"AHAHAHAHA!!" Belum apa-apa [Name] sudah tertawa terbahak-bahak, bahkan perutnya sampai terasa sedikit sakit.
[Name] menyeka air mata yang berada di ujung matanya karena tertawa terlalu kencang, menatap wajah datar Shinichiro yang sepertinya sudah tertekan dengan kelakuannya.
Penyebab [Name] terus tertawa adalah karena melihat foto Shinichiro saat masih remaja. Entah apa yang lucu, tetapi bagi [Name], foto itu sangat lucu.
Selain itu, [Name] baru saja membaca ulang surat cinta yang dengan sengaja di kumpulkan dalam satu kotak. Padahal dulu terasa sangat romantis, tetapi sekarang [Name] justru merasa bahwa hal itu alay.
Kenapa Shinichiro memiliki istri yang selera humornya sudah tidak mempunyai harga diri?.
"Lihat-lihat!" [Name] mengarahkan selembar kertas itu tepat ke dapan wajah Shinichiro.
"Shinichiro Sano bulol." Celetuk [Name] kemudian kembali tertawa.
Shinichiro tidak lagi memasang wajah datar, ia jadi terbawa suasana. Melihat [Name] yang tertawa seperti itu, membuatnya merasa sangat senang. Laki-laki 23 tahun itu menyunggingkan senyum.
[Name] yang tengah tiduran dengan paha Shinichiro sebagai bantal, kini langsung berhenti tertawa. Kaget karena Shinichiro tiba-tiba saja mencium nya.
"Jangan tertawa terus, bagaimana jika kau gila?"
"Ya, aku bisa gila jika kau tiba-tiba mencium ku."