Gambek

2 0 0
                                    

Hori masih marah dan mendiamin Miya sejak pagi tadi. Hori kesal jika ingat kejadian semalam dengan Miya yang meninggalkan Hori tidur sendiri malah memilih menemani Bundanya.

Tidak taukah Miya jika suaminya itu ingin tidur di peluk oleh Miya.

"Hor kamu masih marah sama aku." Tanya Miya mengoyangkan lengan Hori yang bermain game diponselnya.

Miya beringsut mendekati suaminya menaruh kepala dibahunya. Sesekali matanya melirik suaminya yang fokus dengan gamenya membuat Miya frustasi karna suaminya yang masih setia mendiaminnya

"Hor, aku minta maaf." ucap Miya menoel-noel pipi suaminya.

Hori hanya menatapnya sekilas dan fokus bermain game lagi ditangannya.

"Hor, jangan diamin aku ih." diam-diam Hori melirik istrinya yang masih menyenderkan pala dibahunya yang sedang mengerucutkan bibirnya membuat Hori ingin menciumnya.

"Yaudah kalo kamu masih diamin aku, aku juga bakal diamin kamu." kesel Miya merebahkan dirinya dikasur membelakangi suaminya.

"Hiks...hiks."

Suara isak tangisan membuat Hori mematikan games diponselnya menaruh dimeja.

"Yang, kamu kenapa nangis." tanya Hori membalikan tubuh istrinya berhadapan dengannya.

"Gara-gara kamu, hiks..." isak Miya.

"Kok jadi aku yang disalahin sih." kata Hori.

"Emang kamu yang salah." ketus Miya.

Hori mengaruk palanya yang tidak gatal. Bukannya yang harusnya salah disini istrinya kenapa malah dirinya yang disalahin. Huh wanita emang selalu benar pria yang selalu tertindas.

"Maafin aku yah udah buat kamu nangis." Hori mengecup kelopak mata Miya yang basah.

Miya mengakukan pala." tapi janji Jangan diamin aku lagi."

"Iya aku janji gak diamin kamu lagi. Udah yah jangan nangis lagi nanti cantiknya ilang loh." Hori menghapus bekas air mata istrinya.

"Bohong."

"Kok bohong sih, aku ngomong jujur yang kalo kamu cantik ." ucap Hori.

"Aku gak percaya mulut kamu kan buaya."

"Yang buaya Zio yang bukan aku." elak Hori.

"Terus kamu apa kalo bukan buaya?" tanya Miya memaikan rambut tebal Hori yang menindihnya .

"Fakboy." jawab enteng Hori.

"Sama aja Hori itu dua-duanya mainin perasaan cewek." gemas Miya dengan jawaban suaminya.

"Beda yang fakboy lebih berkelas dari buaya." jelas Hori.

"Berkelas dimananya coba. Kamu tuh satu spesies sama dua temen kamu. Udah gitu godain tiap hari kerjaannya ngegombal mulu." cerocos Miya.

"Bibirnya emang gak capek mendumel mulu aku aka liatnya kasian." Hori menarik bibir Miya keatas.

"Ih, sakit." Miya memukul lengan Hori.

Cup

Hori mencium sekilas bibir Miya. "Biar sakitnya ilang."

"Demen banget nyosor dari dulu nih anak." ujar Miya.

"Kan nyosornya sama kamu bukan ke yang lain." bales Hori.

"Liat aja kalo sampai nyosor ke cewek lain. Bakal aku kebiri punya kamu abis itu aku talak tiga." ancam Miya.

"Sadis banget bini gue. Kalo aku dikebiri nanti punya aku gak tegang gimana, gak bisa bikin bocil yang." tutur Hori.

"Sekolah dulu yang bener, lulus dengan sempurna, kuliah, sarjana, kerja baru kita bikin baby." jelas Miya.

HorimiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang