22.

753 54 12
                                    

Halo gengs!!!

Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja ya.

Gimana part kemarin? Seru nggak?

Romansanya dapet nggak?

Maaf ya, kalo romance nya terlalu sedikit. Soalnya, dari awal nih cerita aku nggak mau ada romancenya, tapi entah kenapa pas sampai part 20 itu aku pengen ada romance nya dikit.

Tapi bagi yang nggak suka romance, bisa skip aja ya. Karena ke part selanjutnya tidak ada lagi yah. Eh, tapi gak tau juga deng kalo nih otak oleng lagi ke romance. Tapi, doain ya semoga nggak oleng ke sono lagi v:

Karena jujur, aku bosen kalo cerita yang aku bikin mengandung unsur romance semua 😵😵

Oke, yuk kita lanjut baca aja yokk!! 😘😘😘

——————————

Di pelataran rumah sakit kota. Telah terparkir secara asal sebuah mobil sedan berwarna hitam. Seorang pemuda membuka cepat pintu belakang mobil dan memboyong perempuan yang tengah terluka parah di bagian wajah dan kini sedang menutup matanya itu.

Beberapa orang lainnya telah memanggil perawat dan meminta brankar. Tak berselang lama, para perempuan berbaju putih layaknya pegawai rumah sakit pun datang dengan membawa tempat tidur beroda itu.

Gadis yang masih dalam gendongan pemuda itu pun direbahkan di atas brankar, kemudian mereka mendorong brankar itu menuju ruang UGD.

"Maafin Kakak, Dek." Arga menangis terduduk di sudut pintu ruangan yang telah tertutup itu. "Maafin Kakak yang nggak bisa ngendaliin Dave."

"Sudahlah, ini semua sudah terjadi," sanggah Marcello yang juga khawatir dengan keadaan Keesha.

"Harusnya Melvin yang seperti ini, bukan Keesha!" ucap Dave yang lagi-lagi menguasai raga Arga.

"Dave, sudah!" peringat Marcello yang menyandarkan tubuhnya ke tembok.

Klek

Pintu coklat berkaca besar itu terbuka perlahan, menampilkan sosok pria berjas putih dan berkacamata.

"Bagaimana keadaan Keesha, Dok? Keesha nggak kenapa-napa kan, Dok? Dia baik-baik aja kan, Dok?" cerca wanita berambut hitam legam itu dengan getah bening yang dengan tanpa izinnya terjun bebas membasahi pipinya.

"Nona Keesha mengalami pendarahan hidung yang sangat hebat. Efek dari tembakan peluru pada hidungnya telah membuat tulang nassal itu pecah," balas Dokter.

Tulang nassal atau biasa disebut Tulang hidung adalah dua tulang lonjong kecil, yang memiliki keragaman dalam hal ukuran dan bentuk pada individu yang berbeda; kedua tulang tersebut terletak berdampingan di bagian tengah dan atas wajah, dan bentuk, dengan persimpangan mereka, "jembatan" dari hidung.

Efek cedera pada tulang nassal sangat berbahaya. Di antaranya; Infeksi pada hidung atau sinus dan pada tulang wajah, sekat hidung menyimpang (deviated septum), gumpalan darah dalam hidung, patahnya tulang rawan, cedera leher, dan kemampuan dari indera penciuman berubah atau bahkan hilang.

"Lalu apa yang harus dilakukan agar hidung Keesha bisa kembali normal, Dok?" tanya Varo.

"Kami akan melakukan operasi untuk mengembalikan bentuk dan fungsi hidung nona Keesha seperti semula," jelas Dokter.

KEESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang