» Chapter 9

1.8K 319 93
                                    

Chapter 9: Choi Han

Trash of Count Family Fanfiction
Selamat membaca!

✧ » ◇ « ✧ » ✦ « ✧ » ◇ « ✧

Aku berdiri agak berjauhan dengan Cale yang sibuk memberikan roti ke pohon seperti anak sendiri.

Setelah itu, aku dapat melihat kegelapan dari lubang tampak meredup dari sebelumnya.

Walau jarak kami agak berjauhan, aku bisa mendengar Cale yang tampak bergumam, "Hmm, kurasa aku butuh 10 karung roti lagi."

Untuk orang sepertinya yang menghabiskan 3 juta galon sebagai uang saku itu adalah hal yang biasa.

Maklum saja lah, toh itu kan Cale Henituse. Jadi, tidak heran deh.

Lalu setelahnya terdengar suara gemuruh disertai tangisan yang berasal dari pohon seolah meminta lebih banyak makanan.

Yah, maklum saja. Kekuatan kuno yang satu ini suka sekali dengan makanan.

Cale merasa bahwa kegelapan mungkin tiba-tiba menjangkau dan menangkapnya.

"Dendam yang besar sekali."

"Kami akan kembali besok."

"Ayo pergi, Asta."

Cale mengucapkan selamat tinggal pada pohon yang bergemuruh seolah-olah pohon itu adalah manusia. Aku segera mengikutinya dari belakang agar tidak ketinggalan dan berakhir nyasar. Karena aku buta map. Maaf saja.

Saat kami memasuki pemukiman yang tampak kumuh, kami memperhatikan anak-anak yang sedang makan roti.

Mereka adalah anak-anak yang manis. Berusaha mencegah kami untuk tidak mendekati pohon, karena itu adalah pohon pemakan manusia. Mereka tampaknya menikmati roti. Anak-anak itu pasti menyukai rasanya, karena keduanya tampak sangat bahagia.

"Sheesh."

Aku bisa mendengar suara dengusan Cale pada anak-anak itu sebelum mengabaikan tatapan mereka. Namun, tatapan anak-anak itu tidak tertuju padanya, tapi pada tas yang berisi roti yang sekarang kosong. Mereka mungkin penasaran dengan apa yang kami lakukan dengan pohon itu.

Kami hanya memberikan pohon makanan, kok. Tidak lebih.

Yah, setelah itu pasti Kakak akan mendapatkan kekuatan kuno dan mulai dipanggil tuan muda perisai perak oleh orang-orang karena telah menyelamatkan anggota keluarga kerajaan. Yey, aku tidak sabar untuk melihat kejadian itu!

Aku kembali menatap anak-anak itu yang masih melirik ke arah tas yang kosong. Mereka mungkin penasaran,  tapi sayangnya mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Anak-anak manis ini mungkin terlalu takut untuk mendekati pohon pemakan manusia. Namun, selalu baik untuk berada di sisi yang aman. Akan buruk jika mereka naik ke pohon dan memasukkan kepala mereka ke dalam lubang dan dimakan.

[Anak-anak di daerah kumuh tidak takut. Itu karena mereka menghargai sebutir beras lebih dari sebilah pisau yang menghampiri mereka. Kematian selalu ada di sekitar mereka, sehingga mereka tidak takut mati. Mereka takut kelaparan lebih dari kematian.]

Itu adalah sesuatu yang dikatakan oleh Cale yang katanya ditulis dalam [The Birth of a Hero] dalam novelnya.

"Kalau kalian ingin makan roti lagi besok, jangan ceritakan pada siapapun."

Anak-anak itu tidak mengatakan apapun karena Cale langsung berjalan setelah mengatakan itu.

"Sampai jumpa besok!" ucapku mengucapkan salam perpisahan dan melambaikan tangan pada kakak beradik itu sebelum mengikuti Cale.

𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋𝐀 (𝐓𝐎𝐂𝐅 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang