17. Hari Terakhir

2 0 0
                                    

Hai hai hai gaissss, masi stay aja niii, makasi loohh, hehe. Masi sama kok, minta bantuan Krisar nya yaaa, masi belajar soalnya :) yuk tetep cermatin di setiap paragraf, biar ngga salah paham, emng banyak teka-teki
Selamat membacaa 💋💋💋

---🐽---

Tersisa satu hari lagi liburan di jogja, Nara masih belum menemukan bukti apa-apa tentang mimpinya. Sedangkan beberapa hari ini setibanya ia di jogja malah dibuat badmood dengan segala kejadian yang ia temui. Padahal liburan ini adalah liburan yang paling di tunggu-tunggu olehnya. Namun dengan nasib sial nya itu ia belum bisa menemukan fakta apapun tentang mimpinya itu. Yang ada malah ia sebal dengan Arsa.

"Kenapa ya? Kok harus gue yang dapet beginian?" gumam nya sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Ya karena tuhan percaya kalau cuman Kakak yang bisa ngadepin ini semua" saut Sekar.

Nara bergumam. "Gue kangen Mama. Sekarang Mama lagi apa, ya?" tanya nya pada Sekar.

"Tiba-tiba aja kangen Mama, nggak lebih mending. Yang mending itu kangen sama, Mbok" ujar Sekar sambil menatap Nara smirk.

[Mbok: panggilan ke bibi]

"Iya ya? Kasian. Pasti Mbok sekarang lagi dirumah sendirian" jawab Nara yang setelahnya memalingkan pandangannya pada ponsel genggam nya yang baru saja berdering.

"Apa?" tanya Nara ketus pada seseorang di telepon tersebut.

"Bunda mau pamitan sama Lo tuh, dia mau balik sekarang. Mau ada acara penting soalnya, jadi beliau balik cepet" jelas Arsa.

"Iya" jawab Nara singkat.

"Lo kenapa si, Ra? Lo marah sama gue?" tanya Arsa yang masih bingung dengan sikap Nara.

"Udah ya, mau ganti baju dulu, takutnya Bunda nungguin lama nanti" pamit Nara yang setelah itu langsung memutuskan panggilan tersebut.

"Ketus banget, Kak. Lagi berantem ya?" tanya Sekar sambil menggoda Nara.

"Pakek nanya" jawabnya.

---🐽---

Setelah berjalan agak lama dengan perasaan kesal, Nara akhirnya sampai ditempat yang dijanjikan oleh Arsa.

"Haii" sapa Fidel pada Nara yang baru sampai dengan sumringah.

"Halo Bunda," sapa nya dengan wajah sumringah.

"Maaf Bun, pasti udah nunggu lama ya?" tanya Nara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Enggak kok Sayang, Bunda juga baru aja disini" ujar Fidel sambil mengelus sayang rambut Nara.

"Loh kok sendirian, Arsa nya mana?" pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Fidel itu membuat Nara sedikit agak kebingungan untuk menjawab.

"Loh? Arsa?" tanya Nara dengan nada kebingungan.

"Katanya tadi, dia mau jemput kamu, cuman kok ternyata kamu kesini datang sendirian, Bunda kan jadi bingung" jelas Fidel.

"Mungkin, Arsa pakai lift Bun, Nara tadi pakai tangga, makanya agak lama, hehe" terang Nara dengan bumbu-bumbu kebohongan.

"Loh? Kenapa lewat tangga?" tanya Fidel bingung dengan tingkah orang yang satu ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WETON [vers 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang