27.

696 45 11
                                    

Halooo gengs 🎉🎉🎉

Jumpa lagi dengan author yang kece badai cetarrr secetar-cetarnya ini 😍😍😍

Hilih, hoax!!🤢— Keesha 😜

Diem lo, Kees!! 🔪🔪🔪

Apa lo?! 😑 — Keesha 😜

Ish, dahlah gaes, ketimbang ngurusin keesha mending baca yokk!!!

~~~~Happy Reading~~~~

Seorang gadis tengah memandang sebuah cermin yang menampilkan pantulan dirinya. Memasang bandana biru dan sedikit merapikan sedikit poni tipis yang menjadi tirai di keningnya.

Dengan memakai seragam yang sudah lama tak ia kenakan, Keesha pun bersiap untuk sekolah. Di bubuhi bandana biru di kepalanya, bedak tipis serta liptint, penampilan Keesha pun tampak nyaris sempurna.

"La ... Lalalala." Keesha berjalan keluar kamar dengan riang. Sementara para bodyguard yang senantiasa berada di samping Keesha merasa was-was.

"Nona, tolong jalannya pelan-pelan saja," ucap Rahma — ajudan 1.

"Iya, Non. Nanti Nona Keesha jatuh gimana?" timpal Jana — ajudan 2.

"Bodo amat! Jatuh masih ke bawah aja ribet amat," balas Keesha ketus.

Rahma dan Jana pun dengan sigap menghadang Keesha. "Tapi, Non—"

"Ih, apasih! Aku itu mau sekolah. Aku udah lama nggak sekolah. Kalian itu diem aja kenapa sih?! Nggak usah ribet. Nggak usah ngatur-ngatur aku! Aku bisa jaga diri! Pergi sana!" umpat Keesha.

"Keesha!" panggil Varo yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar Keesha. Ah, lebih tepatnya peringatan untuk Keesha.

Keesha membalikkan badannya, menatap sosok lelaki dewasa yang bernama Alvaro Wijaya itu dengan malas. Pasalnya, ia harus menghentikan langkahnya menuju lift.

"Iya, Ayahku yang ku anggap Ayah tapi nggak ku anggap Bapak sama sekali. Ada apa?"

"Bisa sopan kan sama orang yang lebih tua dari kamu?"

"Nggak! Mereka ngeselin. Aku ke mana mereka ngikutin mulu."

"Minta maaf sama mereka!"

Bukannya mengindahkan perkataan sang Ayah, perempuan itu malah menatap Varo penuh pertanyaan di matanya. "Ayah kenapa? Kok Ayah kayak sedih gitu?"

Varo memalingkan penglihatannya. "Cepat minta maaf sama mereka, Keesha!"

"Keesha Florenza Wijaya! Cepat minta maaf sama mereka!" ucap Varo penuh penekanan di setiap kata.

"Maaf." Keesha yang paham jika Varo sudah memanggilnya dengan nama lengkap berarti lelaki itu sedang marah pun segera mengucapkan kata maaf lalu beranjak pergi dari kamarnya tanpa berkata apapun lagi.

"Dedek." Seorang wanita dewasa berambut gelombang pendek tengah mengulum senyum hangat untuk putrinya.

Keesha pun langsung menghambur ke pelukan Lerry. Menyembunyikan wajah di ceruk leher ibunya sejenak.

"Bunda, ayah kenapa?" tanya Keesha. Ia merasa sangat kecewa bukan karena di suruh meminta maaf, tapi pada cara bicara ayahnya tadi. Dengan intonasi yang tinggi. Keesha tak suka itu.

"Ayahmu nggak kenapa-napa, kok." Lerry menatap laki-laki yang terlihat sangat kacau yang juga sedang berbalik mengamati interaksi antara sepasang ibu dan anak itu.

KEESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang