EPISODE 7

287 56 30
                                    

Happy reading....
.
.
.


*

**
Tahun 2020.

Sooyoung harus menelan kembali pil pahit dalam hidup nya. Baru beberapa menit lalu paman nya di bawa ke ruang operasi, dan sekarang ketika salah satu dokter senior yang berumur 55 tahun itu, keluar dengan wajah penyesalan.

" Tuan Kim Eun Ho, dia mengalami benturan yang parah hingga membuat pendarahan di otak nya. Pupil mata nya tidak lagi merespon cahaya . Dia berpotensi tinggi mengalami kematian otak." Jelas Dokter bernama Kim Young Dae.

Bibi Seol-A menangis histeris di dampingi anak wanita nya yang bernama Kim Seulgi. Mereka bagai mendapat sambaran petir yang tak terduga. Paman Eun Ho adalah tulang punggung keluarga, selain itu dia lah yang berusaha keras untuk membiayai sekolah kedokteran Sooyoung.

Sooyoung sendiri tak mampu menahan bobot tubuh nya. Sehun yang masih mendampingi wanita itu, sigap menangkap tubuh Sooyoung. " Sooyoung!"

Sehun cukup panik saat melihat Sooyoung hampir tak sadarkan diri. Tubuh nya bergetar hebat, seolah ada ketakutan besar yang menghampiri nya. Wajah nya menjadi pucat, dan hal itu tak luput dari penglihatan tajam Sehun.

Dia segera mengangkat tubuh Sooyoung dan menggendong nya menuju UGD, namun Sooyoung menahan Sehun untuk pergi kesana. Dia menatap wajah pria itu dengan wajah sembab, dia menggelengkan kepala nya dan meremat pundak Sehun. Sehun yang cepat tanggap akan keinginan Sooyoung memilih putar balik menuju taman belakang rumah sakit. Dia duduk kan Sooyoung disana dan mereka menghirup nafas rakus dialam terbuka itu.

Sooyoung tak mampu menahan lagi bendungan air mata nya. Dia bahkan terlalu takut untuk memikirkan hari esok, bagaimana. Sungguh, dia tak tahu bagaimana bibi nya akan memperlakukan Sooyoung esok. Di tambah Seulgi sangat membenci nya, hanya paman Eun Ho yang menyayangi Seulgi layak nya seorang anak.

Sehun mengambil pundak Sooyoung lalu menarik nya kepelukan Sehun. Dia sangat mengetahui bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling berharga dalam hidup. Sehun pernah di posisi Sooyoung. Semula memang terasa amat berat, namun hidup harus terus di berlanjut. Kesedihan hanya membuat kita menjadi buruk, dan tak bisa mendapatkan kebahagiaan. Hal itu malah akan menyakiti mereka yang mendukung kita selama ini. Sehun percaya, baik di alam mana pun kita masih bisa berkomunikasi dan saling memandang satu sama lain. Menyampaikan bahwa,--- (Aku baik-baik saja... jangan khawatirkan aku. Berbahagia lah di sana.)

Dan Sehun juga berharap Sooyoung bisa melawati masa ini dengan tegar dan kuat.

" Menangislah... jangan memendam kesedihan mu." Ucap Sehun. Lalu dia menggenggam tangan Sooyoung dan kembali berucap. " Jika amat sakit bagi mu menanggung ini, kau bisa membaginya dengan ku." Sehun membiarkan tangan nya menjadi pelampiasan Sooyoung menangisi kepergian paman nya.

Dia bisa merasakan cengkraman Sooyoung menguat, hingga dia bisa merasakan tangan nya kebas karena Sooyoung benar-benar meremat nya dengan sekuat tenaga. Namun, Sehun merasa sedikit lebih baik dari pada Sooyoung memendam nya sendiri. Jika kesedihan hanya di selesaikan dengan keterdiaman, maka hanya rasa sakit yang didapat karena kesedihan tersebut mulai menggerogoti hingga habis tak tersisa.

"Paman!! Jangan tinggalin aku. Hanya kau yang aku punya di dunia ini. Aku tidak punya siapa-siapa yang mencintai dan menyayangi ku lebih dari dirimu." Sooyoung mengeluarkan isi hati nya dengan suara terisak.

" Paman berjanji akan melihat ku mendapat gelar dokter. Ini adalah cita-cita paman. Aku berusaha mewujudkan nya."

Sehun hanya mendengarkan pelampiasan perasaan Sooyoung. Dia hanya ingin menjadi pendengar yang baik saat ini, sambil memberikan kekuatan pada wanita itu dengan tepukan halus di punggung.

Damn! You Got Me ( Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang