-Seine Lippen Sind Berauschend-
"Ssshh... nggghh.."
"eeuungghh.."
Sial.
Desahanku dan Taeyong menggema di ruang UKS
Kini pintu UKS terkunci dengan rapat.
Kami masih berpakaian lengkap. Taeyong membimbingku untuk duduk berhadapan dipangkuannya. Kejantanannya terasa berkedut dibawah kewanitaanku. Digoyangkannya pinggulku maju dan mundur diatas kejantanannya.
Matanya menutup rapat, menikmati gesekan yang bertempo sedang.
Euumhh...
Kini desahan Taeyong terasa semakin dominan.
Mendengar desahannya menbuatku tidak ragu untuk mengeluarkan desahan yang sejak tadi berusaha kutahan mati-matian.
Brengsek, ini sungguh nikmat.
Apa ini rasanya bercinta?
Pakaianku dan Taeyong bahkan masih lengkap. Tetapi rasanya sungguh memabukkan.
"Cobalah bergerak sendiri, aku akan melepaskan tanganku." Bisiknya. Suara rendahnya terdengar sangat berat dan dalam. Membuatku merasa bergidik sekaligus "gerah" disaat yang bersamaan.
Aku mulai kebingungan ketika Taeyong melepaskan tanggannya dari pinggulku dengan tiba-tiba. Gerakan kami menjadi terhenti .
Taeyong menatapku seolah berkata "teruskan"
Tetapi aku hanya menatapnya dengan tatapan kebingungan.
Sialan, bagaimana caranya?
"coba gerakkan pinggulmu perlahan. Maju, kemudian mundur dan ulangi lagi terus seperti itu." Ujarnya.
Diriku yang masih tidak mengerti bagaimana cara untuk mulai bergerakpun kebingungan. Padahal ketika tadi ia membimbingku semuanya terlihat begitu mudah.
"ckk!" dia berdecak sambil menyentil dahiku.
"aww!" pekikku sambil mengusap dahi.
"apa kau pernah menonton film porno?"
Aku menggeleng dan agak terkejut dengan pertanyaannya.
"kalau adegan ciuman dalam film?"
Aku kembali menggeleng kebingungan sambil membenarkan letak kacamataku yang sebenarnya tidak melorot.
Taeyongpun menganga dan matanya terbelalak tidak percaya. Namun tak lama kemudian dia tertawa kecil.
"baiklah. Sepertinya aku terlalu cepat."
"mm..maksudmu?" tanyaku bingung
"Darimana kita harus memulainya?" tanyanya sambil membenarkan rambutku yang sedikit berantakan kebelakang telinga.
Matanya kini menatap wajahku. Perlahan, wajahnya semakin mendekat.
Cup..
Dia mengecup dahiku, membuatku sedikit terkejut dan salah tingkah dalam waktu yang bersamaan. Kecupannya terasa begitu lembut pada dahiku.
"Tutup matamu." Bisiknya lembut.
Cup..
Cup..
Kali ini dia mengecup kedua mataku yang tertutup. Tubuhku menegang karena perlakuannya.
"Tetap tutup matamu. Jangan membukanya dan nikmati saja" bisiknya. Suaranya terdengar serak.