When The Original MC Meet Our MC

133 13 2
                                    

Istana Safir adalah istana yang menjadi tempat tinggal para Pangeran Obelia dari generasi ke generasi. Selain tempat tinggal, bersantai, bermain dan belajar, ada juga tempat latihan pribadi untuk para Pangeran yang disertai dengan gudang yang penuh dengan berbagai senjata.

Bella, yang ditempatkan di istana itu, merasa seperti di awan melihat berbagai macam Pedang di sana. Ini lebih dari yang dia harapkan, mengingat Bellatrix adalah anak yang tidak terduga maupun diinginkan.

Dua hari setelah Bella dengan nyaman tinggal di sana, Vera, kepala pelayan Istana Safir, datang dengan jadwal apa saja yang harus Bella pelajari sebagai seorang Putri. Mulai dari Tata Krama yang paling dasar, sampai dengan Politik yang paling dia benci namun sangat penting. Sejarah cukup menarik untuknya, karena apa yang dia pelajari di sini begitu berbeda dengan dunia lamanya.

'Tapi aku mau belajar sihir dan pedang secara formal.'

Tidak seperti kebanyakan Elementalist, Bella dapat menggunakan Mana. Meski untuk sekedar melayangkan sesuatu dan menyamarkan dirinya, tapi itu cukup berguna untuk pertahanan hidupnya selama ini selain dari Api Elementalnya. Dan mengingat musuh di masa depan sangat pandai menggunakan kutukan, bukankah akan lebih baik kalau dia juga mempelajari Mana dan sihir?

Bella juga bisa bermain pedang, berkat kehidupan lama nya dan Ibu yang menunjukkan permainan pedangnya. Dan meski dia sudah mulai terbiasa kembali memegang pedang enam bulan ini, jika dia berhenti sekarang, maka tubuhnya akan menjadi canggung untuk memegang pedang kedepannya.

'Jangan serakah, Bella. Terima saja dulu apa yang sudah di berikan.'

Dan di mulailah rutinitas Bella di Istana Safir yang sesungguhnya.

Pagi hari Bella akan di mulai dengan lari mengelilingi lapangan latihan untuk menjaga agar tubuhnya tetap fit, sebelum akhirnya mandi dan sarapan. Jam sembilan sampai jam satu siang adalah saat tutor akan datang untuk mengajar sesuai jadwal hari itu, dan setelah itu Bella akan memiliki waktu bebas. Akhir pekan, Bella hanya akan ada kelas Tata Krama yang hanya berlaku satu jam di pagi hari.

Semua bagus, kok. Bella bahkan masih punya banyak waktu untuk diri bersantai. Jam belajarnya sebagai Mahasiswi Analis Kesehatan lebih banyak dari ini. Jadi untuk saat ini dia bisa mengatasinya.

Hanya saja, dua minggu menjalani rutinitasnya, Bella dilanda rasa gelisah.

Terbiasa hidup dengan terus-menerus waspada membuat Bella menjadi susah untuk beradaptasi dengan hidup yang penuh kenyamanan begini. Pikirannya terus saja siaga, dan tubuhnya bereaksi secara berlebihan pada gerakan kecil yang tidak terduga.

Semua ini membuatnya lelah. Dan jika dia tak melakukan sesuatu yang bisa mengasah kemampuannya, Bella akan menjadi gila.

(Bella jadi ingat beberapa tahun yang lalu, ketika dia pertama kali bagun di tubuh dan dunia baru, dia juga mengalami hal yang serupa. Selalu siaga dan waspada, dan menjadi gelisah karena tubuhnya yang lemah dan tak dapat melindungi diri sendiri.

Itu sebabnya Bella menghanguskan halaman rumahnya dulu, karena dia begitu putus asa untuk memanggil sesuatu yang dapat dia gunakan sebagai alat untuk melindungi diri.

Butuh lebih dari satu tahun untuk Bella menjadi lebih tenang, dan tak lagi menyerang orang-orang yang mengejutkan nya. Sekarang kebiasaan itu kembali karena para pembunuh bayaran itu berdatangan, dan Bella tidak yakin apa kali ini dia bisa menutup kebiasaan ini atau tidak.)

"Vera, apa tidak bisa sihir penghalang itu dihilangkan?" Bella mengkomplain.

"Sihir penghalang itu hanya bisa dihilangkan atas izin dari Yang Mulia Kaisar sendiri, tuan Putri." Jelas Vera dengan sabar. "Dan juga, akan sangat berbahaya untuk anda memegang senjata tanpa adanya seseorang untuk membimbing anda dengan benar."

Princess Of The Blazing FireWhere stories live. Discover now