[4/10]

5.1K 1.1K 46
                                    

"Oi [Name]," Shinichirou berjalan ke arah [Name] seraya mengeringkan rambut undercut nya menggunakan handuk kecil. "Tadi Mikey kesini?"

[Name] menoleh, menganggukkan kepala, kemudian kembali fokus dengan kesibukannya. Memasak.

Tetapi sekelebat ingatan tentang eskrim rasa ikan membuatnya kembali menolehkan kepala ke arah Shinichirou yang kini sudah berdiri di sampingnya.

"Shinichirou sayang, lain kali kalau meletakkan ikan jangan di dekat eskrim ok? Kasian adikmu."

Shinichirou terkaget-kaget mendengar gaya bahasa dan nada bicara sang istri. Sangat meresahkan hati dan pikirannya, seperti merasa bahwa ajalnya sudah dekat.

"Padahal sudah beberapa kali ku ingatkan."

Hal itu juga membuat [Name] harus rela panas-panasan membeli eskrim karena kasian dengan Mikey.

Tidak tahu harus menanggapi hal tersebut  bagaimana, Shinichirou justru menyengir bak bocil. "Lupa, eheh--"

***

Selesai mencuci piring, [Name] melangkahkan kaki untuk mencari keberadaan Shinichirou. Pria itu tidak ada di dalam kamar. Mungkin ada di balkon?.

Benar saja, [Name] melihat Shinichirou yang sedang duduk merenung sembari menatap langit. Karena hanya ada satu kursi di balkon, [Name] jadi tidak tahu harus apa sekarang. Ia justru sedikit canggung.

"Sini," Shinichirou menepuk pelan pahanya. "Duduk disini."

"Eh--tidak mau." Bohong, sebenarnya [Name] mau, hanya saja ia malu. Tetapi pada akhirnya [Name] tetap duduk dipangkuan Shinichirou karena pergelangan tangannya di tarik.

"Lagi ada masalah?" Tanya [Name] lembut. "Ceritakan padaku. Walaupun kemungkinan besar aku tidak bisa membantu sih." Lanjut [Name] disertai kekehan kecil.

"Hanya merindukanmu." Shinichirou memeluk tubuh [Name] dengan sedikit erat. Padahal setiap hari ia bertemu dengan [Name], tinggal dan tidur berdua dengan nya.

"Ya, Shinichirou memang bulol."

𝐖𝐈𝐅𝐄 » shinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang