Bagian 15

31 12 0
                                    

Saat ini waktu menunjukan pukul 03.00 WIB dini hari. Gina terbangun dari tidurnya. Ia berusaha mengumpulkan semua kesadaranya yang sebagian tertinggal di alam mimpi.

Gina melihat Alaska yang masih terbaring lemah dengan beberapa alat bantu perdapasan di tubuhnyan. Ia berharap Alaska sudah bangun saat ini. Sungguh ia sudah sangat merindukanya.

Gina kini bangkit dari duduknya dan beranjak pergi kekamar mandi untuk berwudhu. Setelah berwudhu, Gina bersiap untuk melaksanakan shalatnya kali ini.

Tanpa ia sadari seseorang kini tengah memperhatikan seluruh gerak geriknya saat ini. Siapa lagi kalau bukan Alaska.

Sebenarnya ia tidak bisa tidur setelah siuman tadi. Namun ketika ia melihat Gina terbangun, ia pura pura tertidur. Ia belum ingin memberitahu Gina saat ini bahwa ia sudah sadar.

Alaska memperhatikan Gina yang sedang shalat tahajud saat ini. Betapa damainya hati Alaska melihat Gina shalat saat ini.

Jujur ia mulai terbuka pintu hatinya saat ini. Betapa ia sudah lalai dalam soal agama saat ini. Dulu ia sangat tau tentang agama. Namun saat ini mengapa ia sangat jauh pada agamanya sendiri.

Terbesit dihatinya sebuah janji. Ia berjanji setelah ia sembuh ini, Alaska akan rajin melaksanakan shalat. Dan tentu juga mendalami ilmu agama.

Ia merasa malu ada Gina saat ini. Gina saja bisa hijrah. Dari yang dulu tak berhijab dan sekarang berhijab dan lebih baik akhlaknya. Kenapa Alaska gak bisa? Pasti Alaska bisa. Kuncinya adalah niat dan keyakinan diri.

Alaska melihat Gina yang kini sedang berdoa. Entah apa yang Gina panjatkan kepada Allah saat ini. Karena Gina berdoa di dalam hatinya. Jadi Alaska tak bisa mendengarnya.

Setelah selesai berdoa, Gina membereskan alat shalatnya. Alaska yang sadar bahwa Gina menuju ketempatnya, mulai memejamkan mata dan berpura pura belum sadarkan diri. Ia ingin tahu apa yang akan di lakukan oleh Gina saat ini padanya.

Gina datang menuju tempat Alaska saat ini. Ia mendudukan dirinya di samping ranjang Alaska. Ia menatap penuh kesedihan pada pemuda tampan yang ia kagumi saat ini yang tengah berjuang  melawan sakitnya ini.

Tatapan sendu terlihat di wajah Gina. Ia ingin sang pujaan tersadar saat ini. Ia ingin melihat senyum Alaska yang selalu memberikan kehangatan di hatinya.

"Kau tau Alaska... aku merindukanmu... aku sungguh merindukanmu. Aku merindukan tatapan tajamu... aku merindukan sifat dinginmu... sungguh aku merindukanmu... cepatlah bangun Alaska... apa kau tak bosan tidur terus hiks" ucap Gina seraya tersedu. Ia menangis saat ini.

Alaska yang tau Gina menangis, sunggih hatinya tersentuh. Ia terharu saat ini. Baru kali ini ia dikhawatirkan seperti ini oleh seorang wanita.

"Kau tau? Aku sungguh mencintaimu Alaska. Aku ingin kau kembali pulih saat ini hiks..." ujar Gina yang kini sudah menidurkan kepalanya di tepi ranjang dengan tetap menangis.

Alaska yang mendengar penuturan yang keluar dari mulut Gina merasa terkejut.

'Apakah benar dia mencintaiku?'
Tanyanya dalam hatinya sendiri. Sungguh Alaska merasa senang dengan penuturan Gina saat ini.

"Aku selalu berdoa di sepertiga malam dengan menyebut namamu. Maaf jika aku lancang. Namun jujur aku sungguh meminta pada Allah supaya engkau menjadi miliku karena Allah hiks... kumohon bangun Alaska hiks... aku rindu" ucap Gina terdengar sangat parau di telinga Alaska.

"Aku juga merindukanmu..."

Satu kalimat yang sukses membuat Gina mengangkat kepala dengan sedikit hentakan. Matanya membola. Tubuhnya bergetar. Matanya sudah berkaca kaca. Ia tak kuasa untuk menahan tangisnya.

Alaska [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang