12. Flashback

18 2 1
                                    

Maaf kalau ceritanya rada gaje, soalnya cerita pertamaku, hehe. Btw, ada beberapa kata yang bahasanya bahasa jawa, dimaklumi ya, soalnya biar mendalami. Makasih yang masih stay nungguin aku update(≧▽≦)

Fyi guys, tolong cermati disetiap cerita ya, karena setiap cerita bakal ada teka teki yang mengharuskan kalian buat mikir:)

so, happy reading! :)

---🦋---

Ceklek!

Nara menutup pintu kamarnya. "Hiks ... hiks ... hiks ..." Nara terduduk pasrah didekat pintu kamarnya sambil menangis.

"Kakak kenapa?" tanya Sekar yang melihat Kakak nya menangis tersedu-sedu. Kini Sekar sedang duduk di kasur dengan santai.

[Kamar Nara dan Sekar satu ruangan cuman beda kasur]

Nara mendongak menatap Sekar. "Mama ..." ujar Nara lirih sambil menangis terisak.

"Iya, Sekar udah tau" ujar Sekar menatap jengah Kakak nya itu.

"Kamu mau kan Kar maafin Mama?" tanya Nara menatap binar Adiknya itu.

Sekar menoleh pada Nara. "Ga usah nanya Kakak pasti udah tau jawabannya" ujar Sekar lalu membuang muka.

"Udah waktunya Kar, kita maafin mereka, kita buat lembaran baru lagi, kita mulai dari awal lag-"

"Mereka yang salah Kak! Kenapa aku harus ikut dalam masalah yang ga penting kaya gini bangsat!" sarkas Sekar sambil mengacak rambutnya dengan kasar.

"Iya, Kakak tau, tapi ingat Kar, kalau bukan Mama yang ngelahirin kamu, kamu ga bakalan ada di dunia ini" jelas Nara.

• • •F L A S H B A C K ^ O N ^ • • •

"Ma ... Mama mau kemana? Mama jangan tinggalin aku sama Kak Nara Ma ... Mama ... hiks ... hiks ..." pinta Sekar sambil menangis sesenggukan menahan Mama nya pergi.

"Kamu jangan halangin jalan Mama! Sekar! Mama itu kerja buat kamu! Buat Kakak kamu juga! Stop cegah Mama! Mama mau kerja keluar kota! Nanti kan Mama bisa sewa pembantu buat urus kalian dan rumah ini" bentak Sella.

"Sekar! Udah Sekar! Biarin Mama sama Papa pergi!" bentak Nara sambil memegangi kedua pundak Sekar agar tidak menyusul Sella dan Brian, karena sedari tadi Sekar mencegah Mama nya pergi dengan memegangi lengan Sella sangat erat.

"Apa sih Kak! Kakak udah gila ya?! Kita itu masih kecil Kak! Kita juga masih butuh kasih sayang orang tua kit-"

"UDAH! BERISIK BANGET KAMU JADI ANAK!"

PLAK!!

"Sekar ... hiks ... hiks ..." teriak Nara

"Papah! Papah tu apa-apaan sih Pah! Pap-"

"Udah! Diem aja kamu! Kamu itu sama aja sama adik kamu!" bentak Brian pada Nara.

Nara hanya bisa terdiam tertunduk lesu. Saat itu Nara hanya bisa merasakan betapa pahitnya hidup tiada rasa manis sedikit pun. Bagaimana bisa bocah umur lima tahun dan adiknya baru berumur empat tahun sudah ditinggal di rumah hanya berdua.

'maafin Mama ya Ra, Kar, Mama harus menuruti perintah Papa. Ini semua demi kalian ... maafin Mama nak ... maafin Mama ...' batin Sella sambil berjalan meninggalkan Nara dan Sekar.

"MAMA ... MAMA ... JANGAN PERGI MA ... jangan pergi ... hiks ... hiks ..." teriak Sekar menatap kepergian Mama nya.

"Udah Kar ... masih ada kakak disini" ujar Nara menenangkan adiknya.

WETON [vers 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang