Taeyong mendapatkan sebuah telepon dengan nomor tak dikenal yang mengatakan bahwa Jasmine ada di kota Y.
Ia hanya mendapatkan informasi singkat itu sebelum telepon di tutup dengan cepat.
Siapa yang menelfonnya?
Apa ia bisa dipercaya??Begitu banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Namun semuanya tentu akan dia lakukan demi Jasmine.
Taeyongpun segera mengutus beberapa orang-orangnya untuk mencari info tentang Jasmine di kota Y.
Sekecil apapun informasi dari anonim itu sangatlah berharga bagi Taeyong meskipun ia sempat meragukan kebenarannya.
Taeyong berharap mimpi buruknya akan segera berakhir.
Kehadiran Jasmine dalam hidupnya membawa angin segar. Dan kehilangan Jasmine dalam beberapa menit saja sudah membuatnya sesak nafas.Sebulan lebih dirinya tak bisa menemukan Jasmine. Rasa bersalah yang teramat sangat menghinggapi hatinya.
Jauh di dalam sana ia memohon maaf kepada semua orang yang ia cintai dan sayangi.
Sebab karena dirinyalah mereka pergi satu persatu
dengan cara yang ia benci...
-
-"Hae...chan.."
Pemilik nama itu dengan cepat menoleh ke sumber suara, namun Jasmine telah kehilangan kesadarannya.
Tubuhnya ambruk ke lantai dengan darah yang mengalir disekitar kakinya."Jasmine!!"
Haechan berteriak panik. Ia menghampiri Jasmine dan berusaha menyadarkan Jasmine di pangkuannya.Doyoung terpaku sejenak, pikirannya seketika kosong melihat pemandangan di hadapannya.
Ia pun melihat tangannya sendiri. Tangan yang terakhir kali memukul Jasmine.Apakah sekeras itu?
Bukan.
Ini pasti bukan karena pukulanku.Doyoung terus membatin tak percaya.
Haechan memandangnya bengis. Beberapa pelayan yang terbangun karena mendengar suara perkelahian merekapun segera mendekat.
Diangkatnya tubuh Jasmine dan dibawanya menuju lantai 1.
"Suruh supir mengeluarkan mobil! CEPAT!!" Haechan berteriak panik.
Tangannya gemetar saat menggendong tubuh Jasmine yang terkulai.Sedangkan diatas sana Doyoung masih terpaku dengan memandang genangan darah dihadapannya.
Beberapa detik kemudian ia menyadari sesuatu dan segera berlari ke bawah menyusul Haechan.
"Haechan!! Kau akan membawanya ke rumah sakit??!! Kau mau menggali kuburanmu sendiri??!!" Doyoung berteriak di hadapan Haechan yang akan naik kedalam mobil.
"Kuburanku?!!! Kau yang bermasalah sejak awal!!" Balas Haechan
"Kau pikir kita ada bedanya?!" Doyoung tersenyum mengejek
Haechan seperti tersadar, dirinya terdiam beberapa saat.
Dan Doyoung memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil alih tubuh Jasmine dan menggendongnya kembali masuk kedalam rumah."Kita tidak boleh memvawanya kerumah sakit. Aku akan panggil dokter dan menyuruhnya membawa alat-alat darurat!"
Doyoung dengan segera menyuruh pelayan menghubungi dokter keluarga mereka.Diletakkannya Jasmine di kamar kosong yang ada di lantai 1, tepat disamping kamar Doyoung.
Haechan hanya bisa mengepalkan tangannya dan mengekor di belakang Doyoung.
Ia sadar bahwa ia tak bisa melakukan apapun.
Dirinya terlalu pengecut.Doyoung meletakkan tubuh Jasmine dengan hati-hati.
Ia masih tak menyangka semuanya akan se rumit ini, namun ia berusaha untuk terlihat tetap tenang."Bersihkan kakinya dari darah kotor itu! Cepat!" Doyoung memerintahkan pelayannya untuk membersihkan Jasmine
"Bersihkan dari luarnya saja, jangan melepas pakaiannya. Biar nanti setelah dokter melihat keadaannya barulah ganti pakaiannya." Lanjutnya
Para pelayan terlihat ragu-ragu. Pelayan wanita tahu apa yang terjadi dan melihat Jasmine dengan tatapan kasihan. Namun mereka harus tetap menuruti perkataan Doyoung.
-
-"Dia keguguran"
Ucap pria berusia diatas 50an itu pada Doyoung.Haechan yang mendengar pernyataan dokter itupun berlari mendekat untuk memastikan pendengarannya.
"Apa dok?!" Tanya Haechan memastikan
Sedangkan Doyoung kembali terpaku.
"Keguguran kata Dokter??" Doyoung memastikannya
"Iya. Usia janinnya sekitar 5 sampai 6 minggu" jawab dokter tersebut.
Haechan mematung.
Matanya menatap Jasmine yang belum sadarkan diri dengan wajah pucat pasi. Sebuah infus menggantung disamping tempat tidurnya."Maaf sebelumnya jika saya bertanya ini. Apa anda sempat melakukan hubungan intim secara paksa dengan nona?" Tanya dokter hati-hati kepada Doyoung
Doyoung mengangguk kaku.
"Pantas saja, saya melihat tanda-tanda paksaan dan lecet pada bibir kemaluannya. Apa anda tahu jika nona sedang hamil?" Tanya dokter itu kembali
Doyoungpun menggeleng kaku. Ia tak tahu apa apa tentang itu.
"Seharusnya hal itu tidak boleh terjadi. Dinding rahimnya menjadi kaku, secara psikis hal itu juga menyebabkan stress dan berpengaruh kepada kekuatan janin yang masih berusia sangat muda.
Tapi hal yang paling parah adalah benturan pada perut nona Jasmine. Hal itu benar-benar membuatnya kehilangan janin dalam kandungannya" papar dokter tersebut.Doyoung menatap Jasmine yang ada di tempat tidur. Dirinya tak tahu apapun, dan ia tak menyangka akibatnya akan menjadi seperti ini.
Semua kacau karna janin itu.
Pikirnya.
-
-
-GUYS DIKIT DULU MAAP:(
Yang penting update yak wkwk
Kaboooorrrr😝😝