A locked-mouth girl

5 1 0
                                    

Setsuna's perspective

Steven-san memanduku jalan ke ruangannya Maeven-san. Katanya, ada suatu alasan tertentu kenapa dia jarang mengobrol dengan saudaranya.

"Sebelah sini! sebelah sini!!" ujarnya girang.

Aku menunggu, Steven-san yang membukakan pintu.

"Dia memang tidak bisa bicara, sih... Beberapa player berpikir kalau dia itu mahluk ganas yang baru jinak, tapi dia sangat baik, loooh! dia pasti senang bertemu denganmu! Ayo masuk! Maeeeeeeeeeeeve!!!!"

"Jadi kau Maeve-san?" tanyaku.

Dia mengangguk ramah.

Di informasi yang kudapat, Maeve-san tidak pernah bicara sejak lahir dan sering berbaring di atas tempat yang empuk sekalipun tubuhnya masih bisa bergerak. Aku jadi teringat Kanata-san yang suka tidur di ruang klub.

"Bagaimana? kau sudah mengenal semua kakak-kakakku??"

"Kurang lebih, ya."

"Kalau begitu, sekarang hanya tinggal mengingat bagian-bagian dalam kapal ini saja!"

"Ya. Terimakasih banyak, Steven-san!"

"Tidak masalah! tapi baru kali ini aku bisa berguna untuk player yang lain, sih..."

Aku menaikkan satu alis. "Memangnya kenapa?"

"Yah... Soalnya.... Aku dan Heaven memang yang paling "beban" di keluargaku ini."

"Tidak, itu tidak benar!. Semua orang disini pasti berguna, kok!" kataku mencoba mendukung.

"Terimakasih, Setsuna. Itu sangat menyelamatkanku." dia kembali ceria.

Setidaknya, itu akan membuatnya berpikir kalau tidak ada satupun orang yang tidak berguna di dunia.

______________________________________

Y/n's perspective

"GHHHEEEEEEEEAAAAAAAHHHH!!!!!"

Tanganku sakit.. Tapi aku menang!!

"Yosshaa!!!"

"Ternyata.. Kau boleh juga, ya, Raiden." aku Heaven kalah.

"Apanya! otot tanganmu terlalu kuat!! itu sangat kejam!! aku yakin pasti akan sulit jika harus menggendongmu dari pintu masuk kapal ini sampai depan pintu kamarku!!" keluhku sambil menggerakkan tanganku sebagai gestur.

"Haaaagh.. Apa boleh buat.. Lihat saja Raiden! aku pasti akan mengalahkanmu nanti!"

.....Kenapa kau sebegitu semangatnya, sih? padahal kita hanya sedang bermain panco, loh.

"Raiden! yo! kau sedang asyik bersama Heaven, ya!?" sapa Steven dari kejauhan.

"Steven? ya, itu benar. Tadi kami adu panco, sih..."

Tahu-tahu, Steven melirik jahat ke arah kakaknya sendiri.

"Huhuhu.... Pasti Heaven kalah, kan? aku tahu itu!"

"Dasaaaar!!!! jangan tiba-tiba bilang begitu, dong!!" tangisnya menjadi-jadi.

"Raiden-san..... Tidak mau mencoba panco denganku?" tanya Setsuna.

Rasanya aku tidak yakin. Aku ingat pernah bermain sekali dengannya hingga sejam pun tidak ada dari kami yang menang.

"Haaah? tanganku masih sakit, tahu!" aku mengatakan yang jujur.

"Benarkah? biar kucoba memijat lenganmu."

"AAAAAAAAAAAAAAGGGHHH!!!!"

"Oh. Kukira kau bohong. Sepertinya lain kali saja mainnya."

Aku selamat-----

"Kenapa kalian masih disini?" tanya seseorang setelah pintu geser itu terbuka secara otomatis.

"Deven?"

"Deven-san? ada apa?"

"Ada musuh menuju kemari! bentuk badannya seperti ikan pari, tapi mulutnya seperti sword fish! tolong basmi mereka atau kapal ini akan terhantam!"

______________________________________

G's word

Klo G's lanjutin ngetik di bab ini lama-lama subtitle ama isi ceritanya makin ga nyambung dah...

Next.

The campaign of Submarine [Setsuna Yuki x Male Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang