04

235 29 0
                                    

Aku selalu melihat pemandangan yang sama setiap kali menutup mata.

Senyum seseorang yang kuanggap sahabat, rekan sekaligus keluarga yang kusayangi.

"Wah aku bersyukur Je, akhirnya aku bisa melihatmu memiliki teman.."

Jennie besar melihat Rosé kecil yang tersenyum kearahnya. senyum yang tak pernah lepas dari seorang Rosé yang ceria.

"Sekarang aku bisa tenang tanpa perlu khawatir lagi.."

"Karena Jennie.. terlalu baik kalau harus mengisi hidupmu dengan dendam"

"Jagalah teman teman barumu dengan baik!"

Jennie besar menatap tidak mengerti dengan maksud Rosé kecil.

"Yasudah ya, aku harus pergi sekarang"

Rose kecil memberikan senyum terakhirnya sebelum ia pergi.

"Rosé! tung-apa maksudmu?"

Sosok Rosé kecil lama kelamaan semakin menjauh.

"Rosé! jangan pergi kesana!"

"Tunggu!"

Jennie besar mencoba berlari mengejar Rosé kecil namun ia tak pernah sampai, tangannya pun tak kunjung menggapainya.

"Rosé tunggu!"

"ROSÉ!!"

Dan Jennie terbangun dengan air mata.

"Eh?" Jennie melihat kesekeliling. ini bukan kamarnya.

"Jennie? syukurlah!" ucap Ciel yang berada disampingnya.

Mereka berada dirumah sakit karena Jennie sempat tidak sadarkan diri.

"Shinya! Jennie sudah sadar!" Ciel.

Shinya yang sedang melihat keluar jendela menoleh kearah Jennie. "Oh, dia sudah bangun?" kemudian mendekat ke tepi ranjang.

Matahari yang mulai tenggelam menunjukkan warna senja yang indah.

"Mulai hari ini kau akan ditugaskan dalam unit pemusnah vampir" ucap Shinya.

"Hah?" Jennie masih ngelag bung.

"Wah enak dong Je!" ucap Ciel yang ikut bahagia atas perekrutan Jennie.

"Ohya, pendaftaranmu juga diterima Ciel."

Jennie maupun Ciel menoleh terkejut kearah Shinya.

"Atasan kami menghargai bagaimana kalian rela mengorbankan diri demi melindungi teman."

"Dan sekarang, suka atau tidak kami adalah rekanmu"

Shinya mengulurkan tangannya pada mereka berdua. "Selamat datang disquad rembulan iblis." ucapnya.

Ciel mengulurkan tangannya dan menaruhnya diatas tangan Shinya.

"Jennie, ayo kau juga!" Ciel.

Jennie ikut menaruh tangannya diatas Ciel. tangan mereka pun menjadi bertumpuk.

"M-Mohon kerja samanya...y-ya" ucap Jennie dengan rona tipis dipipinya.

- S E R A P H -

Keesokannya diatas gedung sekolah ada seorang siswa dan siswi sedang berdiri berhadapan.

Siswa itu berniat memberi sebuah surat pada siswi dihadapannya.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku dari serangan vampir waktu itu" ucap sang siswa menahan gugup.

Siswa itu adalah orang yang diselamatkan Jennie dan tentu saja siswi dihadapannya ini adalah Jennie, orang yang menyelamatkannya.

"Y-Ya..."

Siswa itu menatap Jennie dengan gugup.

Melihat siswa didepannya gugup membuat Jennie juga ikutan gugup.

"Aku menyukaimu!"

"Kumohon bacalah surat yang berisi curahan hatiku ini padamu!"

Jennie mengambil surat itu. surat cinta berwarna biru toska.

"Tapi aku-" belum selesai Jennie berbicara, siswa itu sudah berlari kedalam gedung meninggalkan Jennie dengan surat cintanya.

"Wah wah~"

Jennie menoleh keasal suara. disana ada Shinya yang sedang bersandar ditembok sambil melihatnya.

Jennie memasukan surat itu kedalam saku.

Shinya berjalan menghampiri Jennie.
"Pahlawan penyelamat serangan vampir, sepertinya mulai populer~"

Jennie kesal mendengar Shinya yang terkesan mengejeknya.

"Apa dia yang akan kau hancurkan perasaannya kali ini?"

"Kali ini apanya? aku tidak melakukan apapun"

"Hm~ dasar gadis perawan.." goda Shinya dengan senyum jahilnya.

Jennie mengepalkan tangannya kesal meskipun ia juga sedikit malu mendengar kata 'perawan' dari seorang lelaki.

"Shinya, sialan...!"

.

SERAPH || Jennierubyjane.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang