» Chapter 10

1.9K 265 88
                                    

Chapter 10: Ethereal Realm

Trash of Count Family Fanfiction
Selamat membaca!
✧ » ◇ « ✧ » ✦ « ✧ » ◇ « ✧

Hembusan angin menerpa rambut merah milik seorang gadis yang sedang duduk di bawah pohon. Gadis itu tidak lain adalah Astara Henituse, tokoh utama kita. Dia sedari tadi menghembuskan napasnya sembari merebahkan tubuhnya di bawah pohon. Matanya menatap jengkel karena tidak melihat keberadaan sang babu tercinta. Entah kemana perginya makhluk itu.

"Liuz ke mana sih? Kok pergi enggak bilang?" gumamnya sambil memanyunkan bibirnya sebal.

Lalu, gadis berambut merah itu mengambil napas dalam-dalam sebelum mengeluarkan sumpah serapah pada seorang bocil yang aslinya aki-aki berambut pirang, "Neron jabingan. Awas aja kalau ketemu."

Astara Henituse, sedang dilanda kegabutan dan juga kesepian karena Liuz tiba-tiba menghilang entah ke mana bak di telan bumi.

Hari-harinya terasa sepi dan sunyi kala sang sahabat yang merangkap menjadi babu tidak kunjung muncul. Biasanya kan rame karena Liuz suka teriak-teriak yang membuat telinga Asta not daijobu.

Gadis berambut merah itu menghembuskan napasnya lagi dan mengacak-acak rambutnya frustrasi.

Harusnya, dia ikut Cale untuk memberi makan pohon. Tapi sepertinya dia ditinggal oleh kakaknya.

Jadilah dia menggabut di bawah pohon.

"Huaaa, bosen banget." rengeknya sambil berguling-guling di rumput.

"Bexley kemana deh? Biasanya kan siap siaga dan selalu menempel padaku." gumamnya mengheran.

"Nggak tau ah, capek banget rasanya pengen bundir tapi ga bisa, bangs*t lah." lanjutnya depresot.

Angin sepoi-sepoi membuat dedaunan berterbangan di langit, rumput-rumput yang bergoyang, membuat gadis yang sedang asik rebahan di bawah pohon itu memejamkan matanya dan merasakan hembusan angin yang menerpa dirinya.

"MINGGIRRR AKU MAU TERJUNNNN!"

Lalu, sebuah suara dari langit terdengar seperti seseorang sedang terjatuh dari atas. Dan ...

Brukk ...

Orang itu menimpa tubuh Asta yang sedang asyik goleran, hingga sang empunya meringis kesakitan.

"Argh .... Bangsul sakit banget anj- kalau mau terjun tuh lihat-lihat dulu dong ada orang atau enggak!? Mana berat banget, ini orang makan apa sih?" ucapnya sambil mendorong tubuh orang yang ada di atasnya.

Seseorang yang didorong itu meringis pelan, "Kalem dong, aku kan enggak tau ada kamu yang lagi galau di bawah pohon." balas orang itu dengan wajah songongnya.

Asta yang kini sedang bersandar di pohon menatap Liuz dan mencibir pelan, "Oh, ternyata kamu? Pantes berat, dosanya banyak sih."

"Aduh ... Kalau itu sih udah pasti. Nggak usah kasih tau pun aku juga udah tau.

"Lagian ngapain kamu terjun ke bawah? Kan nggak punya sayap."

"Hehehe, aku tadi lagi testimoni kekuatan masih ada apa enggak. Eh taunya ngedet-ngedet nggak mau keluar. Ini semua gara-gara kamu!"

Asta melongo mendengar pernyataan dari Liuz. Iya! Yang tadi jatuh dari langit itu Liuz! Mana bajunya kek gembel. Udah gitu, dateng-dateng malah nyalahin Asta? Wuih, pernyataan perang kah?

"Aku capek banget Liuz, mau bundir tapi enggak bisa. Jadi, gimana kalau kamu aja yang mati?" ucap Asta sambil tersenyum cerah.

"Enggak dulu, aku masih mau liat mba Rossalyn sama mba Witira wangy-wangy."

𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋𝐀 (𝐓𝐎𝐂𝐅 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang