5.

135 24 0
                                    

Satu bulan berlalu sejak insiden 'Pengkhianatan Raja Domba' yang menandakan mulainya masa kerja Chuuya di Port Mafia. Langit kalbu yang layaknya menjadi getar khusyuk bagi rundung kala penebusan dosa manusia. Suasana senyap menghuni tanah keputusasaan ini.

Tidak ada seorangpun sebelumnya, baik dari kelompok Indian Pawnee atau Blackfeet yang menjelajahi padang kematian dari Sierra Nevada sampai ke Nebraska dan menjejaki dunia di bawah kuasa Erebos seperti yang dilakukannya, untuk melindungi kawan yang menusuk dari belakang. Ia adalah Nakahara Chuuya, seorang warga kota Yokohama yang terkenal akan kemampuan singularitasnya.

Memulai karir barunya sebagai seorang kriminal —yang bahasa italia-nya Mafia— Chuuya memiliki banyak hal yang tidak diketahuinya. Port Mafia, sindikat kejahatan yang terorganisir mempercayakan beberapa jalur perdagangan mereka kepada Chuuya. Oleh karena itu diutuslah seorang mentor untuk membimbingnya hingga dia bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.

Chuuya sangat memahami rasa sakit yang timbul dari kehilangan. Oleh karena itu, dia mencoba untuk menahan diri dari metode pembantaan brutal yang dapat menarik sehelai jiwa keluar dari bumi, meskipun terhadap musuhnya sekalipun. Namun, anak yang satu itu berbeda.

Matanya menajam layaknya coyote yang mencabik-cabik mangsanya ketika dia menemukan bayangan anak lelaki, seseorang yang sangat dibencinya. Orang itu tidak peduli akan rasa manusiawi, seorang pembunuh yang tangannya sudah sangat kotor akan dosanya. Namanya Dazai Osamu.

Bayang-bayang mentari secara samar menerangi rambut suramnya. Dazai berhenti tepat sebelum dia berada di hadapan Chuuya, kemudian melemparkan sesuatu. Benda yang Dazai lemparkan mengenai kepala Chuuya.

"Hei apa-apaan kau, bajingan!?" Chuuya meludah.

"Berterima kasihlah pada majikanmu yang sudah mendapatkan benda itu." Dazai menyeringai jahil, "Baca itu dan renungkan."

Chuuya mengambil buku itu. Mengapitnya bersama proposal pekerjaan kemudian berjalan menuju kantor sang mentor. setelah menyelesaikan urusannya, dia mulai membaca buku yang dilempar Dazai sebelumnya. Bagai menemukan cahaya ditengah kehadiran badai, Chuuya terpana.

Kata demi kata ia resapi di alam akal pikirannya. Otot matanya tidak dapat teralihkan dari bait-bait itu. Dia sangat mengenal penulis ini. Sesungguhnya, Chuuya benar-benar tidak mengetahui bahwa gadis itu, [Name], memiliki perasaan kepadanya.

Perlu kau ketahui sebelumnya bahwa aku hanya mencintai suatu hal yang berasal dari tangan Tuhan dengan sempurna, dan Nakahara Chuuya-lah bentuk kesempurnaan itu.

Untuk pertama kalinya di kehidupan ini Chuuya tersentuh. Bagaimana bisa dia melupakan seorang gadis yang begitu jelita ketika dia tertawa, seorang gadis yang begitu anggun dalam betutur kata, seorang gadis yang dahulu pernah memiliki hatinya. Hari dimana sebuah perkataan yang menjadi undangan yang akan dihadiri Chuuya masih tertuang di dalam benaknya.

Penyesalan yang tiada akhir, itulah yang dirasakannya.

•••

Aku tinggal di sebuah rumah peninggalan orang tuaku. Rumah itu tidak terlalu besar, tidak pula terlalu kecil. Cukup untuk menampung 3 orang, bahkan 5 jika kami berbagi kamar satu sama lain.

Aku menghabiskan hari pertama untuk melakukan pembersihan rumah, semua barang-barang yang tidak lagi ku gunakan akan ku kumpulkan dan ku buang pada hari pembuangan sampah. Hari selanjutnya aku mulai berjalan-jalan di sekitar sambil membawa kameraku untuk mengenali lingkungan yang ku diami ini dan untuk mencari pekerjaan. Barangkali ada sebuah konbini yang memerlukan pekerja tambahan atau yang lain aku akan bersedia melakukannya. Mencari pekerjaan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan meski kita berhasil mendapatkannya persaingan dunia kerja benar-benar mengerikan.

Sinoper || Colours Project || Nakahara Chuuya x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang