kulitnya hitam dan berasal dari kerajaan Timur?" Tebak Jimin yang dibalas anggukan Jin.
"Tapi tidak hanya itu, julukannya yang lain adalah Bang Kai, karna sudah begitu banyak orang yang dia bunuh menjadi bangkai" Jimin hanya ber-oh ria.
"Hyung tau namanya?" Jin menggeleng
"Aku hanya tau julukannya BangKai, tidak ada yang tau nama aslinya. Sudahlah ayo pergi" Jin berjalan terlebih dulu. Meninggalkan Jimin yang kini tengah menatap sisa sisa pertempuran dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
Menghela nafas. Kemudian menyusul Jin kembali ke Istana.
🌍🌏🌎
Mark - Jinyoung - Jackson tengah menyatukan fokus dan kekuatan mereka. Lantunan nada mengalir keluar dari mulut ketiganya, namun orang lain hanya bisa mendengarnya sebagai gumaman aneh.
Walau tidak dimengerti, rasanya bisa menggetarkan jiwa setiap orang yang mendengarnya.
"Dewch yn ôl !"
Tiba tiba dari tangan semua orang muncul seberkas cahaya. Karna kaget mereka hendak melepasan tautan mereka, namun segera ditahan Jackson.
"Tetap bertaut!" Seru Jackson tegas. Dan seberkas cahaya itu berubah menjadi lebih terang. Cahayanya mengalirkan rasa lembut dan hangat yang akrab. Mereka terbuai dengan mata terpejam.
Gumaman terus terdengar dari Tiga Serangkai yang tengah fokus berdiri mengelilingi peti mati.
"Mark hyung..." Jeno memejamkan matanya lebih dalam, tangannya mengeratkan tautan dengan kedua ayahnya.
Nama kakaknya terus terucap dalam hati. Begitupula dengan yang lain, yang terus menerus mengucapkan nama Mark dalam hari mereka.
Memori bersama Mark terus terputar dalam kepala mereka. Senyumnya, tawanya, tangisnya, tingkah lakunya, marahnya, merajuknya, manjanya, sifatnya, dirinya.
Mark Lee yang mereka rindukan kehadirannya.
'Sring!' Cahaya menyilaukan terpancar langit tepat diatas peti Mark berada. Cahayanya menyelimuti seluruh tubuh Mark.
"Apa yang terjadi?!" Orang orang tengah menyesuaikan mata mereka dengan cahaya sekitar.
Tidak ada yang terjadi pada diri mereka. Bahkan Lucas tengah sibuk meraba raba dirinya, lalu ditertawai oleh Jisung, Chanle bahkan Haechan dan Jaemin karna menurut mereka tingkah Lucas sekarang sangatlah bodoh sekaligus memalukan.
"Appa!" Jinyoung kecil menarik jubah Ayahnya, mencoba mendapat perhatiannya. Bahkan ia juga menarik jubah Daniel dan Jeno yang berdiri dekat dengannya.
"Dengar! Dengar!"
"Ada apa Jinyoung-ie" akhirnya Daniel mencurahkan perhatiannya pada Jinyoung yang tidak berhenti merengek.
"Dengar Appa dengar!"
"Apa yang kau dengar Jinyoung" kali ini Minhyun yang menyahut.
"Suara 'deg' 'deg' 'deg' " kedua Raja itu bingung. Namun sebagai ahli ilmu medis, Jackson dapat dengan mudah menebak apa yang di dengar pangeran kecil itu.
"Itu adalah suara detak jantung" Semua orang menatapnya meminta penjelasan, kecuali kedua rekannya tentu saja.
Jackason menghela nafas. Lelah dia dihadapi oleh orang oranh yang buta akan medis.
"Dengar Appa dengar!" Jinyoung kecil akhirnya bertindak sendiri dengan berlari kearah peti mati. Dirinya berdiri didepan peti mati, mencoba menggapai dengan tubuh kecilnya.
Namun dia masih terlalu pendek untuk menjangkau peti itu. Maka MarkT turun tangan mengangkat badannya dan diletakan didalam peti.
"Hei Jinyoung!" Minhyun menyusul berlarian dengan panik kearah Jinyoung di dalam peti.
Adalah pemandangan Jinyoung yang tengah menempelkan telinganya pada dada kiri Mark.
"Youngie, apa yang kau lakukan?" Tanya Jeno penasaran.
"Dengar hyung!" Jinyoung sedikit menjauh memberikan ruang untuk Jeno mendengar apa yang ia dengar.
Akhirnya Jeni menempelkan telinganya kedada kiri Mark yang dingin, dengan gemetar karna di bayang bayangi kejadian Mark yang ditusuk.
'Deg deg deg'
Mata sipit Jeno membola, melotot kaget. Tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Menjauh lalu kembali menempelkan telinganya. Kembali suara itu terdengar, jelas sekali.
"Appa..." panggil Jeno pelan.
"Ada apa Jeno?" Tanya Daniel. Melihat Jeno yang tidak menjawab. Daniel akhirnya mencari tau apa yang telah didengar Jeno.
"Hyung" raja Hwang Minhyun menatap raja Lee Daniel bingung.
Bukannya menjawab Daniel hanya menatapnya nanar, tatapannya menyiaratkan ketidak percayaan.
Minhyun mematap kedalam peti. Jinyoung anaknya masih ada disana. Tengah mengusap usap kaki Mark, mungkin bermaksud menghangatkan?
Minhyun mendekatkan telinganya seperti yang dilakukan Daniel Jeno juga Jinyoung.
Dia akhirnya mengangguk pelan dengan ekspresi tak terbaca.
TBC
Sorry gaes kuota abis kemarin mau up. Jdi bru kesampean sekarang
Enjoy❤
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Hundred Jopping [SuperM]
FantasyKekuasaan menjadi setiap keinginan semua orang. Kaum tua dan muda berlomba-lomba menempati kekuasaan tertinggi. Pengkhianatan adalah hal yang biasa terjadi. Para penguasa Mata Angin digulingkan Utara-Selatan-Tenggara-Barat-Barat daya-Barat laut-Timu...