Chapter 1: Rakha Nalendra

43 16 15
                                    



Rakha Nalendra cowok yang biasa di panggil Rakha itu merupakan cowok paling mungil di kostan.

Garis wajahnya tegas tapi tetap meninggalkan sisi menggemaskan. Kerlipan polos dengan eye smile nya membuat cowok ini masih seperti anak SMA kelas satu. Bahkan sepupu jauh Rakha atau ibu-ibu komplek masih tidak percaya bahwa ia sudah mahasiswa tahun kedua.

Sama seperti orang lain, cowok ini juga mempunyai hobi untuk mengisi waktu luangnya. Rakha suka melukis. Lukisan Rakha sangat kreatif, ia memiliki warnanya sendiri. Bagi Rakha melukis sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan cowok ini memiliki akun khusus untuk mengekspresikan karya-karyanya.

Tapi entah dapat ide dari mana cowok ini tidak mau orang-orang tahu akunnya.

Meskipun terlahir sebagai anak tunggal kaya raya Rakha bisa di bilang mandiri. Ia memiliki bisnis sendiri. Cowok dengan garis keturunan China ini sudah seperti koko-koko yang lagi jualan. Awalnya Rakha jualan pulsa dan paket data tapi karena banyak yang hutang cowok ini bukan untung malah buntung jadi Rakha pindah haluan buat jualan sepatu. Tapi jangan salah sepatu yang di jual cowok ini bukan sepatu biasa. Ia menjual sepatu yang di lukis sesuai desain yang diinginkan customer.

Sejak kecil Rakha ini sudah di latih mandiri dan nggak manja makanya cowok ini biasa saja ketika mulai bisnis. Ia nggak akan ngeluh waktu cod sana sini atau ribet cari alamat customer tapi cowok ini jengkel kalau ada gadis SMA yang cuma modus minta nomor hp atau Rakha bakalan misuh-misuh kalau ada yang hit and run.

Dari dulu Rakha juga di didik jadi anak baik-baik nggak neko-neko bahkan untuk ngomong kata kasar pun bisa di hitung pakai jari makanya sampai saat ini Rakha lurus-lurus saja jalannya. Kerennya Rakha sering mengumandangkan adzan di masjid komplek.

Tapi itu dulu.

Kegemesan dan sikap cool cowok ini lenyap hilang nggak bersisa. Rakha Nalendra kalau sudah bareng Harsa, Jenan, Jean yaudah. Blangsak. Mereka bertiga ini teman satu kost yang kebetulan satu kampus juga.

Ada Jean sama Harsa si anak kedokteran. Jean ini hidupnya lurus-lurus aja. Cowo satu ini memiliki garis wajah tegas mirip badboy di cerita-cerita wattpad beda dengan Harsa yang memiliki wajah manis menggemaskan mirip aa bandung. Meskipun sama-sama anak kedokteran mereka berdua ini justru berbeda bahkan bertolak belakang. Jean yang pendiam dan Harsa yang bobrok.

Tapi kalau udah di satuin ya sama aja. Ada aja tingkah Jean yang bikin ngelus dada.

Lalu ada Jenan, katanya sih cowok paling ganteng di kostan tapi nembak cewe aja masih bingung. Jenan ini satu Fakultas sama Rakha bedanya Jenan Jurusan Manajemen Bisnis sedangkan Rakha Manajemen Keuangan. Kadang anak kostan suka ngeri lihat Jenan soalnya kalau malem suka tiba-tiba joget random sambil ketawa ketiwi.

Semakin sering bareng sama mereka buat Rakha jadi makin menguji kesabaran. Ada aja celetukan-celetukan pedes yang rasanya pengen nabok kalau denger.

Kalau di tanya Rakha itu anaknya gimana, mereka akan kompak menjawab: "Julit."

Rakha itu julit. Cowok ini suka ngomel ketika rumah kostan kotor padahal dia juga yang buat berantakan. Rakha juga suka komentar kenapa Harsa suka banget sama samyang keju atau cowok ini akan mengeluh ketika Jean terlalu fokus sama tugas dan organisasi.

Pokoknya kalau masalah ngejulitin orang Rakha jago.

Tapi jangan salah meskipun Rakha ini di labeli julit sama mereka cowok ini justru memiliki kegiatan kemanusiaan di luar bareng squadnya yang ketemu waktu ospek, kegiatannya menghibur dan memberi semangat orang-orang yang sedang berjuang dengan penyakitnya atau nggak jarang mereka juga datang ke panti asuhan sekedar mengisi waktu luang atau memberi bantuan.

Bersama squad receh bobrok yang beranggotakan Pandu, Felix, Gigi, Juna, dan Kiya mereka rutin mengadakan kunjungan mingguan di setiap rumah sakit atau panti asuhan.

Seperti saat ini.

Setelah menjelaskan dan mengajari anak-anak Ruang Angkasa, nama panti asuhan yang sering Rakha kunjungi tepatnya berada di Jalan Sudirman VI, cowok itu kini membagikan selembar kertas gambar bersama Kiya.

"Lo bagiin bagian sini gue yang kesana ya Ki." ujar Rakha mengintrupsi. Cowok itu dengan semangat membawa beberapa lembar kertas lukis di tangannya untuk di bagikan pada anak-anak.

"Oke!" seru Kiya dengan senyum lebar dan riang.

Sementara di bagian belakang Pandu, Felix, dan Gigi sudah mulai mengajak anak-anak ngobrol sambil membuat sketsa. Juna ijin hari ini karena ada kuis matematika dasar katanya.

Mereka mulai melukis di atas kertas dengan riang tapi ada juga anak-anak yang malah main kesana-kesini hanya untuk melihat lukisan temannya.

"Ellaaaa ayo lanjut melukis sini jangan ganggu Eja." seru Gigi, cewek dengan penampilan sedikit tomboy itu menarik gadis kecil yang berumur sekitar enam tahunan itu. "ini bunganya di gambar lagi yuk biar bagus,"

"nggak mau kak Gigi gambar bunga nya jelek nggak kaya punya kak Rakha!" Ella melengos melempar kuas yang di pegangnya.

Felix yang dengar cuitan Ella tertawa keras matanya melirik Gigi mengejek membuat cewek itu memukul punggung Felix. Bukannya kesakitan Felix justru semakin gencar mengganggu. "Makanya Gi jadi cewek tuh jangan kaya cowok."

"Mulut lo minta gue sambelin ya?!"

Rakha sudah biasa melihat pemandangan itu karena squad ini sama bobroknya kaya anak kost atau bahkan lebih. Cowok itu merunduk melihat lukisan anak-anak sampai Bu Dwi selaku pengasuh memanggilnya.

"Mas Rakha." Panggil Bu Dwi halus.

Rakha beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Bu Dwi yang berdiri di dekat meja hias. "Iya bu?"

"Ini barusan ada yang menghubungi ibu kalau minggu depan ada yang mau kesini." Ujar Bu Dwi memberitahu. Kemudian ia melanjutkan kalimatnya, "katanya mau ngadain sosialisasi cuci tangan gitu buat tugasnya ....tapi katanya dia cuma sendiri Mas, sedangkan ibu juga minggu depan sendiri soalnya Bu Anis sama Pak Eko ambil sembako ke gudang."

"Kalau ibu minta tolong Mas Rakha sama yang lain bantu-bantu bisa?" Tanya Bu dwi. Wanita yang berusia empat puluh tahunan itu menatap Rakha penuh harap.

"Boleh aja kok bu nanti saya bilangin ke temen-temen," jawab Rakha santai. "Untuk jam nya gimana?"

Bu Dwi tersenyum senang melihatkan wajah cantiknya. "Nah kalau untuk jam nya dia menyesuaikan Mas, nanti Mas Rakha bisa langsung chat aja."

Rakha mengangguk setuju menatap Bu Dwi dengan senyum hangat. "Oke bu, siap!"

Bu Dwi tertawa renyah, wanita itu menepuk bahu Rakha pelan. "Makasih ya Mas."

Rakha mengangguk lagi kemudian pamit untuk menghampiri anak-anak yang mulai ribut memainkan kertas membuat pesawat terbang sedangkan Pandu, Felix, dan Kiya malah ikut main sampai buat kotor ruangan dengan penuh kertas sedangkan Gigi duduk di pojokan sambil main ponsel dengan beberapa anak cowok yang memperhatikan layar ponsel Gigi.

Cowok itu menghela napas pelan kemudian merunduk menatap ponsel yang telah mendapat kiriman kontak dari Bu Dwi. Dengan santai Rakha mulai mengirim pesan pada nomor itu.

Rakha: halo?
Rakha: ini yg mau sosil diruang angkasa?

Tidak segera mendapat balasan cowok ini kemudian menekan ikon poto profil pada nomornya menampilkan seorang cewek yang sedang berpose di depan kamera dengan rambut yang di kepang ke samping sedangkan tangannya membentuk dua jari kemudian bibirnya tersenyum lebar menghadap kamera.






A/n:

Hehehe gimanaa?

Thank youuu

Secret; H. RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang