Bagian 10

30 13 1
                                    

Saat ini Alaska dan Gina sudah berada di rumah Alaska. Seperti yang di katakan Gina tadi, ia ingin mengobati luka Alaska dulu baru ia akan pulang.

Entah mengapa Gina kini sangat mengkhawatirka Alaska. Rasa gugup dan takutnya saat ini kalah dengan rasa khawatirnya saat melihat sudut bibir dan kepala Alaska sedikit lebam akibat berkelahi dengan tiga preman tadi.

Kini Gina sudah duduk di samping Alaska dengan membawa kotak P3K dan juga air hangat yang di ambilkan oleh pembantu di rumah Alaska.

Dengan sangat telaten Gina mengobati luka Alaska. Walau kadang Alaska sedikit meringis kesakitan saat lukanya di obati dengan olesan alkohol lalu di tambah obat merah.

Namun rasa perih itu hilang saat melihat wajah khawatir dari Gina yang sedang mengobatinya dengan sangat hati hati dan penuh perasaan.

"Kenapa kamu khawatir?" Tanya Alaska begitu saja tanpa berfikir. Entah mengapa dan dari mana asalnya pertanyaan itu muncul Alaska tak tahu. Ia spontan saja menanyakan itu.

Gina yang mendengar pertanyaan Alaska kini memberhentikan aktivitasnya dan beralih menatap mata coklat muda Alaska yang bisa membuat hatinya teduh saat melihatnya.

"Aku ga suka kamu berantem, apalagi sampai luka?" Jawab Gina yang bisa dikatakan kini ia hampir menangis karna melihat luka yang ada pada diri Alaska.

"Apalagi itu karena diriku...aku ga mau" sembari menunduk dan mulai mengeluarkan buliran air jernih dari matanya yang indah bagi Alaska.

Alaska yang melihat Gina menangis saat ini hanya bisa terdiam. Hatinya tersentuh dengan kata kata Gina. Baru kali ini ada seseorang yang sangat mengkhawatirkanya selain dari ibunya dan papanya.

Dengan mengumpulkan keberanian, Alaska memberanikan memegang dagu Gina dan mengangkat wajah Gina agar menatapnya. Walaupun saat ini jantungnya sudah tidak beres lagi.

Jujur ini baru pertama kalinya ia menyentuh perempuan selain ibunya yang ia sentuh. Entah mengapa saat menyentuh Gina, desiran aneh mulai menjalar di tubuhnya dan jangan lupakan jantungnya yang tak bekerja dengan baik.

"Maaf"

Hanya itu yang di ucapkan Alaska. Jujur ia tak pandai untuk hal romantis apalagi untuk baperin anak orang. Karena ini baru pertama kalinya ia merasakan detakan jantung yang tak beres ketika hanya berdekatan dengan Gina.

Gina yang mendengar kata maaf dari Alaska hanya bisa mengangguk. Sudah bisa di pastikan saat ini jantungnya sudah tak lagi bekerja dengan baik saat tatapan Alaska begitu dalam padanya. Bahkan sampai menusuk hatinya yang paling dalam saat ini.

Dua insan yang kini saling pandang tanpa mengedipkan mata mereka, tak tahu jika sudah ada 2 pasang mata yang memperhatikan mereka saat ini.

"EKHEEMMM"

Deheman lantang dari seorang lelaki paruh baya yang saat ini berdiri di ambang pintu sukses membuat dua insan yang tadi tengah bertatapan insten tersadar. Mereka gelagapan seperti sedang tertangkap basah mencuri ayam tetangga. Wkwkwk.

"Pa...papa" ucap Alaska tergagap dan langsung membenarkan posisi duduknya. Sedangkan Gina kini hanya bisa menunduk menahan malu yang sangat amat ia rasakan saat ini. Jangan lupakan pipinya yang sudah memerah seperti keping rebus. Sungguh malu Gina saat ini sudah kepergok berduan oleh Alaska. Dan parahnya yang memergoki papa Alaska sendiri.

"Hoooo... ternyata anak papa udah mulai bandel ya" tutur papanya dengan tatapan yang sulit di artikan saat ini. Sedangkan ibunya hanya tersenyum tak jelas pada dua insan tersebut.

Papanya kini sudah berjalan menunu ke tempat Alaska dan Gina yang kini sudah memasang wajah kaku tak berani berkata apa apa lagi. Bahkan Alaska yang biasanya selalu santai kini terlihat sangat tegang. Bahkan ia susah payah menelan salivanya.

"WAHAHAHAHAHA" tawa lepas dadi papanya Alaska membuat Alaska dan Gina menjadi heran.

"Wajah kalian sungguh menggemaskan jika sedang ketakutan begini hahahha" sambung papanya. Alaska dan Gina kembali di buat bingung oleh tingkah papanya Gina.

"Papa ga marah kok. Papa malah seneng karna ada yang merwat kamu gini. Apalagi yang ngerwat cantik begini" ucap papnya yang kini sudah mengusap lembut kepala Gina.

Gina yang mendengar dan sekaligus perlakuan lembut tersebut merasa lega karena papa Alaska tak marah. Dan kini pipi Gina sudah merah sempurna dan juga senyuman yang lerlukis indah di bibirnya.

"Iya tuh pa... pinter juga ya anak mama nyari yang cantik dan juga berhijab gini, sudah di pastikan bahwa gadis shalehah" tambah mamanya yang kini duduk di samping Gina.

"Siapa nama kamu sayang?" Tanya mama Alaska pada Gina.

"Pu...putri Gina Kusuma tante" jawab Gina dengan terbata. Jujur bahwa saat ini ia masih sangat canggung.

"Nama yang bagus. dimana rumah kamu sayang?" Tanya mama Alaska lagi.

"Di...di depan tante" jawab Gina kembali memberi tahu di mana rumah Gina.

"Wahhh bisa di bilang ini namanya PACAR LIMA LANGKAH DARI RUMAH" ucap papanya sambil menekankan pada kalimat terakhir.

Alaska hanya bisa terdiam dan tersenyum yang memang sulit di artikan oleh siapapun.

Di dalam hati Gina ia merasa sangat senang bisa di sambut hangat oleh keluarga Alaska. Bahkan merka sampai mengobrol dengan di selingi tawa. Ya walaupun Gina sangat pendiam saat berada di dalam keluarga Alaska ini.

Sungguh berbeda sifat Alaska saat berada dirumah dengan di luar rumah.

Di dalam eumah ia sangan humoris bahakan tidak irit bicara, saling membuat candaan yang sukses membuat perut merasa sakit dan lelah akibat tertawa yang terus menerus datang dengan cerita cerita konyol yang di buat oleh papa Alaska dan Alaska sendir.

Tak terasa hari mulai sangat cerah. Menandakan bahwa hari sudah menunjukan tengah hari.

Gina berpamita dengan keluarga Alaska untuk kembali kerumahnya. Jika di lamain ngobrol dan tertawanya pasti ia akan di cari oleh ibunya dan sudah di pastikan ibunya akan memarahi dan menceramahinya dari  A-Z.

Gina keluar rumah Alaska dengan menyunggingkan senyum yang tak mau berhenti jika mengingat kekocakan dan juga kekonyolan Alaska dan papanya.

Ia tak menyangka bahwa sifat Alaska jauh berbeda saat berada di dalam rumah bersama keluarganya.

Sedangkan Alaska yang di dalam mendapat berkali kali lipat pertanyaan yang mampu membuatnya ingin pergi dari tempat tersebut.

Kini ia  beranjak dari meja makan dan pergi begitu aja. Ia ingat waktu menyelamatkan Alaska.

Sunggu ia di buat nyaman dengan adanya Gina . Dan kalian boleh tau. Bagaimana saat ini Gina sangat gugup?

"Sungguh ini pertama bagi Gina dan juga Alaska. Kepa giu?" Tsungguh ini hal kecil yang sanaganya Gina dengan prasaan yang tak

Alaska juga baru peetama kali untuk membawa wanita masuk kerumahnya. Kecuali wanita yang begitu spesial di hatinya.

Dan untungnya kedua orangtuanya menyambut dengan tangan terbuka dan juga senyum lebar yang mengembang.

Kembali lagi bersamaku.

Jangan lupa budayakan votnya .

Stay read me.

IG : Hakim muid
FB : Hakim Muid.


Alaska [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang