Hai hai hai gaissss, masi stay aja niii, makasi loohh, hehe. Masi sama kok, minta bantuan Krisar nya yaaa, masi belajar soalnya :) yuk tetep cermatin di setiap paragraf, biar ngga salah paham, emng banyak teka-teki
Selamat membacaa 💋💋💋---🐽---
Pulang dengan perasaan marah, sedih, kecewa. Nara menangis sejak pulang dari makan jamuan yang diundang oleh Fidel. Tak lama dari kejadian itu, Nara berpapasan dengan Darren dilift saat hendak pulang ke kamarnya.
"Kenapa lo? Nangis lagi?" tanya Darren sambil menatap Nara yang masih menutupi wajahnya dengan sikunya.
"Enggak. Siapa bilang?" tanya Nara sambil cepat-cepat menghapus air matanya.
Mendengar jawaban itu, Darren tersenyum simpul. "Cuman keluar air matanya doang kok" sindirnya sambil tersenyum.
Mendengar sindiran itu, sontak Nara memukul lengan Darren. "Apaan si lo, masih inget aja jawaban itu" ujar Nara sambil tersenyum mengembang.
"Lo lawak apa gimana? Gue itu, sahabat lo dari lo brojol ampe sekarang, masa gue lupa. Yang bener aja si, Ra" ujar Darren menatap Nara sambil tertawa kecil.
"Lo kenapa sih? Nangis mulu, heran gue" tanya Darren yang semakin ingin tau penyebab Nara menangis.
"Nanti dikamar gue aja ceritanya" jawab Nara sambil berjalan keluar lift. Mendengar jawaban itu pun Darren hanya bisa mengikuti apa maunya Nara. Ia tau betul sifat Nara jika sedang begini situasinya, Nara tidak mau dipaksa-paksa.
"Kenapa si, Ra?" tanya Darren mengawali topik sesampainya dikamar Nara.
"Kemarin gue kan ketemu tante-tante yang bawaan barangnya tu banyak, yaa gue inisiatif nolongin dong. Habis itu, tante-tante nya nawarin gue makan sebagai ganti rasa terima kasihnya dia ke gue. Yaa sebenernya kalau dikipiki kaya aneh, baru kenal kok langsung gitu-gitu, gue juga ngga tau, tapi feeling gue tu nggak papa makanya gue mau. Sampe disana... awalnya normal-normal aja, sampai pada akhirnya, suaminya tante itu datang, ternyata dia sama... Arsa" terang Nara yang duduk di sofa panjang dekat kasurnya bersama Darren.
"Yaa bagus dong kan lo juga suka sama dia" ujar Darren sambil memalingkan wajahnya.
"Bukan gitu, masalahnya dia kesitu nya nggak cuman berdua sama papa nya, dia kesitu nya juga sama seseorang"
Darren menoleh menatap Nara. "Siapa?" tanya Darren penasaran.
"Sama Alexa, Ren" ujar Nara tertunduk lesu.
"Iya terus kenapa? Yaa iya si, gue tau Alexa emang pengen deket terus sama Arsa tap-"
"-Nggak cuman gitu doang, bahkan papa nya Arsa pas gue ajak jabat tangan aja dia nggak mau, kayanya Alexa udah bilang sama papa nya Arsa deh, kaya mereka tu klop banget gitu. Padahal bunda nya Arsa kaya keliatan nggak suka sama Alexa" terangnya dengan lesu.
"Hah? kok gitu? Terus reaksinya Arsa gimana?" tanya Darren dengan serius.
"Arsa juga kaget pas liat, kok ada aku gitu. Kita sama-sama nggak tau, kalau bakal ketemu dan makan di meja yang sama. Bunda nya baik banget, kaya mama kita" ujar Nara yang langsung meneteskan air matanya.
"wanna hug?" seperti biasa dari kecil hingga sekarang ini, Darren adalah orang kedua yang sering memeluk Nara di kala Nara sedang seperti ini.
"Kenapa sih, Ren kenapa hidup gue penuh sama teka-teki. Gue cape, Ren" keluh Nara yang memeluk sambil meremas lengan milik Darren.
"Ra... lo nggak boleh ngomong gitu, lo itu ngga sendiri, masih ada gue sama mama kita. Masa lo mau nyerah gitu aja, ngga biasanya lo kaya gini, yah walaupun gue ngga setuju kalau lo suka sama si curut itu si" ujar Darren sambil mengelus punggung Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
WETON [vers 1]
أدب المراهقين⚠️KISAH INI DIAMBIL DARI TANAH JAWA YANG SUDAH TURUN TEMURUN. TOLONG MENJADI PEMBACA YANG BIJAK, WETON YANG SAYA ARTIKAN MEMANG BENAR, TAPI BUKAN BERARTI CERITA SAYA ADA DI REAL LIFE. SAYA HANYA MENULISKAN ISI IMAJINASI SAYA⚠️ "Kita hitung dulu puny...