CHAPTER 32

4.9K 166 76
                                    

Jasmine memasuki taxi yang sudah ia pesan.

"Kita ke Bandara ya, Pak"
Suara Jasmine terdengar serak sehabis menangis. Bahkan air matanya belum mengering.

Begitu taxi tersebut melaju, Jasmine mengetik nomor Ibunya dan langsung menghubunginya.

"Halo Jasmine?" Jawab suara di seberang sana.

"Ibu..

ku rasa aku harus beristirahat sejenak. Aku ingin pergi jauh sebentar." Nadanya bergetar

"Kamu kenapa nak?" Ibu Jasmine terdengar khawatir

Jasmine tak menjawab, hanya suara tangis sesenggukan yang terdengar dari telepon.

Ibu Jasmine paham betapa tertekan putrinya setelah insiden itu. Beban yang Jasmine tanggung mungkin ia sendiri tak mampu menanggungnya. Hatinya terasa ngilu saat mendengar tangisan Jasmine
Namun demi anaknya ia harus jauh lebih tegar.

"Beristirahatlah Jasmine. Kau adalah milikmu sendiri, yang mengerti perasaanmu hanya dirimu sendiri."

Nafas Jasmine perlahan mulai teratur.

"Terimakasih, Bu."

"Ibu.."

"Iya?"

"Boleh aku meminta tolong sekali ini saja?"

"Kenapa harus bertanya. Apa yang harus ibu lakukan untuk meringankan rasa sakitmu?"

Jasmine meneguk liurnya yang tercekat.

"Bisakah ibu mengantarkan passport ku ke Bandara? Aku sedang dalam perjalanan.

Dan kumohon ..
Jangan beri tahu pada siapapun.
Termasuk Taeyong."
Jasmine meremas ujung bajunya yang mulai kusut.

"Tentu. Ibu akan segera kesana."

Jasmine mengangguk sembari mengusap air matanya.
"Sampai bertemu di bandara bu"

-
-

Taeyong mematikan panggilan telepon dari supirnya.
Setelah menerima telepon itu Taeyong bahkan tidak tahu lagi harus mengambil sikap seperti apa. Hatinya ikut merasakan kebimbangan.

Ia begitu marah saat tahu bahwa Jasmine berteman dengan Doyoung.
Lebih dari itu semua Taeyong lebih marah ketika Jasmine menyembunyikan fakta bahwa ia dan Doyoung pernah melakukan itu, bahkan hingga Jasmine keguguran.

Taeyong pikir ia bisa menerima itu semua. Baginya tidak masalah untuk menganggap semuanya seolah tidak terjadi apa-apa.

Tapi ia salah.

Ia masih marah, sulit baginya untuk menerima itu semua.

Taeyong menarik nafasnya berat.

"Bagaimana tuan? Harus kah saya hubungi orang untuk mencari Jasmine sekarang?" Tanya tuan Park.

"Tidak usah.

Biar kan saja.
Sepertinya aku dan dia sedang butuh waktu sendiri sendiri"

Taeyong rasa ini yang terbaik.

Mereka berdua sedang tidak baik-baik saja, jadi tidak ada salahnya untuk memberi jeda sementara untuk hati yang sama sama merasa tersakiti
-
-

Doyoung menatap langit-langit kamar dari tempat tidurnya.
Pikirannya terasa lebih ringan.
Begitu pula hatinya.

Setiap malam sebelum tidur ia selalu menatap langit langit itu. Entah tahun keberapa sudah ia lewati.
Pertama? Kedua? Atau ketiga?
Ia tidak akan menghitungnya.

Doyoung lebih suka menikmati tidur lelapnya yang jauh dari ekspektasi orang-orang terhadapnya.
Ia berharap pada tiap malam yang ia lewati bisa membayar sedikit demi sedikit rasa bersalahnya.

Dan tentu saja kata "maaf" jauh di dalam lubuk hatinya untuk orang yang jauh disana selalu ia ucapkan.
Ia berharap pada kesempatan, jika Tuhan mengijinkan.
Namun jika ini semua belum bisa membayar semua dosanya, ia ingin terus dihantui rasa bersalah.

Agar kelak ia bisa menemui orang itu sebagai pria yang lebih baik
-
-

Cahaya matahari pagi menyapu wajah Jasmine yang mulai terbangun dari tidurnya.

"Bisakah kamu tidak membangunkan bunda sekarang?
Bunda sangat mengantuk, Aileen" Jasmine merenggut kesal dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya.

"Bundaaa ayo bangunnn, katanya mau mengajakku ke taman hari ini.
Ayooo"
Gadis kecil yang berusia 5 tahun itu terus menggoyang goyangkan kaki ibunya.

"10 menit lagi. Okay?" Jasmine mencoba merayu

"No!! Aileen mau sekarang. Ini sudah pukul 8 Bundaa." Aileen masih merajuk

Astaga, lihatlah keras kepala siapa yang menurun pada anaknya

Jasmine membatin ditengah kantuk yang masih menyelimutinya.

Dengan berat hati Jasmine berusaha untuk duduk.
Sambil mengucek matanya ia menatap wajah putri kecilnya yang masih terlihat buram.

"Astaga Aileen." Jasmine tidak menduga anaknya sudah berdandan lengkap

"Kamu siap-siap sendirian?"

"Iyaaaa bunda. Aku kan sudah besar, masa berpakaian sendiri saja tidak bisa"

Jasmine menatap anaknya tak percaya

"Gaya bicaramu ini pasti karna kebanyakan menonton TV, ckckck..."

"Ayo cepattt mataharinya mulai terik Bundaa" Aileen merajuk semakin menjadi jadi. Bibir mungilnya maju beberapa mili.

Jasminepun mendesah berat. Namun akhirnya ia tetap bangun dan bersiap siap.

Begitu selesai berdandan Jasmine segera mengajak anaknya untuk berjalan kaki menuju taman yang letaknya tidak jauh dari apartement.

Begitu melihat taman sudah ada di depan matanya, Aileen berlari kegirangan.

"Bunda aku mau main di sebelah sana yah. Bunda liatin aku dari sini aja. Duduk di sini yah jangan kemana mana" Aileen mengoceh cepat dan tanpa menunggu jawaban dari Jasmine ia sudah berlari ke arah tempat permainan anak-anak.

Jasmine hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya yang sudah seperti orang dewasa.
Jasminepun duduk pada bangku yang ada dibelakangnya sambil melihat kearah Aileen yang sudah mulai bermain.
Merasa aman, Jasmine mengecek ponselnya sebentar.

Aileen berlari-lari kecil saat akan berebut ayunan dengan teman sebaya yang baru saja ia kenal di taman bermain.

Saat berlari tiba-tiba Aileen menubruk tubuh pria dewasa yang membuatnya terjatuh.

"Aw!"

Jasmine yang mendengar itu segera berlari menghampiri anaknya

"Aileen, are you okay baby?!!!"

Pria disebelahnya ikut berjongkok untuk melihat keadaan bocah yang baru saja menabraknya

"Im okay mom." Aileen berdiri sambil menepuk nepuk roknya yang sedikit kotor terkena tanah

"Um sorry sir, for playing and didn't see you around. Did u get hurt?" Aileen menatap pria yang ditabraknya.

"No, you shouldn't be sorry little girl. I'm alright. Are u really okay?" Pria itu membantu Aileen membersihkan pakaiannya dari sisa sisa tanah.

Jasmine menoleh kearah pria yang baru saja dirabrak oleh putrinya. Ia yakin tidak salah lihat.

"Haechan?" Ucapnya ragu-ragu.
-
-
-

THANKYOU VOTE KOMENNYA GUYS😭👍🏻❤️
Makasi udah setia baca sampe sejauh ini🥺🙏🏻
Sepertinya sudah mendekati ending.

Jujur aku suka sad ending wkwk

But many of u guys ask me for a happy ending🙈🙈🙈
Um gimana yah wkwkwk

Liat nanti deh😗😗😜😜😜😜

Boser Bub (Taeyong) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang