Alea berjalan menyusuri lorong rumah sakit, memang sejak SMA Alea akan datang ke rumah sakit untuk belajar mengenai ilmu kedokteran bersama salah satu doker yang mana teman Kakak nya.
"Mbak dokter Agam ada?" Tanya Alea pada resepsionis.
"Oh Dek Al, dokter Agam udah nunggu di ruangan nya." Alea mengangguk, dia sudah kenal dan dekat dengan para pegawai rumah sakit.
"Assalamualaikum Kak Agam." Salam Alea, dia tersenyum menatap seseorang yang mengenakan jas dokter.
"Wa'alaikumsalam, akhirnya kamu dateng Al."
"Ayo duduk sini," Sambungnya, Alea mengangguk lalu duduk di hadapan dokter muda itu.
"Oke sekarang tugas kamu bantu rawat pasien anak kecil buat rajin kemo, dia kesepian.. orang tua nya selalu sibuk." Jelas Kak Agam. Alea jadi merasa kasian.
Alea tersenyum lembut, "iya Kak dengan senang hati."
———
Keluarga Prahadi lagi kumpul di hari minggu yang cerah ini kecuali si bontot yang lagi pergi ke rumah sakit.
Mereka bertiga menimakti camilan yang Bundahara buat dengan penuh cinta.
Ayah yang sedang bermain catur dengan Ajin, sedangkan Bunda menonton drakor dengan mengemili kukis.
"Yah jangan curang dong!"
"Siapa yang curang sih? Kamu aja mainnya payah. Kenapa sih kamu gak jalan sama pacar gitu di rumah aja ini hari minggu, kan kalo kamu gak di rumah Ayah mau pacaran sama Bunda."
"Astagfirullah Ayah! Inget anak Ayah itu udah pada gede! Pacaran mulu heran!" Teriak Ajin.
"Ya mangkanya udah gede cari pacar sana Ayah sama Bunda kan udah pengen nimang cucu." Sahut Ayah dengan nada santai membuat kepala Ajin mengepul, Ayahnya ini benar-benar! Di kira cari pacar semudah membalikan telapak tangan kali ya?
"Aduh- aduh anak sama Ayah sama aja! Ini Bunda lagi nonton lho! Bisa diem gak?" Ayah dan anak itu langsung kicep, mereka tidak berani mengusik ketenangan Ratu rumah ini.
Bunda menghembuskan nafasnya, dia tuh butuh ketenangan.
Tapi agak nya ketenangan tidak berpihak pada Bunda.
Ding dong
"Ding dong, Bun!" Teriak Ajin, dia gak teriak aja Bunda udah denger padahal.
Bunda cuma geleng-geleng aja liat kelakuan anak nya kalau ada Alea pasti makin-makin aja, padahal bunda waktu Ajin sama Alea kecil kasih makan-makanan yang bergizi tapi kok udah besar nya malah kaya anak utan aja.
Bunda keluar membuka kan pintu, dia penasaran siapa tamu yang tiba-tiba datang.
"Lho, Kania?"
———
"Kamu setuju kan Hara?"
"Aku setuju aja, kan emang awalnya kita udah jodohin mereka waktu kecil." Bunda terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAI ALEA ✔
Fanfic"Saya bisa persembahkan seluruh dunia untuk kamu, Alea." ©Julye