👑 👑 👑
Seakan baru saja tersadar, Kai segera bangkit dengan panik.
Walau dengan setengah kesadaran Kai menyeret tubuhnya sendiri kearah Mark dan Jeno yang tak sadarkan diri, jangan lupakan bilah pedang yang masih tertancap pada bahu kanan Mark."Maafkan aku Mark" ucap Kai lirih sebelum menarik keluar pedang dari bahu Mark, membuat tubuh Mark memberikan reaksi menggelinjang disertai darah yang berlomba lomba keluar walau sedang tak sadar, atau mungkin setengah sadar?
Kai mengikat bahu Mark dengan jubah Jeno yang setengah robek. Setelahnya Kai memompa dada Mark, berharap dapat mengeluarkan air yang sangat mungkin menghalangi sistem pernafasan Mark.
"Mark! Sadar!" Kai masih terus memompa dada Mark diselingi nafas buatan yang ia berikan.
"Tidak...hiks...Mark!" Air mata Kai mengalir saat tidak bisa membuat dada Mark bergerak dengan sendirinya.
"Jeno!" Seakan baru saja mengingat keberadaan Jeno, Kai juga melakukan hal yang sama pada Jeno, memompa dadanya dan memberikan nafas buatan.
"Jeno! Sadar! Jeno!" Hingga Jeno kembali bernafas walau tidak segera sadar.
"Mark tidak!" Kai merengkuh tubuh Mark yang mendingin.
"Kai hyung...." suara oirih Mark menghentikan tangis Kai.
"Mark...kau sadar!" Terselip perasaan lega saat Mark membuka matanya.
"Bertahanlah, seseorang pasti akan datang menolong kita" Kai membungkus tubuh Mark dengan pakaian luarnya yang juga basah.
"Hyung..." panggil Mark lirih kepada Kai yang sibuk menghangatkan tubuhnya.
"Diam Mark, simpan tenagamu. Kau harus tetap sadar" Kai saat ini tengah menggosok gosok telapak tangan Mark, menyalurkan kehangatan.
"Jaga Jeno untukku"
"Tidak Mark! Kau yang akan menjaga Jeno sendiri!"
"Jaga Jinyoung untukku"
"Kau kakaknya! Kau yang akan menjaga mereka. Bertahanlah"
"Tapi hyung kakakku, mereka juga adik hyung. Hyung harus menjaga mereka" gerakkan tangan Kai terhenti.
"Bertahan Mark..." Kai mengabaikan perkataan Mark, mengeratkan rengkuannya.
"Disini...hangat" Mark menyentuh dada bidang Kai, lalu menempelkan pipinya disana. Matanya sayu, seperti menahan kantuk.
"Aku mengantuk"
"Tidak Mark, kau kedinginan. Jangan tertidur! Tetap sadar!" Kai sesekali menepuk pipi tirus Mark.
"Hyung...tetaplah semangat" Kai menatap Mark nanar, sembari terus berarap bantuan segera datang.
"Jadilah Kim Kai yang kuat dan pantang menyerah, Kim Kai yang akan menyelamatkan kerajaan Mata Angin dari kehancurah" Mark memandang Jauh pada Bulan yang telah menampakkan wujudnya. Lalu pada Jeno yang masih tak sadarkan diri.
Mengikuti arah pandang Mark, Kai melepaskan rengkuhannya dari Mark lalu berlalu pada Jeno yang tubuhnya tak kalah dingin, walau masih terisisa kehangatan didalamnya.
Kai membaringkan Jeno bersebelahan dengan Mark yang terus melihat adiknya itu.
Kai hanya bisa menyaksikan dari belakang, saat tangan Mark berusaha menggapai tangan Jeno dengan jari jarinya yang keriput.
"Jeno.." panggil Mark sembari menggenggam erat tangan Jeno. Mark mengambil nafas dalam sebelum berkata.
"Hyung berharap kau akan tumbuh menjadi lelaki hebat dan kuat, namun tetap berhati lembut seperti Ayah Daniel. Menjadi lelaki pintar dan cerdas, namun berwatak tegas seperti Ayah Minhyun"
"Hyung berharap kau tidak berubah saat besar nanti. Tetap menjadi Jeno, adik kecil hyung yang hyung sayangi" mata Mark memanas, dadanya berdenyut sakit. Namun ia menahannya, masih banyak hal yang ingin ia katakan pada Jeno, walau Jeno sedang tidak sadar.
"Banyaklah tersenyum. Senyummu itu manis Jeno"
"Jaga Ayah dan Jinyoung"
"Jaga rumah kita, kerajaan Timur Laut"
"Tolong sampaikan salam sayangku untuk mereka"
"J--jeno tolong jangan lupakan hyung...ingat selalu hyung ya Jeno"
Dada Mark terasa semakin sesak, nafasnya mulai putus-putus.Tubuhnya sudah banyak kehingan darah, ditambah pakainnya yang basah dan udara malam yang dingin. Membuat suhu tubuhnya turuh. Ia menggigil
"Aku--Mark Lee menyayangi kalian semua" Mata Mark tertutup saat nafas terakhirnya pergi bersama senyumnya yang terpatri.
•__End__•
TBC
Ngak nge-feel :v
![](https://img.wattpad.com/cover/252864771-288-k676108.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Hundred Jopping [SuperM]
FantasiKekuasaan menjadi setiap keinginan semua orang. Kaum tua dan muda berlomba-lomba menempati kekuasaan tertinggi. Pengkhianatan adalah hal yang biasa terjadi. Para penguasa Mata Angin digulingkan Utara-Selatan-Tenggara-Barat-Barat daya-Barat laut-Timu...