Dengan adanya capter ini aku cuma mau bilang kalo aku ngk akan Berhenti. Mau seberapa lamapun aku pergi, aku ngak akan pernah berhenti. Untuk itu aku mau berterimakasih banget sama kalian yang setia baca cerita aku yang ngak ada apa apanya ini.
~Makasih banyak♡👑👑👑
Kedatangan Jimin dalam keadaan lemas menimbulkan tanda tanya disetiap kepala orang yang melihatnya. Secara biasanya Jimin dikenal akan pribadinya yang ceria dan ramah.Jimin dan Namjoon berpapasan di lorong. "Jim..." Jimin berbalik menghadap ayahnya tanpa semangat.
"Ya Ayah" Jimin menatap anaknya. "Ada apa?" Jimin mengidikkan bahunya. "Aku tidak ingin membicarakannya" lalu berlalu pergi begitu saja, meninggalkan sang Raja yang melongo heran.
Jimin masuk kedalam ruangan dimana biasanya saudaranya berkumpul. Jimin membuka pintu menghentikan semua pembicaraan, dengan langkah kaki lemas Jimin mengambil tempat di samping Suga, kakak ke-2 nya.
"Ada apa Jim?" Tanya Suga pada adik kesayangannya itu. Namun Jimin malah mengabaikannya.
Seokjin akhirnya masuk kedalam ruangan menyusul Jimin, mengambil tempat di samping Taehyung, merebahkan kepalanya pada kaki adiknya yang tengah selonjoran di atas karpet berbulu.
"Pijati hyung Tae" pinta Jin lemas. Taehyung yang bingung hanya menuruti perintah kakak tertuanya itu. Taehyung mulai memijat kepala hyungnya pelan, diikuti Jungkook yang memijati lengan Jin.
"Ada apa Jin?" Mentang mentang hanya berbeda setahun, dengan seenaknya Suga memanggil nama kakaknya tanpa embel 'hyung' dibelakangnya.
"Panggil aku hyung! Tukang tidur" Suga hanya memutar bolamatanya malas mendengar desisan Seokjin yang tengah memejamkan matanya itu.
"Sabar hyung, Jin hyung memang seperti itu" Suga menoleh pada adik pertamanya Hooseok yang menatapnya prihatin.
"Jangan melihatku seperti itu Hoseok..." Suara dingin Suga bukannya membuat takut, Hoseok malahan tersenyum simpul sembari melanjutkan kegiatannya. Menatap jam pasir.
Suga menatap tidak mengerti kegiatan tidak berguna yang dilakukan Hoseok.
"Suga, kau tau Si Tan dari Timur?"
"Astaga hyung! Jangan bahas mitos lagi!" Protes Jimin yang berada disebelah Suga, sedang yang ditanya termenung setelah sebelumnya tersentak.Suga bergumam "Si Tan dari Timur"
Suga terlihat berfikir, sedang yang lain hanya menatap dua tertua diantara mereka membisu. Asik dengan fikirannya sendiri."Ah! Pangeran Timur?!" Nadanya bersemangat namun terdengar tak yakin. Namun dapat membuat Jin bangun dari tidurnya, juga mengejutkan Taehyung yang sejak tadi dijadikan bantalan.
"Akhirnya!!" Wajah Jin menampakkan kepuasan, sedang wajah Jimin menampakkan ketidaksukaan.
"Kau tau dia Suga? Pangeran Timur? Si Tan dari Timur!" Tanya Jin bersemangat.
"Entahlah, sepertinya. Aku tak yakin" jawaban Suga tak memadamkan sedikitpun semangat membara Seokjin.
"Ayolah Suga...." bujuk Jin gemas.
"Sebentar Hyung, beri aku waktu" oke Jin memilih membiarkan Suga berfikir, ia akan bersabar.
"Untuk apa kau menanyakan pangeran Timur?" Tak memberikan jawaban, Suga malah memberi pertanyaan. Jin menatapnya main main. "Jangan katakan... "
"YA!" Jin mengguncang bahu Suga semangat "Aku melihatnya!" Suga menatap Jin horor, apakah kakaknya sebenarnya bisa melihat...? Tidak-tidak mungkin.
"Pangeran Timur?" Suga memastikan jawaban dengan tegang.
"Tidak. Sabetan pedangnya, korbannya" Jawab Jimin malas
"Benarkah??" Bola mata Suga berbinar sebelum lenyap. "Bagaimana kau tau? Kau bahkan bukan ahli pedang!" Suga menyangkal. Dan Jimin menyadarinya, mungkin hanya ia yang menyadari bahwa kakak keduanya itu mengidolakan sosok Pangeran Timur, yang tak lain adalah musuh ayahnya sendiri. Kerajaannya.
Keluarganya sudah benar benar gila. Kakak pertamanya yang terobsesi menemukan Si Tan dan kakak keduanya yang jelas mengidolakan pangeran Timur, musuh mereka!
Bahkan saudaranya yang lainpun tak berusaha menyangkal atau menghentikan perbuatan gila keduanya! Gila. Tapi bahkan, Jimin sendiripun lebih gila dari mereka semua. Ia tak waras.
"Aku tau! Itu pasti benar benar dia!" Jin menguatkan perkatannya.
"Tapi hyung..." Suga kembali duduk setelah tadi berdiri dengan semangat disebelah Jimin yang berwajah masam. Jin juga kembali duduk disebelah Taehyung dan Jungkook.
"Bukankah..., Pangeran Timur telah tiada?" Suaranya memelan di akhir.
"Nah! Jin hyung dengar kan!" Jimin berucap semangat, akhirnya perkataannya memiliki dasar.
"Darimana kau dengar berita palsu seperti itu!"
"Seluruh kerajaan tau hal itu! Hyung seharusnya tidak hanya mendekam di perpustakaan membaca buku. Perhatikan sekelilingmu!" Tiba tiba saja emosinya naik. Jimin tersenyum puas mendengar perkataan Suga.
"Sumbernya?" Jin masih mencoba membela diri.
"Siapalagi juka bukan orang paling dipercaya seluruh kerajaan"
"Raja Choi Namjoon Agung Yang Terhormat dan Mulia. Raja tanpa emosi, tak mudah di adu domba" adik adiknya menjawab serempak, bahkan Beomgyu adik bungsunya. Mereka sudah terlanjur hapal julukan yang selalu di elu elukan disetiap penjuru kerajaan. Mereka mengatakannya seolah olah tengah mengolok nama Ayahnya itu.
"Raja mengatakan bahwa pangeran Timur tiada saat penyerbuan, bahkan salah satu jendral membawa baju zirah berceceran darah yang dikenakan pangeran timur saat itu sebagai bukti kematiannya. Dikatakan mayatnya dibumi hangsukan" Suga bercerita panjang lebar, membuat Beomgyu yang baru saja bangun kembali tertidur, menggunakan paha Jin sebagai bantalan.
Jin mengangguk mengerti. Ia memikirkan banyak hal sembari mengusap pelan rambut halus Beomgyu.
Tatapannya lurus kedepan. Ini akan semakin rumit.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Hundred Jopping [SuperM]
FantasíaKekuasaan menjadi setiap keinginan semua orang. Kaum tua dan muda berlomba-lomba menempati kekuasaan tertinggi. Pengkhianatan adalah hal yang biasa terjadi. Para penguasa Mata Angin digulingkan Utara-Selatan-Tenggara-Barat-Barat daya-Barat laut-Timu...