Enter : Lucas (Finally, You Damn Male Lead!)

75 15 1
                                    

Hari-hari berlalu, dan si pemeran utama pria masih tidak kunjung datang. Athanasia pun masih terbaring menutup mata di kasur sang Kaisar, dan Bella masih setia untuk menunggu di sampingnya.

Banyak penyihir dari penjuru dunia dipanggil untuk menyembuhkan Athanasia, tapi tidak satu orang pun dari mereka yang tahu cara untuk menyembuhkan sang Putri Termuda Obelia.

Claude semakin gelisah setiap waktunya, dan Bella dengar dia sampai hampir memotong lidah salah satu Bangsawan yang mulutnya tak bisa dijaga jika saja Felix tidak ada disana untuk menghentikannya.

Bella menjadi risau. Dia tahu kalau si penyihir itu pasti akan datang, tapi masalahnya dia tidak tahu kapan orang itu akan datang.

'Apa aku cari saja dia, ya?'

"Bagaimana?" Claude bertanya pada penyihir yang saat ini sedang mencoba mencari tahu tentang kondisi Athanasia. Dia adalah penyihir wanita yang berasal dari Sycansia.

Si penyihir itu menggeleng dengan wajah meminta maaf. "Maafkan saya, Yang Mulia. Tapi kondisi Putri Athanasia sangatlah unik, dan saya mengakui bahwa saya tidak mampu untuk mengatasinya."

Claude terlihat seperti ingin menghancurkan apa saja dengan wajah datar dan dinginnya itu. Jadi untuk menghindari potensi perang karena Claude yang tak sengaja melukai Penyihir Kerajaan Asing dalam amarahnya, Bella berdiri untuk menangani masalah sebelum itu terjadi.

"Terima kasih atas bantuan mu, Madam Helga. Biar aku mengantarkanmu sampai dimana Kereta Kuda nya berada."

Madam Helga mengangguk mengerti. Bella kemudian menawarkan tangannya, yang di ambil dengan mudahnya oleh si Penyihir Sycansia.

Dalam perjalanan mereka menuju ke tempat dimana Kereta Kuda yang disiapkan Istana berada, Bella dapat melihat bagaimana runtuhnya Athanasia mempengaruhi Istana.

Suasana menjadi suram. Tak ada lagi senyum dan tawa cerah dari Tuan Putri Athanasia mereka yang biasanya menggema di lorong Istana. Bella seperti merasa kalau warna di Istana menjadi lebih gelap, dan bunga-bunga di taman menjadi layu.

'Atau itu hanya perasaan ku saja? Sejak kapan aku menjadi poetis begini?'

"Kondisi Putri Athanasia sepertinya benar-benar berpengaruh kepada orang-orang dalam Istana ini," Madam Helga berkomentar, mengkonfirmasi bahwa itu bukan hanya perasaan Bella saja.

"Kau benar." Bella menyetujui. "Kehadiran Athanasia membuat seluruh Istana berwarna. Dan sekarang semua itu meredup saat dia tak bisa melakukan semua kebiasaannya."

Madam Helga bergumam mengerti. Sejenak keheningan menyapa mereka, sebelum akhirnya si penyihir kembali bersuara.

"Tuan Putri Bellatrix, apa anda percaya pada adanya pasangan jiwa?"

Bella merasa bingung pada pertanyaan diluar konteks itu. "Pasangan jiwa?"

Madam Helga mengangguk.

"Setiap jiwa lahir ke dunia memiliki pasangan masing-masing. Bagi mereka yang beruntung, mereka akan menemukan pasangan jiwa mereka di kehidupan fana mereka. Tapi terkadang, mereka harus menunggu untuk kehidupan mereka yang selanjutnya untuk bisa bertemu dengan pasangan jiwa mereka." Madam Helga menjelaskan, dengan nada yang tenang layaknya air kolam yang baru saja mereka lewati. "Tidak ada yang tahu bagaimana seseorang bisa mengenali pasangan jiwanya sendiri. Tapi dalam beberapa kasus spesial, mereka dianugerahi tanda mereka sendiri oleh Sang Dewa untuk mempermudah mereka dalam mengenali pasangan jiwa mereka."

"Semua itu terdengar seperti dongeng bagiku." Dan omong kosong yang dibuat oleh imajinasi seseorang. Tapi Bella tidak akan mengatakan itu ke wajah si penyihir Sycansia.

Princess Of The Blazing FireWhere stories live. Discover now