Naven's motivation

5 0 0
                                    


G's perspective

"SETSUNAAAAAAA!!! KAU KEMBALI JUGA AKHIRNYAAA!!!!"

"Uwah! S-Steven-san!?"

Sebaliknya, Y/n mulai merasa marah melihat Setsuna yang dipeluk erat oleh Steven.

"RAIDEEEEEEEENNNN!!!!"

Y/n mulai was-was sendiri melihat kedatangan Heaven.

"Kenapa kau tidak mendengarkanku, hah!? sudah kubilang seharusnya kau beristirahat saja di kamarku, kan!?!?!?" omelnya sambil memukuli pipi Y/n.

"ADADADADADADADAHHH!!! SAKIIIIIT!! HENTIKAN!!"

"Sudahlah, Heaven! yang penting, kan, mereka berdua sudah kembali pulih disini! jadi, tidak ada yang perlu kau khawatirkan dari mereka!" goda Steven.

"Tapi, kan, tetap saja... Aku sangat khawatir! apalagi Raiden!"

"Kenapa aku lagi, hah??" gumam Y/n.

"Ahem!"

Suara itu membuat semuanya terkejut, kecuali Y/n.

"Steven benar. Setidaknya mereka berdua selamat untuk sekarang dan kedepannya, mereka bisa bekerjasama dengan baik untuk mengalahkan Boss terakhir."

"Hoi, Naven! kau ini mengejutkanku saja!"
ujar Steven marah.

"Terserah saja apa maumu."

"Jawaban macam apa itu!?!?"

"Kalau begitu, Setsuna, ada yang ingin kubicarakan sebentar."

Yang dipanggil langsung menyahut.

______________________________________

Setsuna's perspective

Ruang pengendali kapal selam.

"Baiklah. Singkat saja. Maksudnya apa-apaan, itu!?" tanyanya jengkel.

"Maksud Naven-san?"

"Aku tidak mengerti kenapa kau bisa putus dengan Raiden! itu!"

Ketahuan juga.

"Ah, itu karena salahku sen--"

"KAU TIDAK SALAH APAPUN, SETSUNA." selanya.

"Eh?"

"Anehnya, padahal kau putus dengannya. Tapi kau tidak menangis.... Ini pasti semua gara-gara Deven, kan!? jujur!!"

Pandangannya dalam sekejap sudah membuatku merinding.

"I-iya.... Itu benar. Aku baru selesai menyikat gigi, tiba-tiba Deven-san menyerangku dari atas.

Setelah itu, karena aku sudah tahu apa yang direncanakan olehnya, maka aku menyerangnya balik hingga membuat kapal ini sedikit terguncang karena efek luka yang diterima olehnya.

Namun, waktu aku telah mengunci semua pergerakannya, tiba-tiba Raiden-san muncul dan menendangku hingga terpental.

Beberapa saat kemudian, Raiden-san memarahiku dan memintaku untuk putus cinta dengannya."

Setelah aku menceritakannya secara detail, dia masih merasa sangat marah dan berlari menghampiriku dengan sangat cepat, kira-kira 0,001 detik.

"Na-Naven-san.... Wajahmu terlalu dekat..." ujarku dengan wajah sedikit memerah.

"Memang. Aku sengaja."

Eh?

"Inilah sebabnya kenapa kau patah hati dan semangat bertarungmu. Kau tahu? setelah aku melihat cara kalian berdua saling mengisi saat melawan musuh maupun Boss, aku akhirnya jadi paham sesuatu.

Padahal, kalau saja kalian tidak bertengkar hingga putus segala, maka aku bisa saja menaikkan peringkat Campaign untuk pasangan kalian. Tapi sayang sekali, nasib sial untuk kalian berdua.

Oh iya. Benar juga. Semuanya, termasuk Deven, Heaven, Maeven, dan juga Steven, mereka menentukan peringkat permainan kalian, namun kami tidak bisa memberitahu kalian.

Kau masih bisa memperbaiki ini semua. Kau bisa memaksa kembali Raiden untuk menjadikannya milikmu, atau lebih menjadi kuat lagi agar Raiden tahu rasa."

"Menjadi kuat? tahu rasa? kenapa?" tanyaku bingung sendiri.

Kemudian, Naven mulai menjauhiku sedikit dan menghembus nafas kesal.

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku akhirnya jadi paham sesuatu. Yaitu, Raiden yang kagum akan kekuatanmu, dan kau juga yang takut akan keberanian atau semangat Raiden."

Dia mendekatiku lagi, masih dengan wajah dinginnya, lalu menyentuh dadaku dengan telunjuk kanannya.

"Ingat, ya. Aku mau kau kembali lagi jadi dirimu yang biasanya, apapun situasinya dan bagaimanapun kondisimu sekarang. Kenapa?

Karena, semuanya tergantung hatimu sendiri."

"Tergantung.... Hati?"

"Benar. Ibaratkan saja seperti orang yang sudah mati. Jika hatinya tidak bergerak, maka dia juga tidak akan bisa bergerak lagi. Nah, kalau hatimu sakit, maka dirimu juga akan sakit. Mengerti?"

Hebat..!! jadi seperti inilah anak sulung Hominem..!!

"Iya.. Rasanya aku paham sekarang! terimakasih, Naven-san!"

"Senang bisa membantu."

"Ka-kalau begitu... Sampai nanti, Naven-san!" pamitku keluar.

______________________________________

Kalau boleh jujur, sebenarnya waktu pandangannya sangat dekat denganku, aku bisa merasakan sesuatu yang hangat di dadaku. Tapi tetap saja, aku masih lebih menyukai Raiden-san.

Juga kata-katanya barusan.... Sangat menyemangatiku! saat ini aku merasa senang dan merasa bahwa kalimatnya menyelamatkanku.

Tepat di depan, ada orang yang kusukai berlari menuju pintu keluar kapal.

"Raiden-san! ada apa? kenapa kau terburu-buru?"

"Hoi, cepatlah! ada musuh baru yang terdeteksi di sebuah pulau asing dekat kapal!"

"Eh?"

Jangan-jangan..... Final Boss!?!?!?

______________________________________

G's word

Sesungguhnya, ada 2 chapter lagi. Semangat ya G's nulisnya!!



Next.

The campaign of Submarine [Setsuna Yuki x Male Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang