10

134 13 0
                                    

KREK
KREK
KREK

Patung iblis Ciel tiba tiba retak. apa yang terjadi?!.

"Ambil senjata kalian. saatnya menjalankan misi pertama."

Jennie dan Kotaro kebingungan maksud dari 'misi pertama' yang dibilang Guren tapi mereka tetap mengambil senjata.

"Jennie, Kotaro." Guren menunjuk kearah Ciel yang berdiri diatas patung iblis. "Disana ada iblis pemangsa manusia. sebagai misi pertama kalian, bereskan dia."

Ciel yang kini sedang dirasuki Iblis berniat membunuh mereka dengan busur panah miliknya.

BOOM!

Panah melesat dan menghasilkan efek yang luar biasa.

Jika Guren tidak menangkis panah itu dengan pedangnya, mungkin Jennie dan Kotaro akan mati.

Iblis Ciel melompat dari satu patung ke patung lain lalu kembali melesatkan panah.

BOOM!

Terjadi lagi sebuah ledakan.

"Wow~ kekuatan iblis yang belum menghisap kebencian saja sekuat ini ya~" Guren.

"Woi Guren!" teriak Jennie. ia sedang berlari menghindari serangan panah Ciel.

"Apa maksudmu menyuruh kami membereskannya?!"

"Dia itu Ciel loh! teman kami!"

"Hah? kau ini bicara apa? dilihat dari manapun dia sudah menjadi iblis"

"Cepat bunuh dia dan biarkan dia tenang di alamnya!"

"Jangan bercanda! mana mungkin aku membunuh temanku sendiri!"

Iblis Ciel sudah bersiap menarik panahnya.

"Terserah kalau kalian mau mati konyol, tapi Ciel tidak akan bisa kembali lagi!" Guren.

"Sial!" Kotaro mengeluarkan senjatanya.

"Kalau kau memang anggota regu rembulan iblis, cepat selesaikan misimu!" ucap Guren, sepertinya ia tidak main main.

"Cih!" Jennie akhirnya ikut mengeluarkan senjata.

"Jennie." panggil Kotaro lalu mengangguk memberikan kode. setelahnya ia berlari menuju Ciel disusul oleh Jennie.

Kotaro menangkis serangan serangan yang datang sambil terus maju mendekati Ciel. sempat terjadi adu senjata antara mereka sebelum akhirnya Kotaro terpental jauh akibat tendangan kuat dari sang iblis.

Sesaat setelah Kotaro jatuh datang Jennie dari belakang. "Kembalikan Ciel dasar iblis sialan!"

PRANG!

Busur itu menahan pedang Jennie yang hampir mengenainya.

Iblis Ciel mendecih kesal.

Jennie menyerang lagi membuat busur itu terlempar jauh dari genggamannya.

"Yosh!" soraknya.

"Jangan lengah Jennie! iblis itu ada didalam tubuh Ciel bukan senjatanya!" teriak Guren.

Dan benar kata Guren karena setelah itu Jennie langsung terlempar oleh sang iblis.

Kotaro berlari menuju iblis Ciel dengan senjata yang siap ditangannya.

ini kesempatan emas! dia tidak bersenjata!, pikir Kotaro.

"Hentikan Kotaro! apa kau mau membunuh Ciel?!" teriak Jennie.

Kotaro tersadar dan langsung mengurungkan niatnya untuk membunuh.

Iblis Ciel berdiri dilingkaran mantra busurnya. kemudian melihat Jennie dan Kotaro dengan tatapan mengejek.

"Rupanya kalian tidak bisa membunuhku ya?~ hahah!"

"Sadarlah Ciel! jangan biarkan iblis itu menguasaimu!" Kotaro.

"Bukankah kau ingin menghabisi para vampir bersamaku?!" Jennie.

Namun tampaknya percuma saja mereka berteriak begitu, karena sang iblis sama sekali tak terpengaruh.

"Bunuh. akan kubunuh kau." ia menarik busurnya dan membidik Jennie.

Jennie yang melihat itu mengeratkan genggamannya pada pedang.

Jika Jennie tidak melawan maka dia akan mati dan tidak akan bisa membalaskan  dendam.

Tapi jika dia melawan, maka Ciel akan...

Jennie menghela nafas lalu melihat kearah Ciel.

"Lakukanlah. bunuh aku."

"Karena aku tidak akan bisa membunuh temanku sendiri."

"Aku juga sudah berjanji tidak akan meninggalkan mereka."

Raut wajah Ciel tiba tiba berubah menjadi ragu.

"Dan Ciel, kau juga tidak bisa membunuhku."

Wajahnya yang semula ragu langsung berubah menjadi tawaan. "Aku? tidak bisa membunuhmu? HAHAHA LELUCON!"

Jennie melepaskan pedangnya dari genggaman.

"Apa yang kau lakukan goblok!" teriak Kotaro. bisa bisanya ia melepaskan senjata padahal nyawanya sedang bahaya.

"Teguhkan jiwamu! CIEL BODOH!" teriak Jennie.

Jennie percaya kalau Ciel tidak akan membunuhnya karena mereka adalah teman.

Dan karena itulah ia berani melepaskan senjatanya.

Iblis Ciel membidik Jennie tanpa ragu. "Kalau begitu...."

Kotaro berlari kearah Jennie untuk melindunginya, disusul oleh Shinya yang juga datang untuk melindungi Jennie.

"....matilah dan pergi ke neraka!—"

"Ciel!"

"Apa kau akan selamanya bersembunyi dibawah kasur dan menyaksikan keluargamu mati lagi?!"

"Keluarlah dari sana dan lindungi mereka!"

Iblis yang tadinya begitu yakin untuk membunuh Jennie tiba tiba mulai ragu akibat teriakan Guren.

"Ciel.." sang kakak berucap pada Ciel kecil yang berada dibawah kasur.

"Apapun yang terjadi, jangan keluar dari sana!"

Ciel kecil menatap kakaknya yang dalam bahaya.

"Aku..."

"Aku tidak ingin bersembunyi lagi!"

Dia mencoba merangkak keluar kasur. ia mencoba melanggar janji pada kakaknya.

"Karena itu...berikan aku kekuatan untuk melindungi orang yang ku sayangi..."

"Berikan aku kekuatan untuk menghancurkan musuh musuhku..."

"Berikanlah padaku, IBLIS!!"

Tubuh Ciel gemetar. panah itu melesat ke arah lain.

Ciel tersadar kemudian melempar panah miliknya dan berlari memeluk Jennie.

Jennie tersenyum menyambut temannya yang sudah kembali.

"Jennie!! hiks hiks hiks..." Ciel menangis sesenggukan setelah kena mental dari si iblis.

Shinya dan Kotaro menatap tak percaya pada Ciel yang sudah kembali sadar.

"Syukurlah kau sudah kembali" Jennie mengelus pucuk kepala Ciel yang sedang menangis dipelukannya.

Kasian temen gue kena mental breakdance.

Guren menghampiri mereka. memberikan senyum pada Ciel yang sudah kembali.

TAK!

"KEMBALINYA LAMA AMAT!"

Jennie oleng akibat pukulan super dari Guren.

"Kenapa gue yang....anj—"

BRUK!

.

SERAPH || Jennierubyjane.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang