10. Mas suami

763 117 8
                                    

Alea menatap dirinya yang mengenakan balutan baju pengantin di depan cermin.

Matanya hanya menatap datar, dia lelah menangis. Itu hanya percuma saja.

Di belakang ada Feby dan Bunda nya, Feby menghembuskan nafas panjang. Dia tidak tega melihat Alea yang sudah seperti mayat hidup, bener-bener sahabat nya itu sangat berbeda jauh dari Alea yang selama ini dia kenal.

"Udah, Al. Lo mau nikah bentar lagi."

"Mau gue ngomong apapun itu, kalian ngga bakal ngertiin gue." Balas Alea, dia masih berdiri di hadapan cermin, dapat dia lihat wajah Bunda yang khawatir dan Feby yang meringis pelan.

"Gue yakin lo bakan bahagia sama pernikahan ini."

Alea tak menggubris, dia menutup matanya pelan dan menghembuskan nafas panjang. Tinggal beberapa menit lagi dia akan segera menjadi istri seseorang.

Semalam suntuk Feby memang menemaninya dan Kak Yasmine juga. Tapi Alea sudah memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi dalam pernikahan tanpa cinta ini.

Mungkin Feby benar, dia harus melupakan Arsen sesegera mungkin dan memulai kehidupan barunya.

——

Alea duduk di tengah-tengah Bunda, Kak Yasmine dan Feby, mendengarkan ucapan ijab kabul yang terdengar dari luar kamar.  Tidak ada monitor yang menampilkan proses ijab kabul, Alea benar-benar tidak bisa melihat wajah seseorang yang dengan sekali hembusan nafas menyebutkan ijab kabul.

Bunda dan Feby mengucapkan Alhamdulillah serentak ketika para saksi menyebutkan SAH.

Bunda menangis terharu begitupula Feby, Kak Yasmine tersenyum meneduhkan pada Alea

Alea hanya diam, dia tidak tau harus bereaksi seperti apa.

Semuanya sudah selesai antara dirinya dan juga Kak Arsen.

Dia sudah menjadi milik orang lain, Arsen bener-bener hanya sebagai seseorang yang melintas di hidupnya. Sementara namun begitu berarti.

"Selamat Dek, semoga samawa ya." Kak Yasmine memeluk Alea, Alea hanya tersenyum tipis menanggapi.

"Aku nggak bisa ketemu suami ku sekarang, Bun?" Tanya Alea, dia benar-benar penasaran.

Bunda menggeleng pelan, "nanti, katanya kamu suruh duluan ke kamar."

"Ciee, Al udah gak sabar ya?" Feby mencolek dagu Alea, Alea mendengus sebal. Sahabat nya itu selalu saja.

"Eh siapa tuh yang dateng." Ucap Bunda, Alea menoleh ke arah pintu. Senyumannya mengembang ketika melihat siapa yang datang.

"KAK JANAAA!" Bukan Alea yang berteriak tapi Feby yang langsung menyerobot tubuh Renjana.

Wanita yang sudah memilik anak satu itu terkekeh geli melihat tingkah Feby.

"Eh woy! Sebenernya, Kak Jana sepupu siapa sih?" Sebal Alea, sungguh Feby selalu saja heboh apalagi ketika ada Kak Renjana.

"Gapapa lah ya, gue kan kangen banget sama kak jana." Bunda hanya menggeleng-geleng, sudah biasa.

"Yas! Jadi juga lo sama Ajin ya. Gak nyangka gue kita bakal sepupuan." Yasmine terkekeh pelan, lalu mengangguk.

"Lho Kak Jana kenal Kak Yasmine?" Tanya Alea dan Feby bebarengan.

"Iya dong, kita dulu satu kampus di LA."

"Yes! Makin rame dong kalo kumpul bareng." Seru Feby.

"Iya, nanti lo doang yang belum nikah. Orang yasmine minggu depan mau nikah sama idan." Ucap Renjana, Feby langsung muram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAI ALEA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang