» Chapter 17

736 139 27
                                    

Setelah mendapatkan ancient power. Kembar Henituse bersama dengan naga hitam keluar dari dalam gunung (?).

Cale memandang ke arah naga hitam. Dia memegang pinggangnya dan berkata, "Hei apa kau mau ikut dengan kami?"

"Kalian sangat lemah sehingga membutuhkan perlindungan. Tapi ... Aku tidak menyukai manusia!"

'Sifat naga itu benar-benar sulit ditebak.'

Asta mengangguk setuju mendengar isi pikiran kakaknya.

Cale kemudian berbalik dan mulai berbicara sambil berjalan pergi. Asta menyusul di belakangnya. Tatapan Cale diarahkan ke area berumput.

"Aku bisa melihatmu berdiri di atas rumput."

Dia bisa melihat empat jejak di rumput, masing-masing mewakili salah satu dari empat cakar naga. Jejak kaki ini kemudian dengan cepat menghilang. Naga itu telah terbang ke langit. Cale menggelengkan kepalanya.

'Sepertinya keluargaku akan bertambah lagi.'

Cale tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela nafas panjang. Jelas bahwa naga itu akan terus mengikutinya dalam keadaan tak terlihat itu. Kenapa naga ini sangat noob padahal dia tahu sihir kuno seperti tembus pandang? Cale mengira semua naga itu cerdas, tetapi sepertinya tidak demikian.

Setelah berjalan kembali menuruni gunung, Cale bisa melihat ekspresi penilaian Choi Han. Choi Han memandang Cale diam-diam, sebelum akhirnya bertanya.

"... Cale-nim, Asta-nim, apakah anda berguling-guling di gunung?"

"Yah, begitulah ..."

Saat mereka keluar dari pintu masuk. Asta merangkak keluar seperti yang Cale lakukan. Tidak adil kan dia berteleportasi keluar sementara kakaknya menderita melewati lubang kecil.

"Ya ampun, nona! Apa yang anda lakukan? Kenapa pakaian anda kotor begini? Apa anda habis bermain lumpur?"

Bexley mengomel ketika melihat pakaian nona mudanya dipenuhi oleh kotoran. Dengan segera dia langsung menyiapkan air untuk mandi.

Setelah selesai membersihkan diri. Bexley mengeringkan rambut Asta yang basah.

"Apa sih yang anda lakukan tadi? Sampai-sampai pakaian anda kotor begitu?"

"Hari ini aku habis bersenang-senang bersama orabeoni!" Asta mendengus sebal saat mendengar omelan Bexley. Baru pulang dimarahin ngajak berantem-oke cukup.

"Apa menyenangkan?" tanya Bexley penasaran.

Apa mereka main lempar-lemparan lumpur? Sampai-sampai pakaian Asta kotor begini.

*Bayangan Bexley tentang kembar Henituse. Mereka bersenang-senang dengan wajah sumringah sambil melemparkan lumpur. Itu adalah kekacauan.

"Iya! Seru banget."

Seketika raut wajah Asta berubah menjadi cerah.

'Aku habis menerjang angin untuk memburu ancient power kakak! Seru banget.'

Tidak lupa merangkak keluar pintu gunung untuk merasakan apa yang kakaknya rasakan. Sungguh momen yang tidak akan pernah dilupakan.

"Kenapa kau jadi banyak tanya begini Bexley?" wajah Asta mengkerut. Ditatapnya Bexley dengan tajam.

"Ah, maafkan saya."

"Lupakan."

"Sekarang buatkan aku teh hijau. Aku mau minum teh."

"Akan saya buatkan. Tunggu sebentar."

Bexley undur diri dan segera membuatkan Asta teh hijau yang dimintanya.

𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋𝐀 (𝐓𝐎𝐂𝐅 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang