01. Perhitungan Weton

202 55 269
                                    

Maaf kalau ceritanya rada gaje, soalnya cerita pertamaku, hehe. Btw, ada beberapa kata yang bahasanya bahasa jawa, dimaklumi ya, soalnya biar mendalami. so, happy reading! :)

FYI: revisinya besok kalau udah mau terbit ya, wkwk. Makasih yang masih stay sama ceritaku:)

***🦋***

Tengah hari tepat pukul 12.00 siang, Damar dan Gendhis baru saja sampai di pedagang keliling es kelapa muda yang memangkal di pinggir jalan raya tepatnya di trotoar. Mereka awalnya bertujuan untuk jalan-jalan, namun karena melihat es kelapa muda, rencana itu mereka batalkan. Mereka menaiki motor Scoopy warna merah milik Gendhis, karena motor milik Damar sedang berada di bengkel. Cocok jika siang-siang seperti ini minum es kelapa muda. Gendhis langsung turun dan memesan, sedangkan Damar sedang sibuk memarkirkan motornya.

"Mas! Es kelapa muda nya dua!" pesan Gendhis pada pedagang es kelapa muda tersebut.

"Siap mbak!" jawab pedagang tersebut.

Setelah itu, Gendhis duduk di samping Damar yang tengah memainkan ponselnya.

"Udah pesen nya?" tanya Damar menoleh kearah Gendhis. Gendhis mengangguk sebagai jawaban iya.

"Uumm .... Mas, nanti sore ke rumah ya? Ibu sama Bapak diajak sekalian" ujar Gendhis yang menatap Damar yang tengah memainkan ponselnya kembali. Lalu Damar kembali menoleh kearah Gendhis.

"Ada apa? Disuruh Bapak ya?" tanya Damar yang menatap dalam Gendhis.

Gendhis menunduk. Lalu mengangguk. "iya, tap-"

"Udah nggak papa, yang tenang. Nanti biar Mas yang ngomong sama Bapak" ujar Damar mengelus sayang rambut Gendhis.

"Bener?" Gendhis langsung menegakkan kembali tubuhnya. Ia menatap Damar binar, "Makasih Mas" ujar Gendhis tersenyum simpul.

Tanpa Damar sadari Damar mengerutkan dahinya. "Buat?" Tanya Damar.

"Ya itu ... yang tadi" Gendhis menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia sampai tak bisa berkata kata lagi.

"Iya-iya tau, hahaha, nanti Mas pasti dateng" ujar Damar yang langsung merangkul sayang Gendhis.

"Mas, Mbak, ini es kelapa muda nya, silahkan dinikmati" ujar pedagang tersebut.

"Iya Mas makasih" ujar Gendhis lalu diikuti anggukan oleh Damar.

---🦋---

Hari sudah menjelang sore, Gendhis masih di dalam kamarnya. Ia kepikiran dengan kata-kata bapaknya. Ia tak mau kalau sampai Weton nya tidak sesuai, ia akan dijodohkan dengan orang lain. Gendhis tak mau itu terjadi. Ia sudah lama menjaga hubungannya ini, ia tak mau kandas begitu saja hanya karna masalah Weton. Sebelumya jika kalian belum tau apa itu weton aku kasih tau nih. Weton merupakan istilah yang nggak asing lagi di masyarakat Jawa dan Bali. Weton berasal dari bahasa jawa, yaitu wetu berarti keluar atau lahir. Dalam primbon Jawa, weton jodoh digunakan untuk menentukan keserasian antara pasangan berdasarkan panduan tanggal lahir. Dari tanggal lahir tersebut kemudian dipetakan berdasarkan hari dalam kalender Islam dari hari Minggu hingga Senin, lalu kalender Jawa atau pancawarna meliputi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi.

"Aarrgghh! sialan!" umpat Gendhis, "Kenapa jadi gini sih! jaman udah modern gini, masa pikiran masih kuno aja"

"Ada apa Ndis?" tanya seorang wanita paruh baya yang datang dari arah pintu kamar Gendhis. "Kok mukanya murung gitu, bukanya nanti Damar mau dateng ke sini ya?" tanya Tari, Ibunya Gendhis.

"Injih bu. Tapi kan ... aku ndak mau kalau sampe nanti hasil Weton ku sama Mas Damar nggak sesuai, nanti pasti ujung-ujungnya dijodohin sama Bapak" ujar Gendhis menunduk kesal.
Nb: injih=iya

WETON [vers 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang