21.

806 54 10
                                    

Holla gaes, akhirnya aku up juga. Maapkeun kalo kelamaan hehew T_T

Maap yah, aku belum bisa turuti yang minta double up T_T

Target aku sebelum akhir september ini Keesha udah tamat gaes. Huhuhu ... Sedih nggak bakal pisah ama Keesha?🤧 sedihlah, masa enggak! 🤧

Btw, kalo dah tamat nanti jangan lupain Keesha ya 🤧

Oh ya, part 20 aku ubah ya biar lebih nyambung sama part ini dan part sebelumnya. 😚👌

Yuk baca ulang dulu part 20 nya 😚👌

______

"Mengapa ada pertemuan jika harus dipisahkan? Mengapa dia datang membawa cinta lalu dipaksa pergi meninggalkan sejuta luka? Buat apa?!"

Sementara di tempat lain, tepatnya markas phoenix. Seorang lelaki muda tengah merintih dalam gelap. Mata yang tertutup kain, mulut yang tersumpal dan diberi lakban, serta tangan dan kaki yang terikat hanya bisa membuatnya bicara dalam hati berharap agar seseorang menolongnya.

Tuk! Tuk! Tuk!

Suara dentuman sepatu yang beradu dengan lantai pun terdengar. Remaja itu berusaha memberontak. Tapi ... .

BUGH!

Pukulan demi pukulan dilayangkan dari para bodyguard untuknya. Hingga seorang Melvin Alcander hampir kehilangan kesadarannya.

"Keesha, lo ke mana? Gue butuh lo."
Melvin pun lebih memilih untuk berdoa agar Keesha datang untuknya. Namun di sela doanya, ia mendengar sayup-sayup suara pertengkaran dan sesekali suara erangan. "Kayak suara Kak Kelvin dan Kak Relvin. Tapi ... Apa mungkin itu mereka?" Melvin pun mendengarkan lagi suara itu dengan seksama. "Iya bener itu suara mereka! Jangan-jangan mereka disiksa."

Cemas, itulah yang saat ini Melvin rasakan. Andai ia punya kuasa yang lebih, pasti masalah ini akan Melvin selesaikan secara baik-baik.

"Erhm," erang Melvin ketika tubuhnya di angkat paksa oleh dua orang. Ikatan kaki Melvin telah terlepas, tapi tetap saja ia tak kuat untuk melawan sebab tenaganya sudah terkuras habis saat dipukuli tadi.

"Jalan!" bentak orang itu sambil membuka lakban dan sumpalan dari mulut pemuda yang menjadi tawanannya itu.

"Mau kalian bawa ke mana saya?" tanya Melvin sambil mengatur ritme jantungnya.

"Diam dan ikuti perintah saya!" balas orang itu tajam dan dingin.

"Jadi dia yang udah bikin Keenan celaka, Kak?" tanya Arga pada Marcello yang masih menatap dua remaja dihadapannya ini dengan datar.

"Iya."

"Hm ... Enaknya diapain ya? Gimana kalo kita ambil organ tubuh mereka terus kita jual, Kak? Kan lumayan," ucap Arga. Ah, salah! Maksudnya Dave.

"Terserah kau saja, Dave. Tapi jangan biarkan mereka mati dengan mudah," peringat seraya Marcello menatap Dave tajam. Dave pun melempar simriknya pada keturunan tertua keluarga Wijaya ini sekejap lalu beralih pada pisau belati di tangannya. Marcello menepuk bahu Dave lalu pergi.

KEESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang