Meeting The Second Male Lead Is Kinda Unexpected

94 15 4
                                    

Sesampainya Athanasia di Istana dari manor Alpheus, dia langsung menjitak kepala pelaku yang telah melemparnya asal ke tempat itu.

"Ack!" Lucas memegang kepalanya, ekspresinya tercengang. "Kau adalah yang pertama memukulku begini, tapi untuk apa? Aku hanya mengirim mu kesana karena kau bilang kau mau berteman dengan anaknya Paman Putih."

'Kau pikir aku bodoh, ya?'

Athanasia menatap Lucas intens, menahan amarah karena alasan bodoh yang baru saja penyihir itu katakan.

"Iya, iya, aku salah. Jangan marah." Lucas akhirnya mengalah.

"Janji jangan lakukan ini lagi setiap kali kau mau."

Lucas tidak menjawab, dia malah mengalihkan tatapannya dan menatap ke luar jendela.

"Lucas!"

"Iya, aku janji." Lucas menggerutu. "Tapi aku tidak janji dengan kakakmu."

Athanasia menghentikan gerakannya menuju sofa di seberang Lucas. "Apa maksudmu?"

"Tadi kakak mu kesini saat kau masih asik berteman dengan anaknya si Putih." Ucap Lucas, membuat Athanasia menjadi panik. "Dia bertanya keberadaan mu. Aku jawab aku mengirimmu karena kau bilang kau mau berteman dengan anaknya si Putih daripada aku, dan dia setuju dengan pendapatmu. Jadi aku kirim saja dia untuk berteman dengan anaknya si Putih setelah aku memulangkanmu."

Athanasia benar-benar mulai panik, dia bangun menghampiri Lucas dan mulai menggoyang-goyangkan badan Lucas dengan keras. "Kau ini bagaimana, sih!? Bagaimana kalau nanti kakakku kenapa-napa!? Dia itu masih anak kecil! Apa jadinya jika Alpheus menemukan nya di halaman kandang nya!"

Jika terjadi sesuatu pada Bellatrix, maka Athanasia akan kehilangan sekutu terbaik nya!

"H-hey, hentikan dulu!" Athanasia berhenti menggoyangkan Lucas, namun masih dengan tatapan tajam yang membara.

Lucas menghela napas besar-besar. "Memangnya kau pikir apa yang akan terjadi pada Kakak mu? Lihat saja kau sendiri, kau tidak apa-apa setelah dari rumah si Putih, kan? Kenapa kau pikir dia tidak akan sama?"

"Itu karena Bellatrix berbeda dari ku!"

Bellatrix berbeda dari Athanasia, yang mengingat kehidupan lamanya, yang tahu apa yang akan terjadi di dunia ini dari novel yang dibacanya. Bellatrix itu hanya anak biasa.

(Di masa depan nanti, Athanasia akan tertawa pada apa yang dirinya dulu pikirkan.)

"Kau benar, Bellatrix itu berbeda darimu." Lucas dengan santainya menyetujui perkataannya. "Perbedaannya adalah dia bisa dengan mudah keluar dari situ tanpa bantuan ku sekalipun. Tidak sepertimu yang harus meneriakkan namaku untuk keluar dari situ."

Perkataan Lucas barusan benar-benar menusuk hati. Karena apa yang dikatakan anak ini memang benar, Athanasia tidak akan bisa keluar dari kandang si Putih jika bukan karena Lucas.

'Tapi itu kan salahnya juga aku disana, tentu saja dia harus bertanggung jawab, kan?'

"Aku sudah mendengar semua rumor tentang anak itu." Ucap Lucas, sembari menarik Athanasia untuk duduk di sampingnya. "Hidup di luar Istana sebagai anggota keluarga Kekaisaran tanpa perlindungan itu sangat berbahaya. Kau sudah tahu kan kalau banyak yang mengincar nyawa kalian? Tak hanya dari luar Kekaisaran tapi juga dari dalamnya?"

Athanasia mengangguk pelan. Dia masih ingat bagaimana Bellatrix dengan santainya menyebut tentang para pembunuh bayaran yang mengincar nyawanya setiap saat ketika dia masih di luar Istana.

"Kau pikir bagaimana dia bisa hidup sampai sekarang?" Lucas bertanya, menatap Athanasia dengan manik ruby yang mulai serius. "Meminta perlindungan orang adalah hal yang sulit di situasi nya. Ku dengar dia juga hidup sebagai rakyat biasa sebelum ini, jadi itu pasti hal yang mustahil. Dan satu-satunya cara yang dia miliki adalah untuk melawan balik, dan menghabisi semua yang datang untuk melenyapkannya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Princess Of The Blazing FireWhere stories live. Discover now