[Name] menatap langit-langit kamarnya. Sudah terlalu larut malam, tetapi [Name] enggan untuk segara tidur. Atau mungkin ia tidak bisa tidur. Jantungnya terus berdegup kencang, entah wanita itu mengkhawatirkan apa.
Shinichirou sebenarnya sudah sangat lelah setelah bekerja seharian penuh dan berniat untuk segera memejamkan matanya, tetapi menyadari sang istri yang masih terus membuka kedua matanya membuat Shinichirou melakukan hal yang sama.
"Shinichirou," Panggil [Name] lirih. Ia tahu jika Shinichirou juga belum terlelap. Atensinya masih terus menatap jarum jam yang bergerak mengikuti hitungan detik.
Yang di panggil menolehkan kepalanya sebentar ke arah sang istri, kemudian kembali menatap langit-langit kamarnya. Memangnya apa yang menarik dari hal tersebut?.
"Janji tidak akan pernah meninggalkanku?" Tanya [Name]. Ia takut jika Shinichirou memilih perempuan lain yang lebih baik dari dirinya. Seperti nasib tetangganya.
Shinichirou tertawa kecil. "Aku bukan laki-laki bodoh."
[Name] menoleh ke arah Shinichirou, menatapnya bingung.
"Mana mungkin aku meninggalkan perempuan seperti mu." Shinichirou memeluk tubuh [Name]. "Sudah malam, ayo tidur!"
[Name] yang berada di dekapan Shinichirou hanya mengangguk. Ia ingin merasakan pelukan hangat ini setiap malam sebelum tidur.
Sepersekian detik kemudian, [Name] mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Shinichirou. "Janji dulu!"
Shinichirou tersenyum, ada-ada saja tingkah istrinya itu. Mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking [Name]. "Janji!"
Entah janji itu akan Shinichirou tepati atau tidak.