33.

348 37 13
                                    

SUREPRISE!!!!!🌟🌟🌟

Jangan lupa voment ya!!!❤❤❤

Happy reading🌟❤



Pagi ini, seluruh anggota keluarga Wijaya yang masih berada di rumah pun memulai aktivitas dengan sarapan pagi bersama di meja makan.

"Rinta, mau makan apa, Nak? Biar Bunda ambilin." Lerrie mengambil piring Clarinta, mengisinya dengan dua centong nasi.

"Opor aja, Bun."

"Delia, kamu mau apa, Nak?" tawar Lerrie.

"Sama sayur bayam dan telur ceplok aja, Bun," balas Delia.

Saat Tarra ingin mengajukan piringnya pada Lerrie. Wanita paruh baya itu hanya melewatinya saja. Tarra mencengkeram piring itu dengan kedua tangannya.

Lerrie mengusap pucuk kepala Keesha yang berada di sampingnya. Gadis yang sedang memainkan ponselnya itu mendongak. "Anak Bunda, yang paling kecil ini. Mau sarapan pakai apa, Sayang?"

"Semuanya aja, Bun. Daripada bingung-bingung." Keesha mengembalikan pandangannya pada ponselnya yang menampilkan video run bts episode terbaru.

Lerrie pun mengambilkan apa yang Keesha minta. Seusai memenuhi piring Keesha, ia meletakkan seporsi hidangan di hadapan gadis itu. Keesha pun menyimpan ponselnya dan melahab makanannya.

Lerrie menatap Tarra datar. "Kalo Tarra mau makan, ambil sendiri di dapur ya. Karena saya tidak menyediakan makanan di sini untuk kamu."

Mendengar pernyataan Lerrie, tiga gadis muda di sekitarnya pun tersenyum puas. Tapi, tidak dengan lelaki yang baru saja keluar dari lift.

"Tarra sayang. Maafin Bunda kamu ya, mungkin Bunda kamu lagi capek. Biar Ayah yang ambilin buat kamu ya," ucap Varo lembut.

"Tiri siying. Miifin Bindi kimi yi, mingkin Bindi kimi ligi cipik. Biir iyih imbilin yi. Dih, najis banget!" sarkas Keesha.

"Keesha, siapa yang ajarin kamu kayak gitu?" tanya Varo yang tersinggung dengan ucapan Keesha.

"Ayah." Keesha menghentikan aksi makannya. Ia berdiri, lalu mengambil tasnya. "Dahlah, aku berangkat aja ya, Bun. Nafsu makanku ilang seketika."

"Ayah antar kalian. Tapi tunggu Tarra. Dia akan satu sekolah sama kalian."

"Maaf, Yah. Kami tidak bisa menerima keberadaan Tarra di sini," tolak Delia.

"Tapi Tarra itu saudari kalian juga."

"Itu menurut, Ayah. Bukan kami."

"Biar Adi aja yang antar mereka, Yah. Kalau Ayah tetap mau antar Tarra nanti ya nggak apa-apa, biar Adi yang antar mereka sekarang." Adi langsung beranjak dari kursinya. "Ayo berangkat!"

Mereka menyalimi satu per satu para tetua yang ada di sana. Kemudian melangkah keluar rumah.

_________

"Baiklah, Anak-anak. Sekolah ini kedatangan murid baru, tentunya juga teman baru untuk kalian." Wanita yang menyandang professi sebagai guru itu tersenyum ramah pada para perempuan muda di hadapannya. Kemudian ia mengalihkan tatapannya ke arah pintu. "Silakan masuk!"

Kemudian seorang perempuan berambut curly itupun masuk kelas X Mipa2 dengan senyuman manisnya. Tentunya membuat Keesha muak. Karena dia sudah tahu siapa perempuan itu.

"Hai semua, perkenalkan saya Tarra Aureliya Wijaya sa—" Kalimat Tarra terpotong. Mulutnya terkatup rapat, tapi senyumnya tak luntur.

"Nggak usah pake nama keluarga Wijaya bisa nggak?!" lantang Keesha.

KEESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang