» Chapter 3

2.5K 442 34
                                    

Trash of Count Family Fanfiction

Happy reading!

✧ » ◇ « ✧ » ✦ « ✧ » ◇ « ✧

Tingkah Asta semakin menjadi-jadi akan obsesinya untuk bunuh diri.

Sekarang dia berencana untuk melompat ke danau yang berada dekat dengan mansion Henituse.

Asta menoleh ke sekeliling dan memastikan bahwa tidak ada yang mengganggunya.

Oke, aman.

"Dadah Cale Henituse, met tinggal."

Byuur

Belum ada 1 jam, Bexley sudah berlari tergesa-gesa menghampiri Asta.

“Nona Asta!” dia berteriak saat melihat Asta melompat ke danau.

Bexley dengan segera menceburkan dirinya dan menyelematkan Asta yang sudah tenggelam kehabisan napas.

Putri Molan itu menggendong Asta layaknya tuan putri. Dan meletakkan Asta di pinggir danau.

Setelah 2 jam kehilangan kesadarannya. Asta terbatuk menyemburkan air dari mulutnya.

“U-uhuk, s*al kenapa kamu menolong aku?” rutuk Asta
setelah sadar dan mendapati dirinya tergeletak di pangkuan Bexley.

“Padahal sedikit lagi aku sudah ke Rahmatullah.” Asta cemberut, pundung ceritanya.

“Nona! Kenapa anda melompat ke danau? Itu berbahaya!” seru Bexley tanpa mempedulikan raut wajah Asta yang kesal.

“Ugh ... Menyebalkan.”

Asta berdiri dan berjalan menuju mansion mengabaikan Bexley yang masih terduduk dengan wajah cemasnya.

"Hiks ... Aku nggak jadi mokad:)" gerutu Asta saat di perjalanan.

***

Prangg

Kali ini Asta memecahkan vas bunga di kepalanya.

Sehingga, kepalanya mengeluarkan darah.

"Sakit, sih. Tapi kok nggak mati ya?" Asta bergumam heran.

"Nona! Mengapa anda memecahkan vas ke kepala anda?! Itu berbahaya!" Bexley lagi-lagi berteriak cemas dengan kondisi Asta saat melihat kepalanya mengeluarkan darah.

Putri Molan itu buru-buru mengambil kain untuk mengelap darah yang keluar dari kepala Asta.

"Justru karena berbahaya aku memecahkan vas itu ke kepalaku," Asta berkata dengan tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa padanya.

"Singkirkan perban itu. Dan enyahlah dari hadapanku. Bexley Molan," Asta menatap Bexley dingin.

"Nona, tapi darahnya ..."

"Jangan buat aku berkata dua kali, Bexley."

"Pergi."

"Saya tidak akan pergi, nona."

"Bexley ..."

"Jika saya pergi, maka nona akan melakukan hal seperti tadi lagi."

"Saya akan tetap berada di sisi anda."

"S*al Molan satu ini gigih sekali," rutuk Asta kesal dalam hati.

***

"Nona!" Bexley berteriak saat melihat Asta yang ingin menusuk perutnya dengan pisau makan.

𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋𝐀 (𝐓𝐎𝐂𝐅 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang