Pletak!
"Sembarangan!" Feby meringis, kepalanya di pukul pakai sendok es krim oleh Alea.
"Lah terus ini apaan Al? Tas limited edition di kasih sama dia? Terus dia siapa dong, kalo bukan lo jadi sugar baby?" Tanya Feby, matanya memicing membuat Alea ingin menjejalkan semua makanan ke mulut lemes Feby.
Dia jadi malu gara-gara Feby, semua orang pada liatin mereka. Alea udah kaya pelakor yang rebut suami orang aja.
"Bisa diem gak Feb?! Gue malu ini! Dasar sahabat gak ada akhlak! Gue gak jadi sugar baby woi! Bisa-bisa di penggal gue sama Ayah!" Geram Alea, dia membekap mulut Feby dengan gemas, mulut teman nya ini benar-benar ya.
"Aduh maaf Mas Mbak, ini cuma salah paham aja kok. Ya kali saya jadi sugar baby." Alea mengatur membungkuk sungkan.
"Al lo—"
"Diem gue bilang diem Feb! Jangan malu-maluin!" Bisik Alea, duh dia malu jadinya di depan Arsen.
"Maaf Kak, dia emang suka gak pikir panjang kalo ngomong." Arsen mengangguk.
"Gapapa, saya cuma anterin tas kamu yang ketinggalan. Tadi saya liat kamu buru-buru terus saya ikutin ternyata kamu buru-buru cuma mau makan es krim aja?" Arsen terkekeh melihat wajah salah tingkah Alea.
"Maaf ya Kak sekali lagi maaf, ini sahabat aku yang suruh buru-buru ke sini hehe."
"Hmphh!! L-lepash!"
"Eh sorry Feb, kebablasan gue." Alea menyengir menampilkan deretan gigi putih nya itu.
"Lo tuh ya kalo mau bunuh gue jangan kaya gini dong, yang aesthetic dikit kek!" Decak Feby memutar bola mata nya malas.
"Heh, sembarangan!" Alea berdecak, sahabat nya ini terlalu banyak drama.
"Heheh maaf Kak Arsen, ini Feby sahabat aku." Alea memperkenalkan Arsen pada Feby yang mulai tenang.
"Hai Kak, maaf hehe gak tau kirain sugar daddy nya Alea." Feby tersenyum jail pada Alea yang memelototi nya.
Arsen hanya terkekeh maklum, "gapapa saya maklumi."
Feby berdecak kagum melihat sosok Arsen yang bersikap dewasa mewajari sikap kekanak-kanakan mereka berdua.
"Lo dapet dimana yang kaya gini Al? Gue mau dong satu." Bisik Feby, yang langsung di hadiahi pukulan manis dari Alea.
"Lo kira barang kali!" Decak Alea, sungguh otak sahabat nya ini sungguh membuat Alea ingin tenggelam saja di rawa-rawa.
"Heheh, dah ayo katanya mau makan es krim." Alea mengangguk lalu beralih menatap Arsen.
"Kak Arsen ayo makan es krim dulu nanti aku yang bayarin tanda terimakasih udah bawain tas buat Bunda hehe.." Feby berdecak gemas melihat tingkah Alea.
"Heh, lo juga makan es krim minta gue traktir ya!"
Alea memutar bola matanya malas, "duh Feb kan itu mah emang khusus buat lo traktir gue nah terus gue traktir Kak Arsen gitu aja." Sahut Alea dengan cengirannya.
"Lah terus gue, siapa yang traktir?" Feby menunjuk dirinya sendiri.
"Ya diri lo sendiri lah yang traktir." Sahut Alea, dia duduk dengan santai mengabaikan muka masam Feby, "udah Kak ayo duduk."
Arsen yang melihat hanya bisa geleng-geleng sambil terkekeh. "Biar saya aja yang traktir kalian berdua."
Mata Feby berbinar kesempatan emas untuk tidak menelaktir Alea yang penggila es krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAI ALEA ✔
Fanfiction"Saya bisa persembahkan seluruh dunia untuk kamu, Alea." ©Julye