» Chapter 21

609 127 48
                                    

"Dia buta ya?"

Asta mencibir di dalam kereta saat melihat hama yang menggangu saudara kembarnya.

"Baj*ngan itu beraninya menganggu Cale."

"Bangs*t."

Asta memaki-maki makhluk yang didepan saudara kembarnya.

Neo Tolz, dia merupakan tipikal orang jahat pada umumnya.

Dia merupakan antek-antek Venion Stan, putra kedua dari Marquis Stan.

Desa tempat naga itu disiksa, merupakan desa milik Viscount Tolz itu sendiri.

Keluarga Viscount Tolz sendiri tidak suka dengan keluarga Henituse. Karena meskipun hanya dipisahkan oleh satu gunung, tetapi tingkat kekayaan kedua keluarga ini sangat jauh.

Meskipun di masa lalu Viscount Tolz bersahabat dengan keluarga Henituse.

Itu semua berubah sejak 5 tahun yang lalu setelah mereka berada di bawah faksi Marquis Stan.

Seperti itulah keadaannya.

Neo Tolz tersenyum cerah ketika dia berdiri di depan Cale, "Kau sendirian?"

Mereka masih agak jauh dari pintu masuk istana, Cale memandang ke arah Neo. Menggerutu dalam hati. Kenapa harus bertemu dengan Neo?

Neo melihat bahwa Cale sendirian, dan dengan demikian mendorong bawahannya kembali.

"Aku ingin berbicara dengan tuan muda Cale sebentar. Kau sebaiknya meminta izin kami untuk masuk."

"Baik."

Neo mengirim bawahannya ke penjaga, dan mengambil satu langkah lebih dekat ke Cale. Begitu mereka berdua berdiri sangat dekat, Neo mulai berbicara.

"Tuan muda Cale."

Neo memiliki senyum hangat dan ramah di wajahnya, ketika dia berbicara dengan suara pelan yang hanya bisa didengar Cale.

"Apa yang dilakukan sampah rendahan sepertimu didepan istana?"

'Kekanak-kanakan sekali. Apa karena ini dunia fantasi di dalam buku? Atau orang seperti dia memang ada di dunia nyata?'

Putra seorang viscount berani berbicara seperti ini kepada putra seorang bangsawan? Cale mengira itu hanya terjadi karena itu adalah sebuah novel, tetapi sebenarnya berurusan dengan ini membuat Cale sangat frustrasi.

'Aku bahkan bukan MC. Bisakah aku tidak berurusan dengan klise seperti ini?'

Cale hanya ingin memberi tahu Ron untuk membunuh penjahat bodoh yang tidak tahu tempat mereka.

Cale hanya terus menatap Neo. Ekspresi Neo semakin cerah. Bagi Neo, Cale adalah sampah yang terlihat baik-baik saja di luar. Untuk seseorang seperti Neo, yang harus menyedot Venion sepanjang waktu dia berada di ibu kota, Cale adalah mangsa yang baik untuk diganggu.

Brak!

Pintu kereta terbuka dan menampilkan wajah Asta yang memerah karena marah. Dia menggenggam tangannya menahan amarah yang akan meledak kapan saja.

"Sepertinya kau sudah berbicara kelewatan pada saudara kembarku." suaranya mengalihkan perhatian mereka.

Tatapan dingin menusuk ditujukan untuk si bangs*t Neo. Asta kini sedang memikirkan cara terbaik untuk membunuh orang itu.

"Wah? Siapa ini? Wajah baru yang aku lihat."

"Apa ini saudara kembarmu, tuan muda Cale? Si pemalas itu?"

"Kenapa dua manusia seperti kalian ada di sini?"

Asta tertawa kecil mendengar ucapannya, 'Coba lihat makhluk menjijikkan ini.'

𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋𝐀 (𝐓𝐎𝐂𝐅 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang